Advertisement
Kenaikan Harga Pertamax Memukul Pertashop, Harus Tutup Cepat

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— PT Pertamina (Persero) menaikkan harga BBM RON 92 atau Pertamax dari Rp13.300 menjadi Rp14.000 per liter pada 1 Oktober 2023 lalu. Bagi pengusaha Pertamina Shop (Pertashop) kenaikan harga ini semakin membebani bisnisnya yang sudah goyah.
Carik Mangunan, Dwi Eko Susanto, sekaligus salah satu pemilik Pertashop mengatakan meski semakin berat, namun dia mencoba mempertahankan bisnisnya. "Iya [kenaikan harga semakin memberatkan], masih seperti dulu [belum ada tindak lanjut], kami masih berusaha bertahan," ungkapnya, Jumat (6/10/2023).
Advertisement
Demi mempertahankan bisnis dia mengurangi karyawan yang mulanya dua orang menjadi satu orang saja. Juga jam operasional. Kini hanya beroperasi dari jam 06.00 WIB sampai 18.00 WIB saja. "Sebelumnya jam 5 sampai jam 8 malam," katanya.
Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi mengatakan kenaikan harga Pertamax tentu berdampak pada Pertashop. Sebab Pertashop hanya menjual Pertamax dan jumlah konsumennya tidak banyak. Kondisi ini menyebabkan banyak Pertashop yang merugi.
BACA JUGA: Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke DIY pada September Mulai Turun
"Lokasi Pertashop banyak di pinggir juga sehingga konsumen enggak terlalu banyak. Sehingga dengan disparitas yang tinggi, konsumennya pindah ke Pertalite maka saya perkirakan Pertashop makin gak laku, makin banyak yang bangkrut," katanya.
Jika harus berbisnis lain, menurutnya akan berat bagi Pertashop. Selain Pertashop umumnya modal kecil usaha lain juga tidak masuk core bisnisnya.
"Rumah makan kan beda ya ini kan butuh tambahan modal juga, akan menyulitkan. Selisih harga yang demikian besar itu akan menyebabkan Pertashop berguguran, karena sebelumnya juga sudah terjadi juga."
Menanggapi hal ini, Area Manager Communication, Relation & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho mengatakan sudah ada beberapa langkah yang dijalankan untuk membantu Pertashop, yaitu berjualan produk atau jasa non BBM.
"Seperti LPG, produk/jasa BUMN lain, isi nitrogen, minimarket, rumah makan, dan sebagainya," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
Advertisement

Pemkab Terapkan Layanan Tiket Online Beti Sakebon di Pantai Selatan Bantul
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Januari-Agustus 2025, Stasiun Lempuyangan Berangkatkan 1,8 Juta Penumpang
- Harga Emas Antam 16 September 2025 Naik, Rp2.181.000 per Gram
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Trump Turunkan Tarif Mobil dari Jepang 15 Persen per Hari Ini
- Harga Emas Diramal Tembus 4.000 Dolar AS Troy Ounce pada 2026
- Pasar Panel Surya RI Dikuasai Produk Murah China
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
Advertisement
Advertisement