Advertisement
Proyek Nasional Terhambat hingga Mahasiswa Mudik, Penyebab Kontraksi Ekonomi di DIY

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat perekonomian DIY pada Triwulan I-2020 mengalami kontraksi sebesar 0,17%.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Hilman Tisnawan menyebutkan pertumbuhan ekonomi ini menjadi yang terendah kedua secara nasional setelah Bali (-1,14%; yoy).
Advertisement
Hilman mengatakan sektor konstruksi mengalami penurunan signifikan akibat faktor base effect usai berakhirnya investasi proyek Bandara YIA di akhir 2019. "Belum ada progress yg signifikan dari pengerjaan proyek strategis nasional [PSN] di DIY 2020. Proses pengadaan di awal tahun terhambat karena Covid-19," jelas dia, Selasa (5/5/2020).
Sektor pertanian mengalami kontraksi akibat pergeseran masa panen raya padi dari Maret menjadi April 2020. Fenomena ini terjadi di hampir seluruh daerah sentra produksi secara nasional.
Sektor industri furnitur mengalami tekanan permintaan akibat berkurangnya permintaan ekspor. Sementara industri pengolahan makanan minuman juga mengalami kontraksi, akibat kinerja pariwisata.
"Dampak dari Covid-19 mulai terasa pada Maret 2020, yang menyebabkan perlambatan kinerja pariwisata DIY," jelas dia.
Selain itu, faktor mahasiswa luar kota yang pulang ke masing-masing kotanya karena penutupan kampus, semakin memperdalam tekanan terhadap ekonomi DIY. Hal ini berdampak pada sektor akomodasi makan minum yang tumbuh menurun sangat tajam.
Pada Maret 2020 tingkat hunian kamar di DIY turun 33% (mtm). Sementara pada sektor transportasi udara, pada Maret 2020 telah turun 11,5% (mtm) seiring dengan kepindahan operasional bandara baru dan pembatasan perjalanan penumpang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Perahu Nelayan di Kulonprogo Terbalik, 2 Nelayan Selamat
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- NATO Diingatkan Trump untuk Berhenti Beli Minyak Rusi
- Insentif TKDN 25 Persen, Peluang Baru untuk Industri Ponsel Lokal
- BEI DIY Optimistis Bisa Menambah 50.000 Investor di 2025
- Pakar UGM: Kesinambungan Kebijakan Fiskal Jadi Kunci Stabilitas Pasar
- 5 Bank Disuntik Rp200 Triliun, Begini Penjelasan Indef
- Alasan dan Skema Merger Pelita Air dan Garuda
- Modal Asing Rp14,2 Triliun Kabur Pekan Ini
Advertisement
Advertisement