Advertisement
Kekurangan Lahan Pertanian DIY Mengintai pada 2040-2050

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY, Sugeng Purwanto mengatakan terjadi alih fungsi lahan pertanian 150-200 hektar per tahun. Saat ini pasokan beras DIY surplus 100%, dan masih akan aman hingga 2035 mendatang. Namun jika sudah berbicara tentang bonus demografi hingga wisatawan, DIY perlu waspada kurangnya pasokan di 2040/2050 mendatang.
"Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) kami rata-rata 150-200 hektar per tahun alih fungsi lahan. Kami dibantu Satgas pangan dan lainnya di lapangan faktanya seperti itu," ucapnya Kamis (21/9/2023).
Advertisement
Baca Juga: Setiap Tahun 150 Hektare Lahan Pertanian di Jogja Lenyap
Alih fungsi lahan ini akan berdampak khususnya pada sektor pertanian. Meski upaya menjaga produktivitas telah dilakukan. Nantinya, kata Sugeng, akan ada titik jenuh. Dengan teknologi apapun tidak bisa mengimbangi penurunan luas lahan.
"Makanya 2035 masih aman, tapi bicara 2040-2050 bonus demografi dan lainnya, kalau pengurangan lahan terus dan teknologi sampai titik nadir, di push seperti apapun akan ada maksimumnya. Nanti habis Jogja SOS, yang makan makin tambah lahan makin kurang," jelasnya.
Pertanian presisi saat ini diterapkan untuk mengimbangi penurunan luas lahan. Menerapkan konsep kemajuan teknologi, aplikasi, dan sumber daya manusianya (SDM). Berbeda dengan pertanian zaman dulu dengan SDM sudah berumur dan inovasi yang kurang.
"Berbagai paket yang terkait, dengan tepat sasaran, tepat benih, tepat mutu, tepat semuanya. Presisi itu pertanian yang memang efisien di dalam penggunaan sumber daya," jelasnya.
Baca Juga: Kalurahan Kembang Khawatirkan Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian untuk Kegiatan Wisata
Jika permintaan terus naik dan pasokan turun atau bahkan tetap saja, maka DIY perlu mencari tambahan pasokan dari daerah lain. Komunikasi dilakukan dengan daerah lain bagaimana distribusi secara nasional akan dilakukan.
"Saya matur [pasokan pangan] padi ya, kalau secara umum ada juga yang dari daerah lain. Misalnya bawang, ini masuk ke 12 pangan pokok."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
Advertisement

Irigasi Mlati-Krajan Sepanjang Segera Dimatikan untuk Perbaikan, Puluhan Pembudidaya Terdampak
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Dana untuk Rumah Bersubsidi Rp18,8 Triliun, Telah Dikucurkan untuk Semester I 2025
- APBN Paruh Pertama 2025 Defisit Rp197 Triliun
- Menteri Keuangan Sri Mulyani Memprediksi Pertumbuhan Ekonomi 2025 Sekitar 5 Persen
- BI DIY Sebut Inflasi pada Juni 2025 Masih Terkendali
- Ekspor DIY Tumbuh 10,57 Persen hingga Mei 2025, Disperindag Sebut 3 Faktor Pendorong
- Ini Komentar Ekonom UMY Soal Pemangkasan Target Pertumbuhan Ekonomi
- Gojek Siap Terapkan Kenaikan Tarif Ojek Online
Advertisement
Advertisement