Advertisement
Harga Daging Babi di China Diperkirakan Turun Akhir Tahun
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pada akhir tahun ini, harga daging babi di China yang terus melesat dan mendorong inflasi ke level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir diperkirakan mereda. Penyebabnya, pemerintah mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan biaya.
Selain peningkatan penjualan cadangan daging negara dan langkah-langkah untuk meningkatkan impor, China juga dapat memaksa perusahaan cold storage komersial untuk melepaskan persediaan mereka sebelum liburan Tahun Baru Imlek pada Januari, kata Jim Huang, Kepala Perusahaan Lonsultan Independen www.china-data.com.cn.
Advertisement
China juga siap mencabut larangan unggas AS untuk meningkatkan pasokan daging.
"Kita bisa melihat harga terus naik hingga pertengahan Desember ketika pemerintah dapat melakukan intervensi," kata Huang.
“Pemerintah daerah telah berusaha untuk memperluas persediaan dengan menyimpan sepersepuluh daging yang disembelih selama beberapa bulan terakhir dan cadangan ini dapat dilepaskan ke pasar sebelum liburan,” lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.
Zhu Zengyong, analis di Chinese Academy of Agricultural Sciences’ Agricultural Information Institute, China akan mendorong impor dari Kanada setelah dimulainya kembali kesepakatan perdagangan dan membuka keran impor dari lebih banyak pemasok di Chili dan Argentina untuk mengekang harga.
"Harga mungkin naik, tetapi tidak sebesar yang terjadi pada bulan September dan Oktober," kata Zhu, mengatakan bahwa peternakan menyimpan lebih banyak anakan babi sebagai stok pembibitan, sehingga menghasilkan pasokan yang lebih ketat.
Para petani, yang memelihara babi lebih besar untuk daging yang lebih gemuk, akan mulai menyembelih babi mereka untuk Tahun Baru Imlek, sehingga pasokan akan meningkat, tambah Huang.
Reli daging babi China telah menunjukkan tanda-tanda pelambatan pada pekan pertama November, dengan harga naik 0,7 persen pada minggu sebelumnya, dibandingkan dengan kenaikan 7,4% pada minggu terakhir Oktober dan 11 persen dalam tujuh hari sebelumnya.
Namun, harga naik 168% dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data kementerian pertanian.
Merebaknya virus demam babi Afrika di beberapa bagian China, terutama daerah utara dan timur laut, telah memicu penjualan babi di beberapa tempat, sehingga menekan harga, kata Lin Guofa, seorang analis senior di perusahaan konsultan Bric Agriculture Group.
Peningkatan pemotongan babi sebelum liburan Tahun Baru Imlek akan menguras cadangan ternak dan kemungkinan akan memperburuk kekurangan daging babi pada paruh pertama tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
Advertisement
576.619 Penumpang Mudik Naik KAI Commuter Wilayah 6 Yogyakarta selama Lebaran 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement