Advertisement

Januari 2023, Laju Inflasi di DIY Terus Menurun

Abdul Hamied Razak
Rabu, 01 Februari 2023 - 22:07 WIB
Bhekti Suryani
Januari 2023, Laju Inflasi di DIY Terus Menurun Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. - IST

Advertisement

Harianjgoja.com, JOGJA Laju inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turun di awal tahun 2023. Berdasarkan data BPS, Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY pada Januari 2023 mengalami inflasi 0,17% (mtm), lebih rendah dibandingkan Desember 2022 0,65% (mtm). 

Dengan perkembangan ini, secara tahunan, inflasi IHK DIY tercatat sebesar 6,05% (yoy), menurun dibandingkan Desember 2022 sebesar 6,49% (yoy). Meski demikian, realisasi inflasi tahunan DIY Januari 2023 relatif lebih tinggi dibandingkan nasional yang tercatat sebesar 5,28% (yoy).

Advertisement

"Pada Januari 2023 terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 6,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,77. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Sugeng Arianto, Rabu (1/2/2023).

Kenaikan harga terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,16%, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,90%, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 4,52%, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,44%.

Begitu juga dengan kelompok kesehatan naik sebesar 3,88%, kelompok transportasi sebesar 12,09%, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 3,25%; kelompok pendidikan sebesar 3,90%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 6,86%; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 8,60%. 

"Sementara kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,26 persen. Tingkat inflasi month to month (m-to-m) pada Januari 2023 sebesar 0,17 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Januari 2023 sebesar 0,17 persen," katanya.

Direktur Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Yogyakarta Budiharto Setyawan menjelaskan melambatnya inflasi DIY pada Januari 2023 didorong oleh pola musiman menurunnya permintaan barang dan jasa pasca momen HKBN dan akhir tahun di tengah menurunnya pasokan beberapa komoditas pangan dan hortikultura di bulan Januari. 

"Menurut komoditas, perlambatan inflasi Januari didukung deflasi komoditas administered prices, khususnya angkutan udara dan bensin. Sejalan dengan itu, komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras juga mengalami deflasi pada bulan Januari 2023," katanya.

Selain itu, penurunan tarif angkutan udara dipengaruhi pola musiman penurunan permintaan pasca momen HBKN dan libur akhir tahun, berakhirnya masa berlaku penerapan biaya tambahan (surcharge) yang dikenakan maskapai penerbangan, serta penurunan harga avtur. 

"Sementara penurunan harga bensin selaras dengan pemberlakuan kebijakan penurunan harga bensin dan solar yang mulai diberlakukan pada 3 Januari 2023. Adapun komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras mengalami penurunan harga sejalan dengan peningkatan pasokan," jelasnya.

Dia mengatakan, perlambatan inflasi lebih dalam tertahan oleh inflasi pada pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan andil sebesar 0,34% (mtm). Inflasi pada kelompok ini didorong oleh kenaikan harga beras. "Berdasarkan pantauan Bank Indonesia, harga beras di DIY meningkat rata-rata Rp300/kg selama Januari 2023 sebagai dampak dari berkurangnya stok dan pasokan seiring musim panen yang baru akan terjadi beberapa bulan mendatang," ujarnya.

Sementara itu, kenaikan harga cabai rawit terjadi seiring tingginya curah hujan yang menyebabkan penurunan produksi dan berimbas pada menurunnya jumlah pasokan. Komoditas lain penyumbang inflasi bulan Januari adalah rokok kretek filter seiring kenaikan tarif cukai rokok yang berimbas pada peningkatan harga rokok.

BACA JUGA: Viral Gibran Diminta Mengaspal Jalan Godean, Begini Klarifikasi Pemda DIY

"Inflasi DIY juga disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,07% (mtm), salah satunya karena peningkatan harga kontrak rumah seiring tingginya permintaan di tengah dimulainya kalender akademik untuk tingkat Perguruan Tinggi," papar Budi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Termasuk Jogja, BMKG Ingatkan Sebagian Besar Wilayah Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 09:17 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement