Advertisement
Inflasi DIY 2019 Sesuai Perkiraan
                Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. - JIBI/dok
            Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bank Indonesia optimistis inflasi di DIY 2019 sesuai perkiraan. Kepala Perwakilan BI DIY, Hilman Tisnawan, menyebutkan dengan waktu dua bulan terakhir pada 2019 BI meyakini inflasi DIY 2019 berada pada sasaran 2019 yakni 3,5%±1% (yoy), dengan kecenderungan bias bawah (2,5%).
"Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah [TPI] DIY terus berkoordinasi dan berinovasi agar capaian inflasi berada pada sasaran yang ditetapkan," kata dia, Selasa (5/11/2019).
Advertisement
Hilman menjelaskan pada Oktober 2019 DIY kembali mengalami inflasi sebesar 0,18% (mtm). Dengan realisasi tersebut laju inflasi tahun kalender 2019 mencapai 1,98% (ytd) dan inflasi tahunan 3,04% (yoy). Inflasi yang terjadi pada Oktober 2019 disebabkan oleh peningkatan tekanan pada kelompok inflasi inti dan kelompok harga yang diatur pemerintah (adminstered prices).
Adapun kelompok harga pangan bergejolak (volatile food) masih turun harga. Kelompok volatile food tercatat mengalami deflasi -0,53% (mtm), utamanya dipicu penurunan harga komoditas cabai merah (-14,18%), cabai rawit (-14,70%), dan telur ayam ras (-7,20%). Pada komoditas aneka cabai, panen raya yang terjadi di beberapa sentra produksi di Sleman dan Kulonprogo menyebabkan pasokan di pasar semakin stabil sehingga harga cenderung melandai.
Untuk harga komoditas telur ayam ras kembali turun. Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga telur ayam ras di tingkat pengecer mencapai Rp20.450/kg. Deflasi tersebut disebabkan pasokan telur di pasar tidak sepenuhnya terserap oleh konsumen.
Sementara, inflasi pada kelompok inti cenderung meningkat dengan capaian 0,33% (mtm) yang disebabkan oleh siklus inflasi pendidikan. Tarif akademi dan perguruan tinggi kembali meningkat yakni 5,31% (mtm), sehingga sepanjang 2019 kenaikan tarif pendidikan tinggi telah meningkat 6,19% (yoy). Hal ini menyebabkan inflasi pendidikan di DIY secara keseluruhan telah meningkat menjadi 6,03% (yoy), yang menjadi peningkatan tarif pendidikan tertinggi dalam lima tahun terakhir. "Semakin maraknya sekolah swasta bertaraf internasional turut menyebabkan inflasi pendidikan di DIY cenderung tinggi," kata dia.
Hilman menuturkan TPID DIY terus memastikan harga di tingkat retail tidak melebihi harga eceran tertinggi, sehingga harga bahan bakar rumah tangga dapat terjaga stabil. Menjelang akhir tahun, trafik angkutan udara kembali meningkat. Semakin maraknya agenda meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) turut berperan meningkatkan permintaan transportasi, khususnya angkutan udara.
Sebelumnya, dalam berita resmi statistik Kepala BPS DIY Heru Margono mengungkapkan Jogja pada Oktober 2019 mengalami inflasi sebesar 0,18% yang disebabkan naiknya indeks harga konsumen kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,24%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 0,21%; kelompok sandang naik 0,29%; kelompok kesehatan naik 0,15%; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 1,41%, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,12%. Sementara, kelompok bahan makanan turun sebesar 0,45%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pertamina Pastikan Pertalite di Jawa Timur Bebas Air dan Etanol
 - Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rp 40 Ribu, Bawang Merah Rp41 Ribu per Kg
 - PLN UP3 Yogyakarta Siagakan Lebih dari 500 Petugas Hadapi Musim Hujan
 - Kemnaker Buka 80.000 Kuota Magang Nasional Tahap 2
 - Cek Harga Sembako Hari Ini, Cabai Rp39 Ribu, Telur Rp31 Ribu
 
Advertisement
    
        Polisi Dalami Kasus Perempuan di Sleman yang Meninggal Tak Wajar
Advertisement
    
        Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement


            
