Advertisement

Jadikan Investasi sebagai Gaya Hidup, Kunci Sukses Pemuda Ini Jalankan Usaha Sekuritas

Abdul Hamied Razak
Selasa, 07 Februari 2023 - 11:17 WIB
Arief Junianto
Jadikan Investasi sebagai Gaya Hidup, Kunci Sukses Pemuda Ini Jalankan Usaha Sekuritas Bernadus Setya Ananda. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA — Menjadi CEO Sucor Sekuritas di usia yang masih sangat muda, Bernadus Setya Ananda sukses masuk dalam Forbes 30 Under 30 Asia bidang Financial and Venture Capital pada Maret 2021 lalu. 

Sejak 2020, Aan, sapaan akrabnya, didapuk sebagai CEO Sucor Sekuritas. Prestasi yang diperoleh Aan tentu tidak diraih secara instan tetapi diperlukan kerja keras serta proses yang tidak mudah. "Saya ingin mengajarkan 10 juta anak-anak muda untuk belajar menjadi investor. Targetnya sampai 2023," katanya, akhir Januari lalu.

Advertisement

Saat ini, dia sudah memberikan edukasi kepada sekitar 60.000 orang anak-anak muda untuk menjadi investor di berbagai sekuritas. Saat masih menjadi mahasiswa, ia juga kerap mengikuti seminar-seminar ekonomi di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB).

"Saya mendorong agar anak-anak muda menjadikan investasi sebagai gaya hidup. Nah, sebelum menjadi investor maka perlu disiapkan tiga M dan satu D untuk berinvestasi atau perencanaan keuangan," katanya.

Apa saja 3M1D itu? Aan menjelaskan untuk melakukan perencanaan keuangan atau investasi, anak-anak muda harus memahami prinsip 3M1D. "Jadi 3M1D ini modal menjadi para calon investor, khususnya anak-anak muda untuk mengawali diri sebagai investor," katanya. 

BACA JUGA: Konten Kreator Sherly Annavita Beri Motivasi Anak Milenial

M pertama, kata Aan mengubah mindset. Seorang investor, kata dia, harus memiliki mindset perencanaan keuangan atau investasi ini fokus untuk jangka panjang dan bukan jangka pendek. M yang kedua, lanjut Aan, adalah metode berinvestasi. Hal ini menjurus pada penguasaan pengetahuan untuk berinvestasi.

Menurutnya, untuk menjadi investor, anak-anak muda harus memiliki skill dan pengetahuan. "Pahami masalah makro ekonomi global dan dampaknya terhadap pasar domestik," kata Aan. 

Sedangkan M yang ketiga, lanjut Aan adalah money management. Artinya, uang yang digunakan untuk investasi itu jangan dimasukkan uang dalam satu instrumen investasi tetapi harus membagi ke dalam beberapa instrumen.

"Kalau misalnya hanya diinvestasikan pada satu instrumen emas, jika harga emas turun maka orang akan mengalami penurunan nilai investasi," katanya.

Kondisi berbeda jika uang yang diinvestasikan dibagi ke beberapa instrumen. Jika nilai investasi di satu instrumen mengalami penuruna, maka penghasilan investor bisa ditopang dari instrumen lainnya.

Selain 3M, perlu ditambah prinsip 1D yakni disiplin. Calon investor, kata Aan harus membiasakan diri untuk disiplin membuat trading plan dan menyisihkan dananya untuk ditabung, menyiapkan dana darurat dan sebagainya.

Menurut Aan, generasi muda saat ini sekitar 79% tergantung dengan media digital dan 94,4% Ponselnya terkoneksi ke dunia Internet. Dia khawatir banyak generasi muda yang terjebak pada sisi negatif dunia Internet. "Makanya saya ingin mengajak anak-anak muda untuk menjadi investor dan menjalani gaya hidup yang positif," katanya.

Selain kerja keras, lanjut Aan, anak-anak muda juga didorong agar bisa bekerja secara cerdas. Menjadi investor juga harus tahu makro ekonomi dan sebagainya. Hal itu untuk menentukan kapan waktu entry dan exit yang baik saat bermain saham. "Kerja keras dan kerja cerdas harus dilakukan oleh anak-anak muda. Jangan terjebak pada kerja instan," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pemudik Inilah Jalur Alternatif Masuk Gunungkidul

Gunungkidul
| Selasa, 19 Maret 2024, 15:27 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement