Advertisement
Berspirit Gotong Royong, Pasar Setupon Tawarkan Konsep Blue Economy

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN — Event pasar alternatif berbasis komunitas terus menjamur di Jogja. Salah satunya adalah Pasar Setupon yang digelar oleh Komunitas Setupon, di Studio Garis & Jarum, Sleman, Sabtu (29/10/2022).
Kegiatan yang bertajuk Setupon Cilik: Pasar Gotong Royong tersebut diikuti oleh total sembilan brand. Sebagai pasar alternatif, Pasar Setupon ternyata tak hanya menyajikan lapak dagangan barang, tetapi juga jasa dalam bentuk workshop dan tutorial class dari sejumlah expert.
Advertisement
Co-founder Setupon, Russelin Edhyati mengatakan sejak awal, pihaknya tak pernah mematok target, baik itu omset maupun jumlah vendor atau brand yang berpartisipasi dari pasar yang ia gelar.
“Setiap brand yang berpartisipasi [dalam Pasar Setupon] sama sekali tidak dipungut biaya dan dipatok omset,” kata dia kepada Harian Jogja, Sabtu.
BACA JUGA: Ini Penyebab Indonesia Sulit Jadi Negara Maju Menurut Menteri Investasi
Meski begitu, kata dia, tak sembarang brand bisa tampil dalam Pasar Setupon. Untuk bisa bergabung dalam Pasar Setupon, pihaknya memberlakukan sistem kurasi.
Salah satu indikator dalam proses pengurasian tersebut adalah value produk yang dimiliki oleh sebuah vendor/brand.
“Value yang kami terapkan sebagai standar pun beragam, bisa terkait dengan pelestarian lingkungan, konten yang edukatif, hingga memiliki value yang berdasarkan pada blue economy,” kata dia.
Beberapa vendor yang turut berpartisipasi dalam pasar alternatif itu, di antaranya adalah Line & Needle (kerajinan), Wikiti (kedai teh), Clocky (seni melukis), Sadhabumi (jamu dan herbal), Bella Spina (tanaman hias), Creativenture (fesyen), (gerakan pangan), dan Sporadies (florist).
Pemilik Studio Garis & Jarum, Ameylia Kurniawati mengatakan Pasar Setupon yang digelar di studionya pada prinsipnya berspiritkan gotong royong. “Jadi dengan pasar ini, kami ingin membangun semangat bergotong royong, baik antarvendor, maupun dengan publik secara luas,” kata Amel, sapaan akrabnya, Sabtu.
Selain itu, melalui gelaran Pasar Setupon, pihaknya juga ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa geliat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sejatinya bisa ditingkatkan dengan tetap mengedepankan nilai-nilai positif, seperti misalnya pelestarian lingkungan dan kondisi sosial masyarakat secara umum.
Itulah sebabnya, kata dia, pada gelaran Pasar Setupon yang kali ini merupakan gelaran kedua, acara ditutup dengan pemutaran film yang berkisah tentang rantai distribusi bunga sejak dari petani hingga akhirnya bunga-bunga dibeli oleh konsumen secara luas.
Dalam film dokumenter berjudul Where do My Flowers Come from? karya Rheisnayu Cyntara tersebut dikisahkan perjalanan para petani dan penjual bunga di Bandungan, Kabupaten Semarang yang menjual bunga dengan harga yang sangat murah. “Film itu menggugah kita semua, betapa bunga-bunga cantik yang kita beli di pasaran dengan harga yang bisa sangat mahal, ternyata di tingkat petani dijual sangat murah, hanya sekitar Rp3.000 per ikat,” ucap Amel.
Selanjutnya, imbuh Amel, Pasar Setupon akan kembali digelar di Kedai Teh Umran, Sleman, pada 3 Desember 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
Advertisement

Pemkab Bantul Gelar Gerakan Pangan Murah Antisipasi Kenaikan Harga Pokok
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungan Wisman ke Jogja Tetap Positif Meski Sempat Ada Pembatalan
- Januari-Agustus 2025, Stasiun Lempuyangan Berangkatkan 1,8 Juta Penumpang
- Harga Emas Antam 16 September 2025 Naik, Rp2.181.000 per Gram
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Trump Turunkan Tarif Mobil dari Jepang 15 Persen per Hari Ini
- Harga Emas Diramal Tembus 4.000 Dolar AS Troy Ounce pada 2026
- Pasar Panel Surya RI Dikuasai Produk Murah China
Advertisement
Advertisement