OJK Edukasi Keuangan Syariah Bagi Mahasiswa di DIY

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar literasi keuangan syariah bagi mahasiswa di DIY, secara hybrid, Kamis (28/7). Literasi keuangan secara umum maupun syariah dinilai masih perlu ditingkatkan.
Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK, Horas V.M Tarihoran, mengatakan berdasar hasil riset negara yang memiliki literasi dan inklusi keuangan yang baik, akan memiliki pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang baik juga. Untuk itu, OJK turut melakukan edukasi dan literasi keuangan, sebagai tindak preventif perlindungan konsumen keuangan.
“Anak muda, 2030 akan terjadi ledakan usia produktif. Untuk itu kami bahu-membahu dengan Perguruan Tinggi membekali pengetahuan keterampilan dalam rangka meningkatkan kompetensi. Perguruan Tinggi pada teknis ekonomi atau yang lainnya, kami dari OJK dari sisi keuangan. Literasi keuangan merupakan essential life skill yang perlu diketahui anak muda,” ucap Horas.
Horas mengatakan dari survey terakhir 2019, menunjukan tingkat literasi masyarakat masih rendah. Secara umum masih diangka 38%, untuk Gen Z sudah 44%. Namun, menurutnya itu belum cukup. “Masyarakat sudah punya produk keuangan 76%, artinya kalau analogi orang punya sepeda motor 76 yang punya SIM baru 38, atau 44. Bayangkan masih ada 38 yang punya sepeda motor tapi tidak punya SIM,” ujarnya.
BACA JUGA: Kerugian Mencapai Triliunan Rupiah, Ini Dia 3 Modus Investasi Bodong
Dampak dari rendahnya literasi tersebut, masih ada masyarakat yang terjerat penipuan investasi ilegal maupun pinjol ilegal. Untuk itu edukasi pun terus digencarkan, agar masyarakat melek produk keuangan.
Dari sisi penindakan dilakukan melalui Satgas Waspada Investasi (SWI). “Semoga dengan edukasi ini tidak ada mahasiswa yang jadi korban tindak penipuan tersebut,” ucap Horas.
Selain edukasi tentang investasi, pinjaman online, serta pengelolaan keuangan, disampaikan juga terkait keuangan syariah. Horas mengungkapkan produk keuangan syariah tidak kalah dengan konvensional secara potensinya.
“Keuangan syariah resikonya lebih controllable, dibanding keuangan lainnya. Pembiayaan syariah itu bisa menghindari riba, tapi tidak kalah penting risiko lebih rendah. Tidak terdampak nilai tukar, inflasi dan sebagainya, seperti suku bunga yang terjadi perubahan cepat,” ujarnya.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMY, Prof. Rizal Yaya menyambut baik edukasi yang dilakukan OJK. Dia tidak menampik masih ada mahasiswa yang tertipu investasi bodong, termasuk pinjol ilegal. “Kami harap dengan edukasi ini tidak terjadi lagi. Bisa tersampaikan literasi yang baik dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.
BACA JUGA: China Borong Satu Juta Ton Hasil Produk Kelapa Sawit Indonesia
Rizal juga mengatakan pentingnya penyampaian literasi keuangan syariah yang masih rendah saat ini. Dikatakannya saat ini untuk literasi keuangan syariah masih 9%. Menurutnya hal ini menjadi tantangan, untuk menguatkan literasi keuangan syariah, maupun keuangan secara umum. “Harapannya mahasiswa juga dapat terlibat dan mempraktekan dari literasi edukasi ini,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- UU Cipta Kerja Disahkan, Begini Cara Hitung Pesangon sesuai Masa Kerja
- Berhenti Jual Dawet dan Bakso Keliling, Wahyudin Sukses Berjualan Martabak dan Jadi Mitra UMKM Indomaret
- UMKM Expo, Kemenkeu Hadir untuk UMKM di DIY
- YATS Colony Hotel Yogyakarta Launching Paket Buka Bersama
- Ajinomoto Giatkan Inisiatif Kesehatan dan Lingkungan untuk Masyarakat Indonesia
Advertisement
Advertisement

Ini 10 Negara dengan Durasi Puasa Terpanjang di Dunia pada 2023
Advertisement
Berita Populer
- Ini Biaya Buka Franchise Fried Chicken Master Khas Taiwan yang Viral di TikTok
- UU Cipta Kerja Disahkan, Begini Cara Hitung Pesangon sesuai Masa Kerja
- Penumpang Kepanasan di Ketinggian 30.000 Kaki, Begini Teguran Kemenhub ke Super Air Jet
- Gandeng REI DIY, PLN Pasarkan Layanan Listrik dan Internet PLN
Advertisement