Advertisement

Produk Industri Mold and Dies di Indonesia Diklaim Semakin Melaju

Abdul Hamied Razak
Kamis, 10 November 2022 - 13:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Produk Industri Mold and Dies di Indonesia Diklaim Semakin Melaju Seminar Nasional Pengembangan Industri Mold and Dies Dalam Negeri di Jogja, Kamis (10/11 - 2022).

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Kementerian Perindustrian berupaya terus mengembangkan industri mold, dies, jig and fixture atau industri tools. Sektor ini merupakan bagian dari industri mesin dan peralatan dalam sektor industri barang modal, komponen, bahan penolong, dan jasa industri.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier mengatakan produk mold, dies, jig and fixture memegang peranan penting dalam proses pembentukan utama dari suatu benda kerja sebelum dilakukan perlakuan tertentu lanjutan (seperti halnya heat treatment) dan proses finishing. Industri ini sebagai sektor pendukung yang strategis bagi industri mesin dan perlengkapan, yang memproduksi perkakas atau tools untuk industri pengguna, seperti industri otomotif, elektronika, makanan dan minuman, dan sebagainya.

Advertisement

Karena dipandang penting, lanjut Taufiek, maka industri mesin dan perlengkapan menjadi sektor yang vital dalam struktur perindustrian di Indonesia. "Sebab industri mesin dan perlengkapan sebagai salah satu sektor fundamental untuk memasok barang modal berupa mesin dan peralatan bagi sektor manufaktur, konstruksi, pertambangan, energi, pertanian, transportasi, dan sektor lainnya dalam rangka meningkatkan produktivitas," kata Taufiek saat membuka Seminar Nasional Pengembangan Industri Mold and Dies Dalam Negeri di Jogja, Kamis (10/11/2022).

Taufiek menyampaikan, industri mold, dies, jig and fixture memberikan kontribusi yang signfikan bagi perekonomian nasional. Hingga Agustus 2022, kinerja ekspor industri mold sebesar USD15,8 juta, industri dies sebesar USD8,7 juta, serta industri jig and fixture sebesar USD44 juta. "Untuk segmentasi pasar produk mold, industri otomotif merupakan sektor pengguna terbesar yang mencapai 41 persen jika dibandingkan dengan sektor lainnya seperti industri elektronik [16 persen] serta industri peralatan dan perkakas [14 persen]," katanya. 

Baca juga: Sultan Sebut Kasus Aktif Covid-19 Naik 10 Kali Lipat, Sleman Paling Banyak

Industri otomotif sebagai pengguna terbesar karena banyak suku cadang dari kendaraan bermotor, khususnya bagian interior, yang menggunakan part berbahan baku plastik. Sedangkan untuk segmentasi pasar produk dies, lanjut Taufiek, industri otomotif juga merupakan sektor pengguna terbesar yang mencapai 64% jika dibandingkan dengan sektor lainnya.

Menurutnya, industri mold and dies masih memiliki peluang besar untuk memperluas pasarnya. Industri ini diperkirakan mengalami kenaikan yang signifikan seiring dengan pertumbuhan kinerja sektor otomotif maupun elektronika. "Jika kita lihat dalam matriks, potensi pengembangan kapabilitas perkakas berdasarkan volume pasar dan tingkat kapabilitas, Indonesia berada pada posisi rising stars bersama dengan Afrika Selatan, Brasil, India, Meksiko dan Vietnam," ungkap Taufiek. 

Kelompok rising stars tersebut dianggap sebagai negara yang menjanjikan dalam pengembangan industri mold, dies, jig and fixture. Bahkan, diproyeksinya industri semakin tumbuh dalam waktu dekat, baik secara volume pasar maupun kapabilitas seiring dengan pertumbuhan ekonomi.

Yang perlu diperhatikan, katanya, dalam upaya memacu industri mold, dies, jig and fixture, Kemenperin fokus pada pengoptimalan penggunaan komponen dalam negeri sekaligus menjalankan kebijakan substitusi impor. Selain itu, didorong dengan kegiatan riset dan pengembangan (R&D) serta didukung ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten.

Plt. Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin, M. Arifin berharap melalui seminar nasional ini menjadi salah satu tahapan untuk dapat menyusun blueprint pengembangan industri mold and dies di Indonesia. Hal itu dibutuhkan agar regulasi dan policy yang dikeluarkan ke depan dapat mendukung dan memperkuat ekosistem industri tersebut. 

"Tentunya dengan strategi kebijakan dan program pengembangan meliputi aspek produksi, peningkatan utilisasi, peningkatan kemampuan bahan baku dalam negeri, penguatan pasar dalam dan luar negeri, harmonisasi regulasi dan kebijakan, serta meningkatkan efektivitas penerapan standar produk," tuturnya.

Seminar yang diikuti oleh para pelaku industri mold, dies, jig and fixture di Indonesia ini, menghadirkan beberapa narasumber dari perwakilan Kemenperin, Indonesia Mold & Dies Industry Association (IMDIA), Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM), serta PT. Astra Honda Motor (AHM). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Netralitas ASN dalam Pilkada Sleman 2024 Bakal Diawasi Ketat

Sleman
| Kamis, 25 April 2024, 12:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement