Advertisement
Griya Cokelat Nglanggeran Berkembang dari Niat Tulus Pria Ini
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL--Niat tulus membantu serta keinginan memaksimalkan potensi yang ada menjadi alasan Manajer Griya Cokelat Nglanggeran, Sugeng Handoko dan rekan-rekannya mengangkat potensi cokelat yang ada di Nglanggeran, Kapanewon Patuk, Gunungkidul, eksis hingga saat ini.
Kepada Harianjogja.com, Sugeng mengisahkan bagaimana saat dia bersama dengan rekannya mulai melihat potensi kakao yang ada di Nglanggeran, Gunungkidul pada 2010. Saat itu pengembangan belum maksimal. Namun tidak berhenti di situ, keinginan untuk memaksimalkan potensi yang ada membuahkan hasil.
Advertisement
Usaha yang dirintis oleh tiga kelompok yang bergabung, dari kelompok tani yang menyediakan bahan baku Kakao, kelompok ibu-ibu hingga kelompok sadar wisata (pokdarwis), mendapat perhatian dan pendampingan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bank Indonesia (BI) DIY, dan Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul.
Pada 2014 Griya Cokelat Nglanggeran mulai eksis. “Memang mimpi sudah lama untuk mengolah cokelat itu,” ujar Sugeng, Senin (23/11/2020).
Keinginan untuk menjadikan cokelat dari Nglanggeran sebagai buah tangan wisatawan pun perlahan namun pasti mulai terwujud. Cokelat dari Nglanggeran pun, diakui Sugeng, dari waktu ke waktu kian banyak peminatnya.
Produk olahan pun semakin beragam. Dari yang saat awal hanya dijual di lokasi dan dititipkan di tempat penjualan oleh-oleh, kini Griya Cokelat Nglanggeran sudah melebarkan sayap penjualannya ke marketplace.
Niat Tulus
Sugeng mengungkapkan kunci untuk mengembangkan Griya Cokelat Nglanggeran setidaknya, didasari dari niat tulus membantu serta mengoptimalkan potensi yang ada dengan tetap menjaga lingkungan menjadi kekuatan penting.
Dia sadar betul tidak selamanya yang dilakukan membuahkan hasil ekonomi, tetapi ketika niat memberi dampak positif, belum dapat uang tetap bisa semangat melanjutkan.
“Lalu membagi peran, kami tidak bisa sendiri harus melibatkan orang lain. Kemudian kolaborasi, inovasi tidak selalu datang dari diri sendiri, inovasi bisa datang karena kerja sama,” ucapnya.
Selain itu juga dikatakannya pentingnya membangun sumber daya manusia (SDM). Membangun SDM yang berkualitas dinilainya lebih sulit dibangun daripada membangun sebuah infrastruktur. Lantaran, tidak semua punya konsistensi.
Terakhir, yang dinilainya penting membentuk identitas produk tersebut, dan menyebarkannya agar diketahui khalayak luas. Percuma mempunyai produk yang bagus, jika tidak ada orang yang tahu. Sehingga sangat penting untuk membawa produk ke khalayak luas.
Dia berharap Griya Cokelat Nglanggeran dapat terus berinovasi dan berkembang memberikan dampak positif di lingkungan masyarakat. “Punya mimpi, ketika orang dengan Nglanggeran itu tidak hanya Gunung Api Purba, tetapi juga cokelatnya. Melekat menjadi identitas termasuk untuk Gunungkidul,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
UMP DIY 2026 Diusulkan Naik Jadi Rp3,6 Juta hingga Rp4 Juta
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- OJK DIY Ungkap Adanya Lonjakan Kasus Pinjol Ilegal
- Harga Emas Logam Mulia Antam, UBS dan Galeri24 Hari Ini Anjlok Lagi
- Lampung Jadi Kandidat Lokasi Pabrik Etanol Toyota di Indonesia
- Pemerintah Akui Efisiensi Investasi RI Masih Kalah dari Vietnam
- Indonesia Surplus 4 Juta Ton Beras, Tak Lakukan Impor Tahun Ini
- Regulasi UMP 2026 Masih Disusun, Menaker Pastikan Libatkan Buruh
- Kemnaker Siapkan Perpres Ojol, Tekankan Aspek Keadilan Kerja
Advertisement
Advertisement



