Advertisement
Sapi Impor Australia Kena LSD, Begini Kondisi Stok Daging Dalam Negeri

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Stok daging di dalam negeri tidak terpengaruh dengan ditangguhkannya impor sapi dari empat peternakan di Australia yang terindikasi Lumpy Skin Disease (LSD).
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi buka. "Enggak apa-apa," ujar Arief saat ditemui di Kantor Bapanas, dikutip dari Bisnis.com-jaringan Harianjogja,com, Selasa (8/8/2023).
Advertisement
Adapun berdasarkan data prognosa neraca pangan yang dihimpun Bapanas per 30 Juli 2023, perkiraan stok daging sejenis lembu (sapi dan kerbau) tahun ini sebanyak 867.554 ton yang berasal dari produksi dalam negeri maupun importasi. Sementara kebutuhan daging tahunan sebesar 816.790 ton. Dengan begitu stok daging di akhir 2023 diperkirakan sebesar 50.764 ton.
Kendati demikian, Arief mengakui bahwa wabah penyakit hewan menjadi risiko terhadap pasokan daging di dalam negeri, terutama bila impor selama ini hanya bergantung pada satu negara. Sebagaimana diketahui, Indonesia telah sejak lama mengandalkan satu-satunya sumber sapi hidup dari Australia.
Baca juga: 20 Orang Diperiksa dalam Penyidikan Krido, Kejati Cari Dua Bukti di Maguwoharjo dan Candibinangun
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor sapi sejenis lembu (HS 0102) pada 2022 sebanyak 123.047 ton dengan nilai impor mencapai US$469,9 juta. Padahal, Arief membeberkan bahwa Kementerian Pertanian telah lama diinstruksikan presiden untuk membuka sumber alternatif impor sapi lainnya. Namun, menurutnya hingga kini instruksi tersebut belum terealisasikan.
"Jadi presiden itu sudah menyuruh supaya buka alternatif negara asal, jangan cuma Australia aja. Tapi tidak dikerjakan cepat," beber Arief.
Menurut Arief, sumber sapi hidup bisa diimpor dari mana saja, alias tak harus melulu dari Australia. Misalnya sapi dari Brasil, atau kerbau dari India. Adapun langkah penjajakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan untuk mengimpor sapi asal Afrika Selatan dianggap jadi satu langkah tepat untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor sapi dari Australia.
Diketahui, Menko Luhut saat bertemu Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada awal Juli 2023 mengatakan bahwa Indonesia berencana mengimpor 50.000 ekor sapi hidup dari negara tersebut.
"Itu bukan maunya beliau [Luhut], karena kau enggak [Luhut] ya enggak jalan [impor sapi dari negara lain], yang mengeksekusi itu pak Luhut," ucap Arief.
Setop Izin Impor
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Selasa (1/8/2023), Badan Karantina Pertanian (Barantan) memutuskan menyetop sementara izin impor sapi dari empat peternakan di Australia terkait dengan temuan penyakit Lumpy Skin Diseases (LSD) pada 13 ekor sapi impor di Pelabuhan Tanjung Priok.
Kepala Barantan, Bambang mengatakan penyetopan impor dilakukan selama 60 hari sejak 12 Juli 2023 sampai dengan 12 September 2023. Menurutnya, Australia maupun Indonesia akan melakukan pendalaman atau investigasi dalam kurun waktu tersebut untuk menemukan penyebab dan sumber pasti LSD pada 13 ekor sapi impor Australia tersebut. "Kalau hasilnya negatif, maka impornya akan diteruskan impornya, kalau positif [hasilnya], kita hentikan [impornya]," ujar Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
Advertisement

Porda XVII DIY 2025: Sleman Mulai Siapkan OPD Pendamping Cabor Demi Membidik Juara Umum
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- BI DIY Sebut Inflasi pada Juni 2025 Masih Terkendali
- Ekspor DIY Tumbuh 10,57 Persen hingga Mei 2025, Disperindag Sebut 3 Faktor Pendorong
- Ini Komentar Ekonom UMY Soal Pemangkasan Target Pertumbuhan Ekonomi
- Gojek Siap Terapkan Kenaikan Tarif Ojek Online
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- DPR Usulkan Ada Sistem Cadangan Darurat Industri Nasional
- Pusat Data Indonesia Jauh Tertinggal Dibanding Malaysia
Advertisement
Advertisement