Advertisement
India Setop Ekspor Beras ke Indonesia, Bulog dan Mendag Beda Pendapat
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis - Rachman
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah India menyetop ekspor beras non basmati seiring kebijakan ketahanan pangan negara tersebut. Indonesia masih membutuhkan impor beras dari India tersebut di tengah ancaman El Nino yang mengancam volume produksi beras.
Mengutip Reuters, pada Senin (31/7/2023), India merupakan eksportir sebesar 40 persen pasokan beras dunia. Sehingga, langkah India untuk menyetop ekspor beras pun bakal memicu kenaikkan harga bahan pokok tersebut.
Advertisement
Sebaliknya, Indonesia masih membutuhkan pasokan beras imor untuk menutup konsumsi domestik yang mencapai 35,3 juta ton per tahun. Dengan besaran konsumsi itu, pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk melakukan importasi sebanyak 2 juta ton beras pada tahun ini.
BACA JUGA : India Setop Ekspor Beras, Indonesia Tetap Dapat Jatah
Porsi impor yang ditujukkan bagi cadangan beras pemerintah itu digunakan bertahap. Tahap I, Bulog telah mengimpor 500 ribu ton, dan tahap II sebanyak 300 ribu ton.
Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal, sejauh ini pihaknya tak mengkhawatirkan langkah India menyetop ekspor beras. “Untuk tahap II belum ada kontrak sama India, kami kontrak sama Thailand dan Vietnam,” ungkap Awaludin kepada Bisnis pada pekan lalu.
Sebaliknya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan Indonsia tetap mengandalkan beras dari India. Pemerintah India dan Indonesia sudah berkomitmen untuk kerja sama pasokan beras, tinggal finalisasi.
“Ya kita sudah MoU kerja sama, Cuma belum final. Nanti hitungannya impor atau tidak, itu dari Bapanas dan Bulog,” kata Zulkifli.
BACA JUGA : Harga Beras Terancam Meroket, Ternyata Ini Penyebabnya
Hingga kini, Indonesia diyakini masih harus melakukan importasi guna mengamankan cadangan beras. Terlebih lagi, bada El Nino dinilai mengancam produktivitas pada tahun ini.
Hanya saja, dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia sebenarnya masih mengalami surplus beras sekitar 2,38 juta ton pada 2019. Tren surplus itupun berlanjut hingga tahun lalu, dengan volume surplus mencapai 1,34 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rp 40 Ribu, Bawang Merah Rp41 Ribu per Kg
- PLN UP3 Yogyakarta Siagakan Lebih dari 500 Petugas Hadapi Musim Hujan
- Kemnaker Buka 80.000 Kuota Magang Nasional Tahap 2
- Cek Harga Sembako Hari Ini, Cabai Rp39 Ribu, Telur Rp31 Ribu
- Kemnaker Siapkan Perpres Ojol, Tekankan Aspek Keadilan Kerja
Advertisement
Kasus Influenza di Jogja Naik, Wali Kota Imbau Warga Jaga Kesehatan
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Hyundai Siap Garap Proyek Mobil Nasional Indonesia Berbasis Listrik
- Pakar UMY Bilang Pelarangan Thrifting Butuh Masa Transisi
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam Turun, UBS dan Galeri24 Naik
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rp 40 Ribu, Bawang Merah Rp41 Ribu per Kg
- Ekonom Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III Menguat
- Garuda Indonesia Dorong Pengembangan SDM lewat Program Magang
Advertisement
Advertisement



