Advertisement

CEO EDUCA STUDIO : Peduli Terhadap Pendidikan Anak

Kusnul Isti Qomah
Sabtu, 09 Mei 2020 - 08:22 WIB
Mediani Dyah Natalia
CEO EDUCA STUDIO : Peduli Terhadap Pendidikan Anak CEO, Founder Educa Studio Andi Taru Nugroho NM./ Ist - Dok Pribadi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Karena memiliki kepedulian terhadap pendidikan anak-anak, Andi Taru Nugroho bersama sang istri mendirikan Educa Studio yang menyediakan gim edukasi yang menarik.

Bermula pada 1 April 2011, berdua bersama istrinya Idawati, Andi Taru Nugroho NM mendirikan Educa Studio. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi kemantapan hati mereka untuk membuat Educa Studio. "Awal mulanya, kami melihat mulai tahun ini penggunaan smartphone semakin tinggi. Selain itu, kami lihat juga belum banyak yang bikin gim edukasi padahal di luar negeri banyak yang pakai [gim edukasi]," kata dia ketika dihubungi Harian Jogja, Senin (27/4).

Advertisement

Ia pun memprediksi anak-anak di Indonesia pun akan semakin tersentuh dengan kemajuan teknologi termasuk adanya ponsel pintar. Mereka pun riset sejak 2011 dan akhirnya mengeluarkan aplikasi edukasi pertama bernama Marbel (Mari Belajar) pada 1 Oktober 2012.

Kemudian pada 2013 mereka mencoba memvalidasi pasar dengan mengikuti lomba dan event yang berhubungan dengan anak dan pendidikan. Ia ingin melihat bagaimana respons orang tua, guru, dan para ahli mengenai belajar melalui ponsel pintar. Rupanya ia mendapatkan respons yang baik.

Andi merupakan anak seorang guru. Lantaran sang ayah berprofesi sebagai guru, ia pun ingin mengikuti jejak dengan menjadi guru melalui cara lain yakni edukasi memanfaatkan kemajuan teknologi informasi (TI). "Saya SMK itu jurusan tekstil, kemudian ketika kuliah orang tua mengarahkan ke TI. Saya kuliah di UKSW Salatiga," kata dia.

Rupanya, jalur TI mengantarkannya menjadi pendiri Educa Studio yang membantu anak-anak belajar dengan cara yang menyenangkan. Sampai saat ini, dari sisi produk Educa Studio memiliki lebih dari 300 seri aplikasi dan sudah diunduh lebih dari 35 juta kali. "Kami menyediakan aplikasi pendidikan. Tahun kemarin, kami coba di animasi namanya Riri. Tahun lalu rilis 34 seri di YouTube dengan subscriber lebih dari 300.000 dan ditonton 30 juta kali," terang dia.

Riri mengangkat cerita rakyat. Ada visi yang ingin dicapai yakni agar cerita rakyat asli Indonesia tidak hilang. Educa Studio ingin mengangkat cerita rakyat dan dikemas dengan bagus. Ia mencontohkan cerita Malin Kundang menjadi yang paling banyak ditonton. "Riri itu cerita anak interaktif. Interaktif karena ada aplikasinya. Ada aplikasi untuk membaca buku. Riri visinya ke buku digital," jelas dia.

Ia menjelaskan Educa Studio memiliki visi untuk memaksimalkan teknologi untuk akses pendidikan lebih cepat, mudah, dan murah. Dengan adanya aplikasi Riri, ada ratusan buku di dalamnya yang bisa diakses hanya dengan Rp15.000 per bulan.

"Bayak yang ingin beli buku tetapi enggak mampu. Kami punya misi agar semua bisa menjangkau. Di dalamnya pun ada animasi. Kami ingin enggak hanya menarik tetapi murah juga. Supaya pendidikan ini bisa diakses siapa saja," jelas dia.

Ada 15 orang dalam tim inti Educa Studio. Semua orang harus memiliki visi dan passion yang sama yakni ada kepedulian di bidang pendidkan. Hal ini menjadi tantangan bagi Andi untuk mencari anggota tim yang sejalan dengan visinya.

"Misal ketika hiring personal harus ada concern di edukasi. Misal tim ilustrator, dia jago tetapi ketika minta untuk bikin ilustrasi untuk anak-anak males. Ini enggak bisa. Dicocokkan passion sejak hiring. Challenge-nya jadi cari talent enggak gampang," kata dia.

Sedari awal ia memastikan semua orang harus memiliki visi yang sama. Di dalam Educa Studio ada tim riset dan desain produk. Mereka akan melihat sisi psikologi hingga ekonomi ketika membuat produk. Ketika rancangan produk sudah didapat semua bagian harus sejalan mewujudkan rancanyan itu.

"Itu harus dipatuhi. Tim produksi dan kreatif rulenya harus dari situ. Agar visi tetap tercapai," jelas dia.

Kejadian pandemi Covid-19 pun tak luput dari perhatian Educa Studio. Mereka langsung tanggap dan memikirkan bagaimana bisa berkontribusi secara teknologi. "Kami membuat sesuatu solusi yang sebentar lagi saya rilis. Kami bikin solusi supaya orang belajar lebih mudah. Semoga bisa mempermudah belajar mengajar. Kami senang bisa bantu belajar mengajar," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY Jumat 26 April 2024

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 11:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement