Advertisement
Profitabilitas Sektor Properti Semakin Bertambah karena Covid Varian Delta

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Peningkatan kasus Covid-19 melalui varian Delta meningkatkan ketidakpastian seputar pemulihan ekonomi dan pasar properti lokal, regional, dan nasional.
Steve Atherton, Head of Capital Markets & Investment Services dari konsultan properti Colliers Indonesia, mengemukakan dengan ketidakpastian ini dan juga periode yang lebih lama dari penurunan kinerja sektor perhotelan dan pariwisata, ritel, makanan dan minuman, penyewaan kantor, serta penjualan apartemen, tekanan pada profitabilitas dan keberlangsungan sektor properti bertambah.
Advertisement
Akibatnya, lanjutnya, investor memperkirakan nilai properti pada masa pandemi dengan potongan harga akan tetap ada merupakan cerminan resiko arus kas yang lebih besar, harga sewa/jual yang lebih rendah, penyerapan yang lebih lambat, serta tingkat hunian yang lebih rendah.
Mengenai pengaruh persepsi pelaku pasar global terhadap kinerja investasi Indonesia yang juga memengaruhi stabilitas investasi properti di Indonesia, dia menyebutkan investor global lebih fokus pada peluang investasi properti yang tertekan di gateway pasar berkembang daripada pasar yang kurang berkembang.
Selain itu, dengan berlakunya larangan perjalanan, kemampuan untuk sepenuhnya mengevaluasi properti dan menjalin hubungan yang lebih dalam dengan calon mitra lokal akan sangat terpengaruh.
“Akibatnya, untuk mendapatkan perhatian investor global dalam kondisi pasar saat ini, penawaran yang diberikan harus sangat menarik dari segi kualitas aset properti, lokasi, dan juga harga,” ungkapnya pada Senin (5/7/2021).
Sementara itu, berkaitan dengan aturan PPKM Darurat diterapkan pada 3–20 Juli, dia memandang investor lokal sekalipun akan sangat berhati-hati dan menghindari kontak dengan pihak lain. Pada akhirnya, bisnis properti akan sangat terlokalisasi.
“Nilai dan optimisme yang ada di pasar akan dibangun atas dasar berita baik dan kesuksesan sebuah proyek. Saat ini berita baik yang beredar terbatas, sehingga pasar masih menunggu perkembangan,” kata Atherton.
Dia menilai sekarang investor domestik akan sangat selektif dalam kegiatan akuisisi dan memilih kelas aset paling aman untuk dimiliki.
Atherton juga mengungkapkan apa yang perlu dipertimbangkan oleh investor jika ada proses akuisisi yang sedang berlangsung untuk memastikan semuanya tetap aman dan terkendali.
Menurut dia, selama ada tim dan konsultan lokal yang berada di lapangan dan dapat mengelola proses due diligence dalam proses akuisisi, maka legalitas, keuangan, komersial, dan aspek teknis lainnya dapat dilakukan melalui teknologi.
“Seharusnya masalah tetap dapat diatasi untuk mengelola proses akuisisi, bahkan dalam situasi yang cukup menantang seperti sekarang,” kata Atherton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
- Ini Rencana Penyaluran Kedit BBNI Saat Kantongi Rp55 Triliun Dana Pemerintah
- Pendiri Wings Group, Harjo Sutanto Meninggal Dunia
Advertisement

Jadwal Bus Malioboro ke Parangtritis Selasa 16 September 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Cek Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24, 15 September 2025
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Hingga Juli 2025, Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp7.089 Triliun
- Pekerja Bisa Nikmati Relaksasi Bunga KPR Lewat BPJS Ketenagakerjaan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Anggaran Rp114 Triliun untuk Kemenkes 2026 Disepakati Komisi IX DPR
- KUR Perumahan Rp130 Triliun Dipastikan Cair Tahun Ini
Advertisement
Advertisement