Advertisement
Bisnis Properti DIY Moncer di Triwulan I, Ini Rentang Harga yang Paling Laris

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Penjualan properti di DIY selama semester I/2022 dinilai lebih baik ketimbang semester I/2021. Kendati menghadapi banyak tantangan, tren baik penjualan properti ini dinilai akan berlangsung hingga akhir tahun.
Ketua Realestat Indonesia (REI) DIY, Ilham Muhammad Nur mengatakan selama pandemi Covid-19 banyak calon pembeli rumah yang menunda untuk membeli rumah. Setelah pandemi mulai mereda, penjualan rumah pun berangsur membaik.
Advertisement
“Sebelumnya memang masih banyak yang pilih-pilih. Saat ini sudah menentukan untuk membeli. Jika dibanding semester I/2021 ada peningkatan kurang lebih 20 persen. Segmen paling tinggi ya dikisaran Rp300 juta-Rp700 juta,” ucap Ilham, Minggu (24/7/2022).
BACA JUGA: Gelorakan Hidup Sehat sembari Kenalkan Produk, Salad Cuscis Gelar Senam Massal
Segmen harga tersebut memang lebih banyak digunakan sebagai rumah hunian. Sementara untuk harga Rp700 juta ke atas, kata dia, tetap ada pembeli, tetapi motifnya lebih untuk investasi.
Ilham mengaku cukup optimistis capaian hingga akhir tahun ini akan baik. Meski begitu, Ilham juga tidak menampik sejumlah tantangan dihadapi pengembang saat ini.
Seperti halnya harga tanah yang cukup tinggi, kemudian harga bahan bangunan yang naik. Selain itu sejumlah kebutuhan lain, seperti BBM yang juga ikut naik.
Owner PT Citra Kedaton, Rama Adyaksa Pradipta mengatakan penjualan properti di semester I/2022 lebih baik jika dibandingkan dengan semester I tahun lalu.
“Segmen paling banyak diminati Rp500 juta. Namun, memang masih ada beberapa tantangan bisnis properti untuk tahun ini,” ucap Rama.
BACA JUGA: Pertamina: 220.000 Kendaraan Sudah Daftar MyPertamina
Rama menjelaskan beberapa kendala yang dihadapi pengembang di antaranya adalah kenaikan harga material bangunan yang juga akan memicu kenaikan harga rumah.
Selain itu potensi resesi yang juga bakal membuka potensi naiknya bunga KPR. Dengan begitu, konsumen akan semakin selektif dan ketat dalam memilih maupun membeli properti.
“Meski begitu, kami tetap optimistis akan baik penjualan hingga akhir tahun nanti. Di sisi marketing kami fokus pada digital marketing melalui media sosial. Dari sisi produk menjaga kualitas dan efisiensi sebagai respon atas kenaikan material. Pricing, menahan kenaikan harga, memberi atau mencari skema pembiayaan yang fleksibel bagi konsumen dengan bermitra pada perbankan,” ujar Rama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Pangan Hari Ini, Rabu 9 Juli 2025, Beras, Cabai, Minyak, hingga Bawang Turun
- Bagaimana Tugas Kementerian BUMN Setelah Danantara Beroperasi, Begini Penjelasan Erick Thohir
- OJK: Investasi Dana Pensiaun Sukarela Capai Rp378,67 Triliun hingga Akhir Mei 2025, Tumbuh 5,36 Persen
- Paruh Pertama 2025 Jumlah Penumpang Kereta Api Mencapai 240,9 Juta
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
Advertisement

Polisi Ungkap Penyebab Kebakaran Disertai Ledakan SPBU Gedongtengen Jogja, Ada Alat Tak Berfungsi
Advertisement

Nikmati Kuliner Kaki Lima, Wapres Gibran Borong Seratus Porsi Wedang Ronde dan Bakso di Alun-alun Selatan Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pakar UGM: Wacana Rumah Subsidi 18 Meter Bisa Menimbulkan Kemiskinan Baru
- Gelar HMC 2025, AHM Gali Bakat Ribuan Modifikator Tanah Air
- Trump Ancam Tarif Tambahan 10 Persen Bagi Negara BRICS, Apindo DIY: Ekonomi Akan Melambat
- Rencana Pemkot Jogja Batasi Bus Masuk Malioboro, Begini Respons Pengelola Hotel
- Tingkatkan Kenyamanan dan Pengalaman Pelanggan Smartfren Luncurkan Sarah Asisten Virtual AI Siap Layani Pelanggan
- Warga Muslim Dunia Habiskan 2,43 Triliun Dolar AS untuk Belanja Produk Halal
- OJK: Investasi Dana Pensiaun Sukarela Capai Rp378,67 Triliun hingga Akhir Mei 2025, Tumbuh 5,36 Persen
Advertisement
Advertisement