Advertisement
Penjualan Meningkat, Dealer Mobil Tetap Waswas, Ini Penyebabnya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kelangkaan cip semikonduktor untuk kendaraan roda empat turut dirasakan dealer. Hal tersebut menjadi kekhawatiran di tengah kembali menggeliatnya perekonomian.
General Manager PT Sumber Baru Mobil yang merupakan main dealer Suzuki untuk wilayah DIY, Kedu, dan Banyumas, Rizki Indriananta mengatakan semua merek mobil terdampak langkanya cip semikonduktor ini.
Advertisement
BACA JUGA: Ini Daftar Startup Terbaru di Indonesia yang PHK Karyawan
Menurutnya krisis yang terjadi saat ini, tidak lepas karena pengaruh kondisi global. “Efek perang Rusia-Ukraina, dampaknya ke Taiwan [produsen] otomatis otomotif terkendala semua. Di tempat kami, saat ini stok [mobil] beberapa ada, tapi untuk warna beberapa memang tidak ada. Kemudian tipe misal adanya alpa, carinya beta, dan sebaliknya,” ucap Rizki.
Terkait dengan penjualan saat ini, Rizki mengaku mulai ada peningkatan. “Setelah Lebaran turbulensi. Saat ini sudah mulai menggeliat lagi, seiring pertumbuhan ekonomi, BI Rate juga tertahan, ekonomi mulai menggeliat,” ujarnya.
Beberapa mobil yang masih menjadi favorit konsumen, di antaranya mobil niaga pikap Carry. Selain itu, Suzuki XL 7 dan Ertiga menunjukan penjualan yang bagus juga.
“Bulan ini rencana juga me-launching Ertiga Hybrid. Untuk menjaga merek, kami hadirkan varian baru. Membidik konsumen menengah atas, atau yang membutuhkan operasional, namun lebih hemat,” ucapnya.
BACA JUGA: DMO 300.000 Ton Diberlakukan, Apa Iya Masalah Migor Bisa Beres?
Dilansir dari Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiharto mengungkapkan pelaku industri otomotif roda empat harus menggunakan skema inden bagi konsumen yang membeli mobil baru karena krisis cip semikonduktor.
Masalah ini menjadi kekhawatiran karena permintaan mobil baru terbilang tinggi saat ini. “Suplai dari mikrocip masih menjadi kendala produksi KBM [kendaraan bermotor],” kata Jongkie.
Saat ini stok mikrocip di seluruh dunia tengah terbatas. Jongkie menjelaskan bahwa itu berdampak pula pada industri otomotif Tanah Air yang sangat bergantung pada impor salah satu komponen penting mobil tersebut.
“Kan supplier mikrocipnya di luar negeri yang memang belum bisa 100 persen memenuhi permintaan pabrik-pabrik mobil,” jelasnya.
Beberapa pelaku industri otomotif roda empat harus menggunakan skema inden bagi konsumen yang membeli mobil baru karena krisis cip semikonduktor. Masalah ini menjadi kekhawatiran karena permintaan mobil baru terbilang tinggi saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- IHSG Ditutup Melemah, Ini Tanggapan BEI DIY
- Kenaikan BI Rate 25 Basis Poin, Respon Kadin DIY: Keputusan Moderat
- Marvera Gunungkidul, Korban Penipuan Jadi Sumber Penghidupan
- Meraup Berkah dari Rumput Laut dan Tulang Ikan
- Hari Ini Harga Telur Ayam Terpantau Naik hingga Rp31 Ribu per Kilogram
- Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 Triliun
Advertisement
Advertisement