Advertisement
Provider dengan Strategi Bakar Uang Akan Kalah Dengan yang Beri Layanan Lengkap

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pengamat ekonomi dari Pusat Kajian Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jogja, Ardhito Binadi, menilai persaingan bisnis keuangan sangat ketat. Di era dahulu, perbankan gencar beradu suku bunga relatif tinggi dengan pesaing agar orang menempatkan dananya.
"Kemudian berkembang menjadi adu hadiah mewah. Pada akhirnya bank yang dipilih adalah bank yang mampu memberikan keamanan dana dan layanan keuangan lengkap," ujarnya saat dihubungi, Jumat (20/12/2019).
Advertisement
Era berikutnya muncul e-money dan fintech. Agar masyarakat bersedia memindahkan uang tunainya menjadi e-money, provider gencar promosi kemudahan dan potongan besar-besaran untuk setiap transaksi menggunakan e-money.
"Tujuannya sama, agar orang menggunakan e-money mereka. Strategi ini jangka pendek mampu menarik sebagian masyarakat," katanya.
Meski ditawarkan dengan berbagai kemudahan dan potongan harga besar-besaran, menurut Ardhito orang yang memiliki uang banyak akan tetap bertindak rasional. Tidak mudah tergiur dengan strategi bakar uang oleh provider.
"E-money sama seperti uang kartal lainnya. Berfungsi sebagai alat tukar dan penyimpan nilai. Provider yang mampu memberikan layanan lengkaplah yang akhirnya akan bertahan. E-money yang dimiliki harus bisa dipakai pada banyak tujuan bertransaksi secara retail," ujarnya.
Hal itu dikarenakan uang kertas dapat digunakan pada berbagai macam transaksi di manapun dengan ragam yang banyak. Sementara e-money sebagian masih terbatas pada transaksi tertentu di tempat tertentu.
"Jangka pendek orang tergiur memiliki e-money untuk dapat diskon promo. Seiring dengan keterbatasan bertransaksi dan tempat transaksi, akhirnya berpikir ulang untuk nambah saldo di e-money," ujarnya.
Ardhito berkesimpulan, provider dengan strategi bakar uang akan tetap kalah pada akhirnya dengan yang memberikan layanan transaksi lebih luas dan lebih lengkap.
"Akhirnya e-money yang dapat digunakan pada ragam transaksi lebih banyak dan tempat lebih banyak yang akan dipilih masyarakat, mendekati fungsi uang kertas yang selama ini telah dimiliki," tandasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Juara Nasional dan Internasional, 828 Pelajar DIY Diberi Penghargaan
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Erick Thohir Dilantik Jadi Menpora, Kementerian BUMN Berpotensi Hilang
- Pariwisata Butuh Pembiayaan, Berharap Suku Bunga Bank Turun
- Harga Beras, Bawang, hingga Cabai Rawit Merah Turun Hari Ini
- Permintaan Kredit Belum Terpacu, Ini Kata Gubernur BI
- Pemerintah Siapkan Skema Impor BBM Satu Pintu Pertamina
- Ribuan Koperasi Desa Merah Putih Tunggu Dana Cair dari Bank Himbara
- Iuran JKK Industri Padat Karya Dapat Keringanan hingga 2026
Advertisement
Advertisement