Advertisement
Harga Gabah Masih Terus Naik, Segini Angkanya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat mencatat harga gabah pada Mei 2023 masih melanjutkan tren kenaikan harga. Meski begitu, harga gabah di DIY masih berada di bawah harga pembelian pemerintah (HPP),
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan secara bulanan atau month to month (mtm), harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani adalah sebesar Rp5.732 per kilogram (kg), naik sebesar 2,36%. Kemudian gabah kering panen (GKP) di tingkat petani, kata dia, adalah sebesar Rp4.862 per kg atau naik 0,84%.
Advertisement
Sementara untuk gabah di tingkat penggilingan pada GKG, harganya adalah Rp5.817 per kg atau naik 2,31% dan harga GKP Rp4.912 per kg atau naik 0,83%.
"Jadi pada masing-masing kualitas maupun di tingkat petani dan penggilingan semuanya mengalami kenaikan [harga]," ucapnya, beberapa hari lalu.
BACA JUGA: Harga Gabah di DIY Terus Merangkak Naik, Segini Rinciannya
Harga gabah tertinggi di tingkat petani pada kualitas GKG Rp5.900 per kg, ada pada varietas Semeru, Inpari, IR 64, Ciherang, Mekongga, dan Sunggal. Kemudian untuk harga terendah Rp4.700 per kg pada kualitas GKP varietas IR 64.
Dan jika dibandingkan dengan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No 6/2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah Dan Beras yang dikeluarkan 24 Maret 2023 GKG di tingkat penggilingan Rp6.200 per kg, GKP tingkat petani Rp5.000 per kg, dan GKP tingkat penggilingan Rp5.100 pe kg. "Untuk di provinsi DIY semua berada di bawah HPP," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sugeng Purwanto mengatakan kenaikan harga gabah di DIY dipengaruhi oleh lonjakan permintaan dari perusahaan besar. Gabah DIY yang baru saja dipanen dibeli dengan harga tinggi.
Sistem pembeliannya di lahan dan dipanen sendiri. Banyak pedagang dari luar DIY yang berebut membeli hasil panen di DIY. "[Lonjakan] menjelang akhir panen padi kedua. Puncak panen pada Maret-April," ucapnya, Rabu (7/6/2023).
Dia menjelaskan permintaan gabah di beberapa daerah mengalami peningkatan. Seperti di Sragen, Sukoharjo, Trenggalek, dan lainnya. "Petani umumnya tidak menjual semua gabahnya, sebagian disimpan, karena baru akan panen padi lagi pada MT3 [musim tanam ketiga]."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
Advertisement

Truk Bermuatan Batu Alam Kecelakaan Tunggal di Piyungan, Sopir Meninggal di Tempat
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Rocketindo: Lebih dari Sekadar Marketing Agency, Penyedia Layanan Omni Channel yang Mendorong Kesuksesan Brand di Indonesia
- Tak Ingin Ada Diskriminasi Usia dalam Rekrutmen Tenaga Kerja, Menaker Bakal Sisir Aturan Batasan Usia
- Pemerintah Pusat Siapkan Inpres Infrastruktur untuk Bantu Daerah
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini 9 Mei 2025
- Harga Pangan Hari Ini 9 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
Advertisement