Advertisement
Mudik Diperketat, Organda DIY Khawatir Muncul Angkutan Liar
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Kebijakan pemerintah memperketat pembatasan pergerakan masyarakat sebelum dan sesudah tanggal pelarangan mudik dinilai semakin memberatkan angkutan bis.
Diketahui Addendum Surat Edaran Nomor 13/2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Selama Bulan Suci Ramadan 1442 Hijriah, mengatur pengetatan persyaratan Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) selama H-14 peniadaan mudik Kamis (22/4) – Rabu (5/5) dan H+7 peniadaan mudik Selasa (18/5) – Senin (24/5).
Advertisement
“Semakin semaput [pingsan] kami dengan aturan itu. Pergerakan kami kan semakin dibatasi,” ucap Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY, Hantoro, Jumat (23/4/2021).
Baca juga: 35.809 Peserta Kartu Prakerja Dicabut, Ada Apa?
Hantoro mengatakan pengguna angkutan bus rata-rata masyarakat menengah ke bawah. Sementara dengan adanya berbagai kebijakan yang ada semakin memberatkan mereka, dengan biaya tambahan yang harus dikeluarkan. “Orang mencari alternatif kendaraan umum itu kan yang murah,” ujarnya.
Dia mengungkapkan hingga saat ini belum terlihat adanya peningkatan jumlah penumpang. Menurutnya penumpang yang ada saat ini, penumpang rutin saja yang biasa menggunakan bus, para pekerja yang biasanya bekerja di kota lain.
Baca juga: Sejak Diskon PPnBM, Permintaan 2 Mobil Mewah Ini Melesat
Hantoro khawatir dengan adanya kebijakan larangan mudik dan membuat bus resmi tidak beroperasi, muncul angkutan liar. “Khawatirnya justru ada angkutan liar untuk membawa pemudik, itu kan sulit memantaunya. Ketentuan yang dikeluarkan pemerintah pastinya juga tidak dapat dipenuhi,” ucapnya.
Menurut Hantoro larangan mudik kedua kalinya setelah 2020 lalu, membuat anggota Organda DIY semakin berat. Ia berharap pemerintah dapat memberikan ruang gerak bagi mereka, dengan tetap patuh pada aturan yang ada, membantu memutus penyebaran Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
Advertisement
AJARAN AGAMA: Generasi Milenial Dinilai Penting Belajar Fikih
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Ekonomi: Mengurangi Ketidakpastian Jangka Pendek
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Kenaikan BI-Rate Bakal Berdampak Positif untuk Pasar Modal Lokal
- BI Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin Jadi 6,25%
- Pasca-Lebaran, Bisnis Properti di DIY Reborn
Advertisement
Advertisement