Advertisement
Ekonomi DIY Triwulan I Kontraksi 0,17%, Terendah Kedua secara Nasional

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat perekonomian DIY pada Triwulan I-2020 mengalami kontraksi sebesar 0,17%.
Kepala BPS DIY Heru Margono menjelaskan perekonomian DIY yang diukur dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
harga berlaku triwulan I-2020 mencapai Rp34,70 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp25,42 triliun.
Advertisement
"Perekonomian DIY triwulan I-2020 terhadap triwulan I-2019 mengalami kontraksi sebesar 0,17 persen secara year on year berlawanan arah dibanding pertumbuhan periode yang sama di 2019 sebesar 7,51 persen," kata dia, Selasa (5/5/2020).
Ia menjelaskan bila dibandingkan triwulan IV-2019 perekonomian DIY mengalami kontraksi sebesar 5,48% (q to q).
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan (yoy) tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Informasi dan Telekomunikasi, diikuti Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, dan Pengadaan Listrik dan Gas. Sementara yang mendorong terjadinya kontraksi perekonomian terutama karena kategori Konstruksi tumbuh -9,75%, Pertanian sebesar -8,92%, dan Jasa Perusahaan sebesar -7,48%.
Dari sisi Pengeluaran, kontraksi yang dalam terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi lembaga swasta nonprofit dan pembentukan modal tetap bruto masing-masing sebesar 8,80% dan 7,23%. "Di samping juga dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan di komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga," ujar dia.
Ia memaparkan andil terbesar pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan I 2020 (yoy) adalah lapangan usaha Informasi dan Komunikasi, diikuti oleh Jasa Pendidikan, dan Real Estate. Sementara itu, andil kontraksi pertumbuhan tertinggi adalah kategori Konstruksi sebesar -0,98%, Pertanian sebesar -0,91%, dan Industri Pengolahan sebesar -0,19%.
"Dari sisi pengeluaran, pembentukan modal tetap bruto memberikan andil terbesar terjadinya kontraksi pertumbuhan (yoy), meskipun komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih memberikan andil sebesar 1,45 persen," jelas dia.
Terendah Kedua Nasional
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Hilman Tisnawan menyebutkan pertumbuhan ekonomi ini menjadi yang terendah kedua secara nasional setelah Bali (-1,14%; yoy). "Adapun pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I sebesar 2,97 persen, Jawa 3,42 persen, dan DIY -0,17 persen," kata dia.
Hilman menyebutkan dari sisi lapangan usaha yang mengalami penurunan secara year on year yakni, Konstruksi -9,75%, Pertanian -8,92%, Industri Pengolahan -1,47%. Sementara lapangan usaha yang mengalami kenaikan (yoy) yakni Informasi Komunikasi 11,24% dan Jasa Pendidikan 5,99%.
Dari sisi pengeluaran (yoy) Konsumsi Rumah Tangga meningkat 2,54%, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMT) -7,23%, Konsumsi Pemerintah 1,33%, Ekspor Luar Negeri 5,25%, dan Impor Luar Negeri 2,01%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
- Harga Bawang Merah Masih Tinggi di Level Rp42.528 per Kilogram
- Shopee Tambah Beban Baru Biaya Transaksi untuk Seller
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ini Daftar Tarif Listrik PLN Mulai 1 Juli 2025
- Barsa City Yogyakarta Resmikan HQ dan Unit Baru Tipe Studio
- Harga Emas Antam Hari Ini 30 Juni 2025 Turun Drastis, Rp1,88 Juta per Gram
- 30.000 Pekerja Terkena PHK hingga Juni 2025, Begini Langkah Pemerintah
- Hingga Mei 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Mencapai Rp7,26 Triliun
- Harga Bawang Merah dan Cabai Hari Ini 30 Juni 2024 Turun
- Permudah Perizinan Usaha, Pemerintah Terbitkan PP 28/2025 dan Wajibkan Semua K/L Masuk OSS-RBA
Advertisement
Advertisement