Advertisement

Kenapa Investor Ogah Masuk Kawasan Industri di Jawa Tengah? Ini Penjelasan Apindo

M Faisal Nur Ikhsan
Sabtu, 20 Mei 2023 - 09:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Kenapa Investor Ogah Masuk Kawasan Industri di Jawa Tengah? Ini Penjelasan Apindo Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). - Bisnis/M. Faisal Nur Ikhsan

Advertisement

Harianjogja.com, SEMARANG—Investor atau pelaku industri manufaktur ogah untuk masuk di kawasan industri di Jawa Tengah. Mereka lebih memilih mencari lahan baru ketika membuat pabrik anyar.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Jawa Tengah, Frans Kongi, menyebut ada beberapa beberapa alasan kenapa itu dilakukan investor. "Tanah itu pasti lebih murah, karena disiapkan pemerintah daerah [untuk] industri dan [daerah] yang akan dikembangkan, itu dari Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)," ucapnya saat dihubungi, Jumat (19/5/2023).

Advertisement

BACA JUGA: Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Satpol PP DIY Panggil 3 Investor, Satu Mangkir

Frans mencontohnya, di Kabupaten Batang, pemerintah memang sudah menyiapkan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) buat menampung investor-investor baru dari dalam dan luar negeri. Namun, terbatasnya segmen industri yang boleh masuk menjadi penghalang bagi investor-investor baru ini buat masuk ke Jawa Tengah.

Alternatifnya, investor yang terlanjur kepincut dengan Kabupaten Batang memilih buat mengisi kawasan industri lain ataupun membuka lahan industri baru di wilayah tersebut. "Kan ada juga kawasan yang bukan punya pemerintah, agak ke selatan," tambahnya.

Lebih lanjut, di Kawasan Industri Kendal (KIK), Frans mengungkapkan bahwa pengusaha merasa kesulitan karena biaya investasi yang dibutuhkan jauh lebih mahal ketimbang membuka lahan baru di luar kawasan.

Pada perkembangan lain, di daerah pesisir utara seperti Kota Semarang, pelaku industri manufaktur yang berada di kawasan industri terpaksa buat bergeser ke daerah lain mengingat risiko banjir rob dan penurunan muka tanah atau land subsidence yang terjadi. "Kawasan industri Lamicitra itu contohnya, terkena rob di dekat pelabuhan. Orang itu mulai cari tempat untuk pindah dari pesisir," jelas Frans.

BACA JUGA: Menhub Janji Tingkatkan Infrastruktur Transportasi di Destinasi Wisata

Meskipun hitung-hitungan di atas kertas menunjukkan bahwa nilai investasi yang diperlukan buat membuka lahan anyar jauh lebih murah, namun Frans menyebut pelaku usaha kemungkinan besar bakal tetap kembali ke dalam kawasan. "Ketersediaan air bawah tanah itu susah, pemerintah ketat [dalam melakukan pengawasan]. Yang bukan di kawasan industri lama-lama juga mulai mengincar untuk pindah," ungkapnya.

Sementara itu, wilayah timur pesisir utara Jawa Tengah masih menjadi primadona bagi pelaku industri manufaktur. Selain daerah tetangga Kota Semarang, sebagai pusat ekonomi Jawa Tengah, daerah-daerah seperti Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati mulai jadi incaran investor.

Frans memperkirakan, ke depannya, kawasan pantai selatan Jawa Tengah juga berpeluang buat menjadi tujuan relokasi dan ekspansi industri. "Perkiraan saya tiga tahun ke depan penuh daerah selatan itu," ucapnya.

Sumber: bisnis.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Cuaca DIY Hari Ini Jumat 19 April 2024: Jogja, Sleman dan Gunungkidul Hujan Lebat Disertai Petir

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 06:37 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement