Advertisement
Dari Berjualan Helm hingga Custom Helm
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Berawal dari menjual helm retro, pemilik Fredy Helm Jogja, Eko Fredian mengembangkan custom helm sesuai keinginan konsumen.
Fredi menceritakan usaha custom helm ini dirintis sejak 2014. Kala itu dia menyasar pasar helm retro. Barang dagangan diambilnya dari distributor. Kebetulan, kata dia, ada tetangganya yang menjadi distributor helm.
Advertisement
“Selama satu tahunan, kemudian permintaan bertambah dan dengan permintaan model yang berbeda. Kemudian saya memberanikan diri membuat sendiri, belajar mengecat, membuat motif-motif yang disenangi konsumen. Sampai sekarang menerima custom helm sesuai dengan keinginan konsumen,” ucap Fredi, Jumat (1/5).
Pemilihan nama Fredy Helm Jogja, dikatakannya hanya sederhana. Diambil dari namanya sendiri, kemudian karena berdominisili di Jogja sehingga ditambahkannya nama Kota Jogja. Nama itu diharapkan mudah diingat. Alhasil jika ada orang yang mencari helm custom di Jogja, tempatnya ya di Fredy Helm Jogja.
Setiap hari, ia mengerjakan helm pesanan di rumahnya yang berada di Suryodiningratan MJ 2/ 636 RT32 RW09, Mantrijeron, Jogja. “Teras saya jadikan show room. Rencana saya mau buka toko di Ring Road Selatan Wojo, tetapi karena ada pandemic virus Corona ini saya pending dulu,” ujarnya.
Tanggapan Pasar
Fredi menilai pasar helm custom masih bagus. Banyak orang berminat, karena sekarang banyak acara custom motor. Orang yang berhobi mendadani motor juga tergerak untuk mengkreasikan helmnya. Pasar Fredy Helm Jogja mayoritas seluruh Indonesia. Kendati demikian, dia juga pernah mendapat pesanan dari luar negeri, seperti Malaysia dan Belgia.
“Targetnya memang orang yang suka dengan motor retro/ klasik, custom motor atau motor lawas/ vintage. Sejumlah acara juga pernah kami ikuti, untuk pameran seperti acara motor Honda CB, Indonesia Scooter Festival, Kustomfest, dan sejumlah pameran lainnya,” ujarnya
Fredi mengatakan dapat memenuhi permintaan pelanggan untuk custom helm mulai dari model, warna, hingga ukuran. Untuk tarif yang dipatok mulai dari Rp350.000 hingga Rp1,5 juta sesuai dengan kerumitan dan desain gambar. Waktu pengerjaan yang diperlukannya untuk satu helm antara dua hingga tiga pekan.
“Tantangannya dalam membuat helm ini, semua dikerjakan dengan manual, dari menggosok cat motif, busa daleman dikerjakan sendiri. Makanya memakan waktu agak lama. Harapan saya dengan usaha ini dapat diterima dan diminati masyarakat,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
Advertisement
Tingkatkan Daya Saing, Pemkot Jogja Dorong Sertifikasi dan Legalitas Produk UMKM
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Usai Libur Lebaran, Harga Cabai, Daging, Bawang Merah dan Gula Kompak Naik
- INNSiDE Yogyakarta Umumkan Pemenang Grand Prize Bu Iin
- Antisipasi Perang Iran Israel, Program Gas Murah Bakal Dilanjutkan
- PT KAI Sebut KA Joglosemarkerto Jadi Favorit saat Libur Lebaran
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani Selamatkan Ekonomi
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Ke-3 di Dunia, Kalahkan Elon Musk
Advertisement
Advertisement