Advertisement

Kasus Tanah Kas Desa Bikin Penjualan Properti DIY Lesu

Anisatul Umah
Selasa, 19 September 2023 - 16:47 WIB
Arief Junianto
Kasus Tanah Kas Desa Bikin Penjualan Properti DIY Lesu Perumahan/rumah - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kasus mafia tanah kas desa yang terjadi di DIY belakangan memicu seretnya bisnis properti. DPD Real Estat Indonesia (REI) DIY menilai kasus tersebut membuat masyarakat menjadi waswas sekaligus skeptis untuk berinvestasi properti.

Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY, Ilham Muhammad Nur mengatakan penjualan properti lesu pada dua sampai tiga bulan terakhir akibat kasus tanah kas desa. Dia menyebut biasanya pada September atau masa perkuliahan perdana penjualan meningkat.

Advertisement

Menurutnya, kasus tanah kas desa yang terjadi belakangan cukup berpengaruh dari sisi penjualan. Akibatnya, kata Ilham, masyarakat menjadi waswas dan bahkan skeptis untuk berinvestasi properti.  "Bisa jadi dua sampai tiga bulan terakhir turun karena faktor [kasus] tanah kas desa. Kasus tanah kas desa yang terjadi bagi kami rupanya agak berpengaruh [pada bisnis properti]," ucapnya, Senin (18/9/2023).

Sampai pertengahan September 2023, kata dia, penjualan belum juga menggembirakan. Mulanya, REI berasumsi masyarakat masih mengalokasikan dananya untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan kuliah anaknya. Sehingga menunda untuk investasi di properti. Biasanya berlangsung sampai Agustus, dan mulai meningkat pada September.

"Waktu itu sih asumsi kami sederhana, karena masyarakat sedang ada kebutuhan urgent lainnya, yaitu dunia pendidikan. Biasanya setelah dunia pendidikan selesai mereka melihat peluang investasi lain. Contoh sederhana anaknya yang mencari kos, carikan rumah," jelasnya.

BACA JUGA: Anak Muda Mendominasi Pasar Properti di DIY

Sampai September kondisi yang diharapkan belum terjadi. Dia berharap kondisi akan membaik pada Oktober 2023 mendatang. Menurutnya pasar properti DIY 40-50% disumbang dari masyarakat luar DIY.

"Pasar kami 40-50 persen memang masyarakat luar Jogja, ya tentunya itu menunggu momen. Bisa jadi mereka akan terjadi rebound di September ini, harapan kami, tetapi belum. Mungkin Oktober tergantung dari gencarnya kami memberikan penawaran kepada masyarakat atau calon konsumen," ujar dia.

Dia menegaskan anggota REI tidak pernah memanfaatkan tanah kas desa dalam membangun perumahan. Kasus TKD ini, kata Ilham, membuat pasar nasional REI menunda untuk beli properti. Mereka menunda dulu, mencari informasi terlebih dahulu sebelum membeli.

"Jadi yang di luar Jogjakarta menjadi lebih berhati-hati menunggu. Salah satu cara yang kami lakukan adalah meyakinkan konsumen bahwa perumahan yang dibangun anggota REI bukan TKD."

Lebih lanjut dia menyampaikan, pada Semester I 2023 lalu, saat digelar pameran properti Amazing REI Property Expo 2023 di Atrium Plaza Malioboro Yogyakarta Mei 2023 penjualan cukup bagus. Kemudian turun sampai Agustus 2023.

"Penurunan lumayan lagi-lagi mungkin pertama faktor masyarakat sedang sibuk dengan masalah pendidikan, untuk keperluan lain nanti dulu, yang penting anaknya bisa sekolah atau kuliah. Faktor kedua ada penyalahgunaan tanah kas desa," ucapnya.

Namun ia optimistis penjualan akan meningkat lagi, menunggu momentum. Sebab masyarakat masih lebih berhati-hati saat ini. Jogja, kata Ilham, masih tetap menjadi tempat pilihan investasi bagi masyarakat dari luar Jogja.

"Hanya menunggu momentum kami percaya Jogja tetap jadi tempat pilihan investasi bagi masyarakat di luar jogja. Contoh sederhana hati-hati nanti TKD tunggu dulu cari info dulu, jadi bukan tidak beli tapi menunda beli," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Top Ten News Harianjogja.com, Kamis 5 Desember 2024, Makan Bergizi Gratis, Tol Jogja-Solo, hingga Gus Miftah Minta Maaf

Jogja
| Kamis, 05 Desember 2024, 08:37 WIB

Advertisement

alt

Berkunjung ke Chengdu Melihat Penangkaran Panda

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement