Advertisement
Kinerja Kondisi Industri Pengolahan di Indonesia Diklaim Menguat, Benarkah?

Advertisement
Harianjogja, JAKARTA– Kinerja industri pengelolaan di Indonesia diklaim menguat pada kuartal I/2023. Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja industri ini berada pada fase ekspansi setelah sebelumnya melambat pada kuartal IV/2022.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan hal tersebut tercermin dari Prompt Manufacturing Index (PMI) BI yang tercatat sebesar 50,75 persen pada kuartal I/2023, lebih tinggi dari 50,06 persen pada kuartal sebelumnya.
Advertisement
“Peningkatan terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI terutama Volume Produksi, Volume Pesanan, dan Volume Persediaan Barang Jadi yang berada dalam fase ekspansi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (14/4/2023).
Bank Indonesia menggunakan 50 sebagai garis tengah. Capaian di bawah 50 menunjukkan terjadinya pelemahan, sedangkan indeks di atas 50 menunjukkan terjadi ekspansi.
Lebih lanjut, berdasarkan sublapangan usaha, peningkatan terjadi terutama pada industri pengolahan tembakau, industri mesin dan perlengkapan, serta industri alat angkutan.
Perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan LU Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang tercatat meningkat dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 1,54 persen.
Erwin memproyeksikan bahwa kinerja lapangan usaha (LU) industri pengolahan pada kuartal berikutnya atau kuartal II/2023 akan kembali meningkat dengan indeks 54,79 persen, lebih tinggi dari 50,75 persen pada kuartal sebelumnya.
“Berdasarkan komponen pembentuknya, seluruh komponen tercatat meningkat dan berada pada fase ekspansi dengan peningkatan tertinggi terjadi pada Volume Persediaan Barang Jadi, Jumlah Tenaga Kerja, dan Volume Produksi,” tambahnya.
Seiring dengan hal tersebut, sejumlah sublapangan usaha industri pengolahan juga diprakirakan membaik dari fase kontraksi menjadi ekspansi terutama pada industri furnitur dan industri karet, barang dari karet dan plastik.
Selain itu, beberapa sublapangan usaha diprakirakan meningkat terutama pada industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman, industri tekstil dan pakaian jadi, serta industri kimia, farmasi dan obat tradisional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
- Ini Rencana Penyaluran Kedit BBNI Saat Kantongi Rp55 Triliun Dana Pemerintah
- Pendiri Wings Group, Harjo Sutanto Meninggal Dunia
Advertisement

Jembatan Pandansimo Dioperasikan Pertengahan September 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Cek Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24, 15 September 2025
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Hingga Juli 2025, Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp7.089 Triliun
- Pekerja Bisa Nikmati Relaksasi Bunga KPR Lewat BPJS Ketenagakerjaan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Anggaran Rp114 Triliun untuk Kemenkes 2026 Disepakati Komisi IX DPR
- KUR Perumahan Rp130 Triliun Dipastikan Cair Tahun Ini
Advertisement
Advertisement