Advertisement

BI Optimistis Inflasi DIY 20202 di Titik Tengah Sasaran

Kusnul Isti Qomah
Jum'at, 03 April 2020 - 12:27 WIB
Mediani Dyah Natalia
BI Optimistis Inflasi DIY 20202 di Titik Tengah Sasaran Tim dari Biro Perekonomian dan Pembangunan dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY memantau harga kebutuhan pokok pangan jelang Ramadan 2018 di Pasar Wates, Selasa (8/5 - 2018).Harian Jogja/Uli Febriarni

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Bank Indonesia memperkirakan inflasi DIY 2020 akan berada pada titik tengah sasaran. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Hilman Tisnawan mengatakan untuk mencapai sasaran tersebut, Bank Indonesia bersama TPID DIY berkomitmen untuk terus memantau perkembangan harga dan kecukupan stok pangan serta pelaksanaan distribusinya. "Selain itu, kami juga akan terus meningkatkan sinergi dan koordinasi antarlembaga agar stabilitas harga di DIY dapat terus terjaga," ujar dia, Kamis (2/4).

Advertisement

Ia menjelaskan pada Maret 2020, inflasi DIY tercatat menurun dibanding bulan sebelumnya menjadi 0,07% (month to month/mtm). Dengan realisasi tersebut, laju inflasi DIY secara akumulatif sampai dengan Maret 2020 tercatat 0,74% (ytd) atau secara tahunan yakni 2,95% (year on year/yoy).

Capaian inflasi DIY sedikit lebih rendah dibanding inflasi Nasional, yaitu 2,96% (yoy) dan masih berada pada sasaran yang ditetapkan, yakni 3,0% plus minus 1% (yoy). Keyakinan konsumen di DIY tetap terjaga baik, tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen Maret 2020 yang masih tinggi pada level 133,8 yang menunjukkan konsumsi masyarakat masih cukup kuat.

"Terkendalinya inflasi DIY pada Maret 2020, terutama disebabkan oleh penurunan harga kelompok harga pangan bergejolak [volatile food]. Sementara, tekanan harga dari kelompok inti [core inflation] maupun kelompok harga yang diatur pemerintah [administered prices] justru mengalami peningkatan," ungkap dia.

Kelompok volatile food mengalami deflasi, utamanya disebabkan oleh komoditas aneka cabai dan bawang putih. Komoditas cabai merah mengalami penurunan harga -26,61% (mtm) dengan rata-rata harga bulanan Rp40.300 berdasarkan pencatatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS). Adapun cabai rawit turun -33,80% (mtm) ke rata-rata harga bulanan Rp35.000. Penurunan harga ini disebabkan oleh panen yang terjadi di beberapa daerah sentra di DIY.

Sejak 11 Maret 2020, 1.500 ton impor bawang putih telah masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan telah didistribusikan ke daerah termasuk DIY. Hal ini menyebabkan pasokan bawang putih di pasar kembali stabil dan harga turun ke rata-rata normal. Selain itu Kementerian Pertanian pada akhir Maret 2020 juga telah menambah kuota impor bawang putih menjadi 450.000 ton, sehingga dapat mengamankan stok bawang putih hingga akhir tahun.

 

Penjualan Online

Agar kelancaran distribusi tetap terjaga di tengah kondisi physical distancing, saat ini TPID DIY berupaya mendorong penjualan bahan pokok secara daring agar berbagai komoditas pangan saat ini dapat dibeli melalui aplikasi maupun web seperti Ipangandotcom, Titipku, hingga Sonjo-Pangan. Untuk mendorong penggunaan transaksi non tunai, Bank Indonesia juga membebaskan biaya transaksi (merchant dicount rate/MDR) melalui QRIS bagi usaha mikro di berbagai pasar.

Dari kelompok inflasi inti secara umum tercatat meningkat, utamanya disebabkan oleh komoditas emas perhiasan dan gula pasir. Komoditas emas perhiasan mengalami inflasi 4,98% (mtm) sebagai akibat dari faktor global. Rata-rata harga emas dunia pada Maret 2020 melonjak 0,6% (mtm) ke level US$1.604 [Rp26,4 juta]/oz, menjadi level harga tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Pada komoditas gula pasir sempat terjadi penurunan produksi akibat kelangkaan pasokan bahan baku. Namun demikian menjelang akhir Maret 2020 pasokan gula telah masuk ke Bulog Divre DIY dan diperkirakan pasokan gula di April 2020 telah kembali lancar.

"Guna mencegah peningkatan harga secara berlebih, TPID dan Satgas Pangan telah melakukan berbagai upaya pengawasan untuk mencegah penimbunan stok dan margin berlebih di pasar," kata dia.

Sementara itu, komponen administered price sedikit mengalami inflasi, yang disebabkan oleh komoditas rokok. Kenaikan cukai rokok sebesar 23% (yoy) telah efektif berlaku sejak Januari 2020. Hal ini mengakibatkan komoditas rokok mengalami kenaikan harga secara bertahap hingga akhir tahun. Pada komoditas angkutan udara terus mengalami penurunan penumpang seiring lesunya aktivitas pariwisata di DIY sehingga tarif tiket angkutan udara di DIY secara rata-rata mengalami penurunan -0,08% (mtm).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Heru Margono mengatakan Jogja pada Maret 2020 mengalami inflasi sebesar 0,07%.  Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,19% dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,10%. Adapun kelompok yang relatif stabil yaitu kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran. "Dari 90 kota yang dihitung angka inflasinya, 43 kota IHK mengalami inflasi dan 47 kota IHK mengalami deflasi," kata dia.

 Inflasi Disebabkan

  • Indeks harga konsumen kelompok pakaian dan alas kaki 0,40%
  • Indeks harga kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya 0,09%
  • Indeks harga kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,13%
  • Indeks harga kelompok kesehatan 0,02%
  • Indeks harga kelompok transportasi 0,18%
  • Indeks harga kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 0,11%
  • Indeks harga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 0,80%.

Sumber: BPS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 00:57 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement