Advertisement
Momentum Kurangi Ketergantungan Pasar Asing

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) DIY mengakui kasus penyebaran virus Corona (Covid-19) berdampak pada perekonomian. Momen ini harus dimanfaatkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.
Ketua Kadin DIY GKR Mangkubumi menyebutkan dampak Covid-19 pada perekonomian menjadi keprihatinan seluruh dunia. Kondisi perekonomian Indonesia pun turut terdampak. "Dengan Tiongkok menyetop pengiriman ke luar, kita baru sadar ternyata sekian besarnya bergantung pada Tiongkok. Ini waktu untuk merefleksi diri dan potensi lokal itu masih ada. Tinggal masing-masing perusahaan dan pribadi bagaimana untuk inovsi secara cepat," ujar dia, Selasa (10/3).
Advertisement
Ia tidak menampik perusahaan yang bergantung pada bahan dari luar negeri khususnya Tiongkok, sangat terdampak dengan Covid-19 ini. Namun, untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ia optimistis masih bisa bertahan meskipun memerlukan perjuangan.
"UMKM ini bisa survive dengan kembali pada potensi lokal. Mungkin dinas bantu dampingi mereka. Bisa mengarahkan dan membantu untuk kembali gerakkan ekonomi. Meskipun pelan, tetapi gerak. Kita harus bergandengan tangan. Roda ekonomi harus digerakkan bersama. Kita harus cari jalan keluar," papar dia.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Hilman Tisnawan mengakui industri yang menggunakan bahan baku ataupun bahan pendukung dari Tiongkok, sangat merasakan dampak Covid-19. Namun, hal ini diharapkan disikapi dengan bijak untuk mencari alternatif lain. "Justru ini momentum titik balik bagi masyarakat untuk bangkit gantikan peran bahan dari luar negeri. Jangan lagi dimanjakan impor," kata dia.
Ia mendorong pelaku usaha yang menggunakan bahan dari Tiongkok untuk mencari alternatif dan memaksimalkan sumber daya dari dalam negeri. Hal ini pun bisa mendorong produksi dalam negeri.
Hilman menyebutkan secara kualitas, bahan baku dari dalam negeri tidak kalah. Namun, persoalan selama ini yang dihadapi adalah harga. "Dari dahulu, kita kompetitif di harga. Kalau bisa, yang tadinya dipasok Tiongkok, kita isi. Orang Indonesia itu kreatif. Tetapi, masalahnya pada kemampuan berkompetisi dan beri harga yang terbaik," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
Advertisement

Jadwal Bus KSPN Sinar Jaya dari Jogja ke Pantai Parangtritis Bantul dan Pantai Baron Gunungkidul
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Harper Malioboro Yogyakarta Raih Penghargaan Tertinggi Kategori Makanan dan Minuman di Archipelago F&B Bootcamp 2025
- Danantara Jalin Komitmen Investasi dengan Perusahaan Arab Saudi Senilai Rp162 Triliun
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Karyawan TikTok Shop di Amerika Serikat Kena PHK
- Ini 6 Rute Baru Trans Jabodetabek, Berikut Jadwal dan Trayeknya
- Pertamina Patra Niaga Siap Laksanakan LPG Satu Harga
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisman ke DIY pada Juni 2025 Naik 20 Persen
Advertisement
Advertisement