Advertisement
Pengembang Punya Solusi untuk Milenial yang Kesulitan Beli Rumah

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Konsultan properti Jones Lang Lasalle (JLL) Indonesia menilai saat ini banyak inovasi developer atau pengembang di sektor perumahan untuk mengatasi kalangan milenial yang kesulitan membeli rumah.
Head Research JLL Indonesia Yunus Karim tak menampik pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa kalangan milenial akan semakin sulit mendapatkan rumah.
Advertisement
Namun, di tengah lonjakan kenaikan harga bahan material, menurutnya, pengembang kini punya berbagai cara menarik membuat proyek yang lebih terjangkau.
"Kita lihat memang strategi-strategi dari para pengembang ini dari sisi mereka melakukan inovasi untuk membuat rumah dengan size yang lebih compact untuk kelas milenial," kata Yunus dalam paparan "Second Quarter 2022 Jakarta Property", Rabu (27/7/2022).
Menurut Yunus, pengembang saat ini mempertimbangkan segementasi untuk meluncurkan proyek. Sehingga untuk menyasar milenial, mereka akan meluncurkan berbagai macam size hingga tipe beragam sehingga dapat memenuhi kebutuhan juga mengjangkau kemampuan pembeli.
Baca juga: Milenial di Jogja Sulit Beli Rumah, REI Sarankan Pemerintah Turun Tangan
"Memang kita tahu dari sisi affordability, kemudian dari sisi behaviour atau taste, sebetulnya [milenial] menyenangi rumah-rumah yang compact jadi kita lihat inovasi itu yang dilakukan oleh para pengembang dalam membangun atau meluncurkan produk mereka," sambungnya.
Pembangunan rumah compact tersebut dinilai dapat memangkas harga pembangunan sehingga dalam menentukan harga jual pun dapat lebih mudah dijangkau kalangan muda.
Tak hanya itu, Yunus juga menekankan mekanisme pembayaran untuk pembelian rumah yang dilakukan developer kini diproyeksikan lebih fleksibel.
"Setelah itu mungkin juga kemudahan fleksibilitas cara bayar juga menjadi salah satu hal strategi untuk memudahkan pembelian rumah," jelasnya.
Di sisi lain, dari adanya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) juga dapat dimanfaatkaan untuk pembelian rumah tapak. Meski insentif hanya sementara, namun penjualan bisa diprediksi tetap sehat mengingat rumah adalah kebutuhan primer.
"Jadi kalau kita lihat meman proyeksi berakhirnya PPN DTP terhadap pasar hunian, dari rumah tapak memang tetap presilience mengingat bahwa rumah merupakan kebutuhan, tapi memang perlu dilihat lagi segmentasi dari rumah2 tersebut. Jadi kita memang melihat bahwa permintaan akan tetap cukup sehat di kelas atau di sektor rumah tapak," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
Advertisement

Langgar Aturan Keimigrasian, Kantor Imigrasi Yogyakarta Deportasi 14 WNA
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Karyawan TikTok Shop di Amerika Serikat Kena PHK
- Ini 6 Rute Baru Trans Jabodetabek, Berikut Jadwal dan Trayeknya
- Pertamina Patra Niaga Siap Laksanakan LPG Satu Harga
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisman ke DIY pada Juni 2025 Naik 20 Persen
- Pemerintah dan DPR Memproyeksi Inflasi 2025 Sebesar 2,2 Persen hingga 2,6 Persen
- Rencana Kenaikan Tarif Ojek Online, Ini Kata Maxim
Advertisement
Advertisement