Advertisement
India Setop Ekspor Beras ke Indonesia, Bulog dan Mendag Beda Pendapat

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah India menyetop ekspor beras non basmati seiring kebijakan ketahanan pangan negara tersebut. Indonesia masih membutuhkan impor beras dari India tersebut di tengah ancaman El Nino yang mengancam volume produksi beras.
Mengutip Reuters, pada Senin (31/7/2023), India merupakan eksportir sebesar 40 persen pasokan beras dunia. Sehingga, langkah India untuk menyetop ekspor beras pun bakal memicu kenaikkan harga bahan pokok tersebut.
Advertisement
Sebaliknya, Indonesia masih membutuhkan pasokan beras imor untuk menutup konsumsi domestik yang mencapai 35,3 juta ton per tahun. Dengan besaran konsumsi itu, pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk melakukan importasi sebanyak 2 juta ton beras pada tahun ini.
BACA JUGA : India Setop Ekspor Beras, Indonesia Tetap Dapat Jatah
Porsi impor yang ditujukkan bagi cadangan beras pemerintah itu digunakan bertahap. Tahap I, Bulog telah mengimpor 500 ribu ton, dan tahap II sebanyak 300 ribu ton.
Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal, sejauh ini pihaknya tak mengkhawatirkan langkah India menyetop ekspor beras. “Untuk tahap II belum ada kontrak sama India, kami kontrak sama Thailand dan Vietnam,” ungkap Awaludin kepada Bisnis pada pekan lalu.
Sebaliknya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan Indonsia tetap mengandalkan beras dari India. Pemerintah India dan Indonesia sudah berkomitmen untuk kerja sama pasokan beras, tinggal finalisasi.
“Ya kita sudah MoU kerja sama, Cuma belum final. Nanti hitungannya impor atau tidak, itu dari Bapanas dan Bulog,” kata Zulkifli.
BACA JUGA : Harga Beras Terancam Meroket, Ternyata Ini Penyebabnya
Hingga kini, Indonesia diyakini masih harus melakukan importasi guna mengamankan cadangan beras. Terlebih lagi, bada El Nino dinilai mengancam produktivitas pada tahun ini.
Hanya saja, dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia sebenarnya masih mengalami surplus beras sekitar 2,38 juta ton pada 2019. Tren surplus itupun berlanjut hingga tahun lalu, dengan volume surplus mencapai 1,34 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
Advertisement

Uji Coba Lantip di Jogja, Roda Empat Paling Sering Langgar Batas Kecepatan
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ekspor DIY Tumbuh 10,57 Persen hingga Mei 2025, Disperindag Sebut 3 Faktor Pendorong
- Ini Komentar Ekonom UMY Soal Pemangkasan Target Pertumbuhan Ekonomi
- Gojek Siap Kaji Perubahan Tarif Ojek Online Mengikuti Regulasi Pemerintah
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- DPR Usulkan Ada Sistem Cadangan Darurat Industri Nasional
- Pusat Data Indonesia Jauh Tertinggal Dibanding Malaysia
- Menteri Pertanian Sebut Beras Subsidi Oplosan Beredar di Minimarket
Advertisement
Advertisement