Advertisement
Moncer, Transaksi Uang Digital Tahun Lalu Tembus Rp35 Triliun

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) mencatat adanya peningkatan transaksi teknologi finansial (tekfin) dan uang elektronik selama 2021.
Ketua Dewan Pengawas Aftech, Rudiantara mengatakan transaksi tekfin dan uang elektronik selama 2021 mencapai Rp35 triliun. Jumlah itu tercatat mengalami peningkatan hingga 58% (year-to-year/yoy).
Advertisement
Dia menjelaskan adopsi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) yang melampaui target 12 juta merchant sebelum akhir 2021, membuat penyaluran pinjaman melalui tekfin mencapai Rp13,6 triliun pada Desember. “Nominal itu tersalurkan pada lebih dari 13,47 juta rekening,” kata Rudiantara melalui rilis, Kamis (7/4/2022).
BACA JUGA: Semarakkan Ramadan, Accor Tawarkan Menu Nusantara
Selain itu, dari hasil survei pada 2021, Aftech mencatat ada peningkatan pemanfaatan tekfin untuk berinvestasi di pasar modal.
Indonesia, kata dia, menyumbang 23% dari seluruh perusahaan tekfin di Asia Tenggara dengan nilai investasi mencapai US$904 juta atau 23% dari total akumulasi investasi industri tekfin di Asia Tenggara pada 2021.
"Hasil survei ini merupakan variabel kunci atas aspirasi yang disampaikan dalam pembentukan aturan yang disesuaikan juga dengan kode etik serta kebutuhan lain terhadap tekfin agar mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat," katanya .
Transaksi tekfin ini juga dibahas dalam Annual Members Survey (AMS) pada 24 Maret 2022 lalu secara virtual.
Dalam kesempatan itu Ketua Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso mengatakan penguatan tekfin sangat relevan di tengah kebutuhan masyarakat dan memberikan akses pembiayaan yang lebih cepat dan murah. Komitmen nasional dalam digitalisasi dapat mendukung sumber ekonomi terbaru.
BACA JUGA: Serunya Bukber Bareng Keluarga di Bukavaganza
"Ada beberapa tantangan yang perlu di garisbawahi, perkembangan digital di sektor keuangan tidak bisa terpisah dari perkembangan digital ekosistem," katanya.
Kesenjangan Digital
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menegaskan ada hal yang harus dibenahi terkait dengan tekfin yang masih menjadi sorotan para regulator. Mulai dari masalah perlindungan konsumen, perlindungan data hingga infrastruktur harus memberikan jaminan bahwa tekfin tersebut fungsional dan dapat digunakan secara praktis oleh masyarakat Indonesia.
"Kami berharap Aftech bisa meminimalkan kesenjangan digital terutama bagi kelompok rentan dan kurang terlayani yaitu kelompok perempuan, pemuda dan terutama masyarakat di daerah yang masih tertinggal," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Popularitas Mobil LCGC Merosot, Tak Lagi Terjangkau Kelas Bawah
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Jakarta Fair 2025 Berakhir, Transaksi Sentuh Rp7,3 Triliun
- Airlangga Sebut Tarif Impor AS 32 Persen untuk Indonesia Masih Nego
Advertisement

Sleman Panen 6,3 Hektar Lahan Pertanian Padi Organik Varietas Sembada Merah
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Dapur Umum Sudah Terbentuk, Pemerintah Antisipasi Defisit Ayam dan Telur
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 15 Juli 2025
- Harga Pangan Hari Ini: Cabai Rawit Rp67.171/Kg, Bawang Merah Rp40.943/Kg
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Selama Libur Sekolah 1,2 Juta Penumpang Gunakan KA Jarak Jauh di Daop 6 Yogyakarta
- Penjualan LCGC Turun Drastis hingga 50 Persen, Pakar: Akibat Regulasi dan Harga yang Semakin Tinggi
Advertisement
Advertisement