Advertisement
Agar Tak Sekedar FOMO, Ini Tips Memulai Investasi dari BEI DIY

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Yogyakarta menyarankan agar dalam berinvestasi di pasar modal, masyarakat benar-benar paham risiko dan lainnya. Tidak sekedar fear out missing out (FOMO) alias ikut-ikutan atau tidak mau ketinggalan.
BACA JUGA: BEI Perwakilan Yogyakarta Tambah Tujuh Galeri Investasi
Advertisement
Kepala BEI Perwakilan Yogyakarta Irfan Noor Riza mengatakan dalam berinvestasi saham, sebagian orang hanya berorientasi untung. Padahal, banyak proses di dalamnya yang harus diikuti, tidak sekedar mau kaya tapi tidak senang dengan prosesnya.
Lalu di dalam membeli saham juga harus memperhatikan kondisi bisnis perusahaan tersebut. Apakah masih akan berkembang ke depan, dengan melihat fundamentalnya.
"Orang bilangnya FOMO ikut-ikutan pendapat orang. Ini gak hanya di Jogja, di seluruh Indonesia mungkin banyak ya. Yang bisa kami lakukan adalah memperbanyak sosialisasi dan edukasi. Bahwa tidak ada yang instan, harus mencintai proses itu," jelasnya beberapa waktu lalu.
Dia memberikan beberapa saran di dalam berinvestasi. Seperti penggunaan modal investasi tidak menggunakan uang dapur, tapi harus menggunakan uang nganggur.
Irfan mencoba meluruskan penyebutan masyarakat dengan diksi main saham. Sehingga konotasinya main-main, padahal ada ilmu yang harus diikuti. Termasuk beberapa petunjuk dalam memilih saham.
"Bisnis perusahaan tersebut seperti apa, kalau membeli saham artinya kita membeli perusahaan tersebut. Jadi jangan ikut-ikutan," lanjutnya.
Salah satu langkah paling mudah dalam menentukan apakah saham perusahan yang akan dibeli bagus atau tidak, adalah dengan melihat seberapa sering perusahaan tersebut membagikan dividen. Misalnya dalam kurun waktu 10 tahun berapa kali, dan ini bisa dicek di sistem online trading.
"Masyarakat yang buka rekening akan diberikan sistem online trading. Tinggal klik saja akan ketahuan historikal pembagian dividen kapan, ini hanya salah satu clue."
Petunjuk lain dalam pembelian saham, lanjut Irfan, bisa didapatkan dengan mengikuti kelas pasar modal. Sehingga masyarakat bisa benar-benar tahu tidak hanya ikut-ikutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
Advertisement

Truk Bermuatan Batu Alam Kecelakaan Tunggal di Piyungan, Sopir Meninggal di Tempat
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Rocketindo: Lebih dari Sekadar Marketing Agency, Penyedia Layanan Omni Channel yang Mendorong Kesuksesan Brand di Indonesia
- Tak Ingin Ada Diskriminasi Usia dalam Rekrutmen Tenaga Kerja, Menaker Bakal Sisir Aturan Batasan Usia
- Pemerintah Pusat Siapkan Inpres Infrastruktur untuk Bantu Daerah
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini 9 Mei 2025
- Harga Pangan Hari Ini 9 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
Advertisement