Industri Tekstil Alami Kontraksi, Ini Kata Kemenperin
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengklaim industri hilir sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) atau industri pakaian jadi telah menjajaki fase ekspansi. Meskipun secara keseluruhan industri TPT belum pada level normal.
Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Adie Rochmanto Pandiangan mengatakan, ekspansi sektor hilir ini disebabkan oleh adanya kenaikan ekspor pakaian yang secara volume sebesar 32,5 juta ton pada Mei 2023.
Advertisement
“Angka ekspor tersebut meningkat tajam 50 persen, dibandingkan pada bulan April yang mencapai 21,9 juta ton,” ujar Adie dalam jumpa pers virtual pada Selasa (27/6/2023).
BACA JUGA : 5 Pabrik Tekstil Bakal Tutup, 12.000 Karyawan Terancam
Dari segi nilai, Adie menyebutkan ekspor pakaian jadi tersebut naik 45,92 persen menjadi US$700,7 juta pada Mei, dari yang sebelumnya US$480,2 juta bulan sebelumnya.
Kendati memasuki fase ekspansif di sektor hilir, tetapi secara keseluruhan industri TPT masih mengalami kontraksi. Bahkan termasuk menjadi salah satu dari tiga subsektor manufaktur yang mengalami kontraksi pada skor indeks kepercayaan industri (IKI) Juni 2023.
Adie mengatakan, hal ini masih berkaitan erat dengan penurunan permintaan pasar ekspor terutama ke Amerika Serikat dan Eropa juga pasar domestik yang masih belum bisa diandalkan. Sebelumnya, pelaku usaha tekstil mengaku kelimpungan mempertahankan pasar domestik karena derasnya impor tekstil, khususnya dari China.
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyebutkan kehilangan pasar domestik bagi pelaku industri merupakan rentetan persoalan, menyusul sepinya order dari pasar tujuan ekspor.
Ketua Umum API Jemmy Kartiwa Sastraatmadja menyebutkan situasi ini sudah terlihat sejak Kuartal IV/2022, lalu semakin parah pada kuartal selanjutnya. Bahkan, menurutnya, situasi ini telah menyebabkan utilitas industri TPT dari hulu ke hilir berkurang hingga di bawah 50 persen.
"Mulai kuartal I/2023 dari hulu sampai ke hilir utilitasnya menjadi dibawah 50 persen, ini sudah parah sekali. Namun tanda awal-awalnya sudah dari kuartal IV/2022," tutur Jemmy saat ditemui Bisnis di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Rabu (21/6/2023)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
- Nilai Impor pada Oktober 2024 Capai 21,94 Miliar Dolar AS, Naik 16,54 Persen
Advertisement
Jadwal Terbaru KA Bandara YIA Xpress Jumat 22 November 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Di Electricity Connect 2024, PLN Galang Kolaborasi Global Wujudkan Transisi Energi di Indonesia
- Hasil Sidak, 4 SPBU di DIY Ditutup karena Melakukan Kecurangan, Ini Daftarnya
- OJK Awasi Ketat Entitas Pinjol KoinP2P
- Perbanyak Transaksi di GoFood, Menangkan Pengalaman Eksklusif Konser MALIQ & DEssentials
- Ekonom Dukung Keputusan BI Tahan Suku Bunga 6%
- PPN Jadi 12% Tahun Depan, Harga Barang Elektronik Juga Bakal Ikut Naik
- Menyambut Masa Depan Cerah Emas dan Pangan pada 2025
Advertisement
Advertisement