Advertisement
Beli Rumah Pakai KPR? Duh...Siap-Siap Cicilan Naik!

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pembeli rumah lewat skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) harus bersiap dengan kenaikan suku bunga KPR usai Bank Indonesia menaikkan suku bungan acuan ke angka 4,75 persen.
Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto melihat kenaikan suku bunga BI yang ketiga kalinya pada tahun ini menjadi upaya untuk menekan nilai tukar rupiah yang terus merosot terhadap dolar US.
Advertisement
"Tentunya memicu ke kenaikan suku bunga perbankan. Artinya cost untuk biaya untuk cicilan KPR akan mahal, termasuk construction loans yang berimbas kepada developer," kata Ferry kepada Bisnis-jaringan Harianjogja.com, Senin (31/10/2022).
Melihat kondisi tersebut, Ferry menilai sektor properti hunian akan kembali dihadapkan tantangan baru. Para pengembang perumahan perlu menahan diri untuk menaikkan harga jika ingin produknya terserap dengan optimal.
Menurutnya, jika suku bunga terus meningkat, maka konsumen akan memiliki pandangan pesimis untuk membeli properti. Apalagi, urgensi beli rumah masih dapat ditunda jika dibandingkan dengan bahan pangan.
Dari sisi perbankan, akan ada proses persetujuan kredit yang lebih selektif. Hal ini lantaran perbankan pun mulai lebih berhati-hati memilih konsumen yang memiliki kemampuan kredit lancar.
"Itu akan menjadi satu tantangan karena bank akan lebih hati-hati lagi untuk melakukan ekspansi kredit. Mareka pasti tidak akan mau mengambil risiko," ujarnya.
BACA JUGA: Viral Waroeng SS Potong Gaji Karyawan karena Terima Bansos, Pemda DIY Turun Tangan
Hal serupa dikatakan Ekonom Core Mohammad Faisal. Dia mengatakan perbankan ke depannya akan selektif dan berhati-hati dalam memilih konsumen untuk menghindari dampak kredit macet.
"Kalau tingkat suku bunga dinaikkan kemudian konsumen tidak mampu untuk menanggung beban bunga yang lebih tinggi. Nah ini bisa berdampak pada kredit macet," kata Faisal dihubungi terpisah, Senin (31/10/2022).
Lebih lanjut, dia menuturkan akan ada gap atau perbedaan biaya cicilan yang lebar antara floating rate dan fixed rate. Pasalnya, floating rate akan menyesuaikan dengan kondisi dengan suku bunga yang tinggi saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
- Tak Bisa Bantu Padamkan Kebakaran di Purwantoro, Damkar Wonogiri Minta Maaf
- Jalan-jalan di Kampus Kopi Banyuanyar Boyolali, Cek Yuk Paket Wisata & Tarifnya
- Ibu dan Anak di Kediri Meninggal di Dalam Rumah, Penyebabnya Diduga Kelaparan
- Kemenperin Sebut Produk Ramah Lingkungan Jadi Masa Depan Industri Tekstil
Berita Pilihan
- Kapan Harga Beras Bakal Turun? Ini Kata Bulog DIY
- Suku Bunga Tinggi, Bank Kecil Sasar Dana Murah
- QRIS Diminati Pedagang Milenial Pasar Tiban, BPD DIY: Langsung Bisa Dicairkan
- Harga Pangan Hari Ini 15 September, Beras dan Minyak Goreng Naik, Cabai dan Telur Kompak Turun
- Bea Cukai Yogyakarta Pantau Harga Transaksi Pasar Hasil Tembakau di 4 Kabupaten/Kota
Advertisement

Terdakwa Korupsi SMP 1 Wates Bacakan Pembelaan 3 Lembar di Persidangan
Advertisement

Event Oktober di Jogja: Lari Marathon 42 Kilometer, Rute Sumbu Filosofi hingga Destinasi di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Gojek Sukses Ciptakan Rasa Aman dalam Ekosistem
- Kekurangan Lahan Pertanian DIY Mengintai pada 2040-2050
- Kapan Harga Beras Bakal Turun? Ini Kata Bulog DIY
- Parah! Tidak Pernah Pinjam, Bos Pendanaan Digital Modalku Pernah Ditagih Pinjol Ilegal
- Tak Perlu Panic Buying, Stok Beras tetap Tersedia
- Pedagang Minta TikTok Shop Ditutup, Menteri Teten Pilih Angkat Tangan
- OJK Panggil AdaKami Buntut Viral Nasabah Pinjol Bunuh Diri, Begini Hasilnya...
Advertisement
Advertisement