Advertisement
Pasar Lokal Tekstil Bergeliat, Karyawan yang Dirumahkan Kini Dipekerjakan Lagi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Industri tekstil kembali bergeliat. Sebanyak 20.000 karyawan yang sebelumnya dirumahkan pada tahun lalu, kini kembali dipekerjakan.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa Sastraatmadja menyebut, pada Januari lalu perekrutan kembali karyawan yang sebelumnya dirumahkan sempat dilakukan lantaran pasar domestik industri ini terbilang sempat mengalami perbaikan.
Advertisement
Adapun jumlah yang pekerja tekstil yang dirumahkan pada tahun lalu adalah mencapai lebih dari 20.000 orang.
“Di awal Januari kelihatan market lokal sedikit membaik, jadi ada beberapa anggota kami yang mencoba mempekerjakan lagi karyawan yang sudah dirumahkan,” kata Jemmy, Kamis (23/2). Sayangnya, Jemmy tidak menyebutkan secara pasti berapa jumlah karyawan yang kembali dipekerjakan setelah dirumahkan pada tahun lalu tersebut. Jemmy mengaku pihaknya masih terus berpegang pada pasar domestik.
Kendati belum sepenuhnya tergenggam oleh produk-produk lokal dan masih harus berhadapan dengan banjir produk impor ilegal. “Sekarang tumpuan kami adalah market lokal, meskipun belum sepenuhnya kami kuasai,” imbuh dia.
BACA JUGA: Ini Provinsi dengan PHK Terbanyak pada 2022, Ribuan Buruh Kehilangan Pekerjaan
Hal ini lantaran saat ini, kata Jemmy, industri tekstil belum bisa berharap banyak pada pasar ekspor, dengan kondisi ketidakstabilan geopolitik yang belum bisa dipastikan kapan akan membaik. “Untuk ekspor juga masih sangat tidak bagus,” ktaa dia.
Terlebih meski pasar domestik sempat membaik seiring dengan persiapan menyambut Ramadan dan Lebaran yang berdampak pada peningkatan permintaan.
Namun, Jemmy menyebut, kondisi baik ini tidak berlangsung lama lantaran saat memasuki Februari tahun ini, pihaknya kembali dihadapkan dengan pasar domestik yang kembali melemah.
“Secara umum utilitas masih rendah. Kondisi daya beli sangat mempengaruhi permintaan,” pungkas Jemmy.
Senada, Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Firnan Bakrie memperkirakan pasar ekspor untuk industri alas kaki masih akan tertekan pada tahun ini. "Diperkirakan pada 2023 pasar ekspor masih tertekan," kata Firman.
Menurutnya, penurunan permintaan ekspor pun masih terjadi hingga 2023. "Rata-rata penurunan demand pada 2023 akan mencapai sebesar 40 persen," tambah Firman.
Penurunan permintaan ekspor ini, kata Firman sudah terjadi dari kuartal III/2022 lalu dengan persentase yang sama, sekitar 40%-50% kendati industri alas kaki membukukan pertumbuhan ekspor hingga 25,02%.
Menurut Firman, hal ini terjadi lantaran pada awal tahun, tepatnya pada kuartal I dan kuartal II/2022 industri ini mengalami ekspansi yang tinggi dari 2021.
"Karena ekspansi alas kaki sejak 2021 hinggal awal kuartal I dan kuartal II/2022 yang sangat tinggi, jadi ditutup dengan pertumbuhan ekspor 25,02 persen," ucap dia.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkap, pihaknya meyakini kedua industri yang banyak melakukan pemutusan hubungan kerja pada 2022 lalu ini akan segera pulih pada kuartal II/2023 ini.
Hal ini lantaran pelemahan ekonomi dunia akibat ketidakstabilan geopolitik akan segera membaik, sehingga pasar ekspor industri TPT dan industri alas kaki yang sebelumnya kacau balau akan kembali tergenggam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Tren Perlintasan Penumpang di Bandara Soetta Naik 10 Persen di Lebaran 2024
- InJourney Dukung Japanese Domestic Market di Sirkuit Mandalika
- Transaksi Rupiah di Lintas Negara Naik 100 Persen
- Harga Bawang Merah Naik 100 Persen, Ini Penyebabnya
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- IHSG Ditutup Melemah, Ini Tanggapan BEI DIY
- Kenaikan BI Rate 25 Basis Poin, Respon Kadin DIY: Keputusan Moderat
Advertisement
Advertisement