Advertisement
Pangkas Proyeksi Ekonomi Jadi 1,7 Persen, Bank Dunia Wanti-Wanti Resesi di 2023

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 dan memperingatkan negara-negara terkait perekonomian dapat jatuh ke jurang resesi.
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (11/1/2023), dalam laporan tahunannya, Bank Dunia memperkirakan produk domestik bruto global (PDB) global naik hanya 1,7 persen sepanjang tahun 2023. Proyeksi ini hanya setengah dari perkiraan pada bulan Juni 2022 lalu.
Advertisement
Jika proyeksi ini akurat, ini akan menjadi kinerja pertumbuhan tahunan terburuk ketiga dalam tiga dekade terakhir, setelah perekonomian global mengalami kontraksi tahun 2009 akibat krisis keuangan dan tahun 2020 akibat pandemi Covid-19.
BACA JUGA : Strategi dan Tips Keuangan yang Bebas dari Resesi
Bank Dunia mengatakan lingkungan inflasi yang masih terus tinggi dan suku bunga acuan yang semakin naik menjadi alasan utama dari pemangkasan proyeksi ini. Bank Dunia juga mengatakan invasi Rusia ke Ukraina dan penurunan investasi menjadi faktor lain.
Presiden Bank Dunia David Malpass mengatgakan krisis yang dihadapi pembangunan global semakin intensif dan kemunduran terhadap kemakmuran global kemungkinan akan terus berlanjut.
“PDB negara berkembang dan pada akhir tahun depan akan berada sekitar 6 persen di bawah tingkat yang diperkirakan sebelum pandemi Covid-19,” ungkap Malpass dalam kata pengantar laporan tahunan Global Economic Prospects.
Bank Dunia juga mencatat bahwa tekanan ekonomi yang terjadi di AS, China, dan Uni Eropa juga turut memperburuk tantangan yang dihadapi oleh negara-negara miskin.
Meskipun inflasi telah turun dari level tertingginya, tekanan harga ini diperkirakan masih bertahan lama dan bank sentral akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.
BACA JUGA : Liburan Nomor Satu, Resesi Ekonomi Pikir Nanti Dulu
"Kombinasi pertumbuhan yang lambat, pengetatan kondisi keuangan, dan hutang yang besar kemungkinan akan melemahkan investasi dan memicu default perusahaan," kata Bank Dunia.
Untuk itu, Bank Dunia mendesak agar negara-negara di seluruh dunia melakukan tindakan secara nyata untuk mengurangi risiko resesi global dan tekanan utang.
Bank Dunia menyerukan agar negara-negara berkembang memacu investasi, selain melakukan pembiayaan baru dari komunitas internasional dan dari penggunaan kembali pengeluaran yang ada, seperti subsidi pertanian dan bahan bakar yang tidak efisien.
Malpass mengatakan, meskipun dunia sekarang berada dalam posisi yang sangat sulit, seharusnya tidak ada ruang untuk bersikap pesimis.
“Ada hal penting yang dapat dilakukan sekarang untuk memperkuat aturan hukum, meningkatkan prospek, dan membangun ekonomi yang lebih kuat dengan penguatan sektor swasta dan meningkatkan peluang bagi masyarakat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
Advertisement

Jadwal KA Prameks Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Prambanan Jazz 2025, Daop 6 Yogyakarta Hadirkan Diskon Tiket 20 Persen, Begini Cara Mendapatkannya
- Begini Cara BEI DIY Agar Investor Baru Tidak FOMO
- Waspada Penipuan Mengatasnamakan PT TASPEN Persero
- Promo Holiday Spesial Juli di Kotta GO Yogyakarta: Liburan Nyaman dan Menyenangkan
- PT KAI Daop 6 Yogyakarta Tidak Akan Menoleransi Aksi Pelemparan Kereta Api
- Kementerian ESDM Umumkan Harga Bioetanol Juli Rp10.832 per Liter
- Selalu Tepat Waktu Melayani Penerbangan Haji 2025, Lion Air Dapat Pujian dari Menteri Agama
Advertisement
Advertisement