Advertisement
Komunikasi Digital Jadi Cara Kemenparekraf Bantu Pariwisata

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Memaksimalkan komunikasi digital, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan mengoptimalkan bantuan pasa sektor pariwisata di Indonesia.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meyakini penyebaran informasi terkait perekembangan penanganan pandemi Covid-19 akan mempengaruhi cepat lambatnya kebangkitan industri pariwisata.
Advertisement
Hal itu mereka sampaikan saat sesi diskusi dalam Asean Suistanable Tourism Solutin Expo (ASTSE) 2020 yang dihelat Kamis (5/11/2020).
Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf Agustini Rahayu memastikan bahwa ke depan pemerintah akan semakin mengedepankan penyebaran informasi terkini lewat internet, khususnya media sosial.
“Hal ini dilakukan agar publik menerima informasi yang akurat dan aktual dengan lebih cepat. Karena yang terpenting dalam menangani sebuah krisis adalah menjaga komunikasi yang baik dan menumbuhkan solidaritas antarpelaku terdampak,” paparnya dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, jaringan harianjogja.com, Jumat (6/11/2020).
Agustini menambahkan bahwa di masa pandemi Kemenparekraf telah menemukan kekuatan baru dalam komunikasi krisis. Kekuatan itu adalah pesan resiliensi pelaku industri pariwisata atas pandemi yang melanda serta optimisme mereka bahwa masa-masa sulit bisa dilalui lebih mudah dengan toleransi dan gotong royong.
Pesan itu pula yang menurutnya perlu digaungkan oleh seluruh negara anggota Asean guna semakin menumbuhkan kepercayaan wisatawan, baik dalam maupun luar negeri, tentang kekuatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Asean.
Meningkatkan Efektivitas
Direktur Jenderal Clickable Impact Consulting Group Jasen Lusk menyampaikan dukungan terhadap gagasan Kemenparekraf. Jason lantas menambahkan ada empat langkah yang bisa diaplikasikan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi digital di tengah pandemi.
Keempat langkah tersebut adalah memantau interaksi audience di media sosial, menyebarkan protokol penanganan krisis, memastikan publik bisa mengimplementasikan protokol tersebut, dan melakukan evaluasi terhadap implementasi yang ada.
Dalam konteks sekarang, protokol krisis yang dimaksud bukan cuma yang menyangkut keperluan pelaku usaha membangkitkan bisnis masing-masing, tetapi juga masyarakat luas. Termasuk budaya 3M yakni menjaga jarak aman, memakai masker dan mencuci tangan.
“Krisis memang terjadi secara tiba-tiba, oleh karenanya sangat penting bagi setiap industri, khususnya pariwisata, untuk memiliki perencanaan krisis yang matang. Sehingga ketika krisis itu datang, pelaku industri pariwisata sudah siap untuk menghadapinya,” tandasnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
- Harga Bawang Merah Masih Tinggi di Level Rp42.528 per Kilogram
- Shopee Tambah Beban Baru Biaya Transaksi untuk Seller
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ini Daftar Tarif Listrik PLN Mulai 1 Juli 2025
- Barsa City Yogyakarta Resmikan HQ dan Unit Baru Tipe Studio
- Harga Emas Antam Hari Ini 30 Juni 2025 Turun Drastis, Rp1,88 Juta per Gram
- 30.000 Pekerja Terkena PHK hingga Juni 2025, Begini Langkah Pemerintah
- Hingga Mei 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Mencapai Rp7,26 Triliun
- Harga Bawang Merah dan Cabai Hari Ini 30 Juni 2024 Turun
- Permudah Perizinan Usaha, Pemerintah Terbitkan PP 28/2025 dan Wajibkan Semua K/L Masuk OSS-RBA
Advertisement
Advertisement