Advertisement
Pengamat Ekonomi Nilai AI Bakal Picu Pengurangan Kantor Cabang Perbankan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda berpendapat kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bakal menjadi faktor yang mendorong penurunan jumlah kantor cabang perbankan di masa depan.
“Ada sekitar 60 persen sampai 70 persen orang itu sudah tidak pernah ke cabang dan beralih ke mobile apps, makanya ada tren penurunan cabang. Terlebih, dengan penemuan AI yang bisa menggantikan customer service,” kata Huda dalam gelar wicara Visa bertajuk Memasuki Era Virtual Banking di Indonesia, Senin (19/6/2023).
Advertisement
Huda menjelaskan penggunaan teknologi kecerdasan buatan dan fitur-fitur daring lainnya pada sistem perbankan dapat memberikan efisiensi terkait dengan akses layanan keuangan, terutama untuk nasabah. Efisiensi tersebut yang mendorong minat masyarakat untuk beralih ke layanan perbankan digital.
Di sisi lain, Huda melihat faktor pendukung transisi penggunaan layanan bank digital lainnya adalah banyaknya generasi milenial dan gen-Z yang adaptif terhadap teknologi serta pertumbuhan kelas menengah yang makin tinggi. “Itu mendorong online banking kita makin digemari,” ujar Huda.
Kendati demikian, dia mengatakan masih ada tantangan terkait implementasi layanan perbankan digital di Tanah Air.
BACA JUGA: Penerapan Digitalisasi, 401 Kantor Bank Tutup Dalam Tiga Bulan Pertama 2023
Contohnya, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia yang jauh berada di bawah tingkat inklusi keuangan.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks literasi keuangan masyarakat berada di level 49,68 persen, sementara indeks inklusi keuangan mencapai 85,10%.
Huda menjelaskan gap tersebut menunjukkan banyak masyarakat yang menggunakan layanan keuangan namun belum benar-benar memahami fungsi layanan yang bisa mereka manfaatkan. “Itu cukup berbahaya. Harus diingatkan agar masyarakat tidak terjebak,” ujar Huda.
Huda mendorong adanya kolaborasi dari berbagai pihak, baik dari sisi pemerintah maupun swasta, untuk terus memberikan pemahaman terkait layanan perbankan digital kepada masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Lima Orang Terkaya di Dunia 2024 versi Forbes
- Restrukturisasi Kredit Berakhir Kerek Jumlah Kredit Bermasalah UMKM DIY
- Pertumbuhan Ekonomi Global Direvisi PBB Menjadi 2,7 Persen
- Kunjungan ke Mal di Jogja Melonjak saat Long Weekend, Diprediksi Capai 50 Persen
- Pindah Faskes BPJS Kesehatan Bisa lewat Ponsel, Ini Caranya
Advertisement
Puluhan Pewarta Berjibaku di Turnamen Billiar Piala Wabup Sleman 2024 di 911 SCH, Ini Para Juaranya
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Harga Jagung Petani Terjun Bebas, Pemerintah Pilih Langkah Ini
- Jutaan UMKM Sulit Akses Pembiayaan, Sri Mulyani Perintahkan PIP untuk Ubah Bisnis Model
- Restrukturisasi Kredit Berakhir Kerek Jumlah Kredit Bermasalah UMKM DIY
- KiriminAja x Plugo: Bisnis Lebih Maju Jadi Juara dengan Strategi Brand Lokal Penuh Akal
- Ini Lima Orang Terkaya di Dunia 2024 versi Forbes
- Gobel: Pemerintah Harus Lebih Fokus Lindungi Industri Kain Nasional
- Pojog Community Gelar Silent Pound Charity untuk Rumah Singgah Kanker Anak
Advertisement
Advertisement