Advertisement

Pertamina Patra Niaga Sulap Limbah Organik Program MBG Jadi Pakan Alternatif

Newswire
Rabu, 13 Agustus 2025 - 17:37 WIB
Abdul Hamied Razak
Pertamina Patra Niaga Sulap Limbah Organik Program MBG Jadi Pakan Alternatif PT Pertamina Patra Niaga, melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Hasanuddin, bersama Badan Gizi Nasional (BGN) memanfaatkan limbah organik program makan bergizi gratis (MBG) sebagai pakan alternatif untuk peternakan masyarakat. ANTARA - HO/PT Pertamina Patra Niaga

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—PT Pertamina Patra Niaga bersama Badan Gizi Nasional (BGN) menyulap limbah organik dari program makan bergizi gratis (MBG) sebagai pakan alternatif untuk peternakan masyarakat.

Menurut Aviation Fuel Terminal Manager Hasanuddin Pertamina Patra Niaga Andreas Yanuar Arinawan, inisiatif tersebut menjadi bagian dari pengembangan ekonomi sirkular berbasis komunitas yang terintegrasi dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat.

Advertisement

BACA JUGA: Update! Siswa Keracunan Menu MBG di Sleman Bertambah Jadi 178 Orang

Limbah organik yang dihasilkan dari dapur satuan pelayanan pemenuhan Gizi (SPPG) kini tidak lagi menjadi sisa buangan yang mencemari lingkungan.

Saat ini, sebanyak tiga SPPG telah menjalin kerja sama dalam pengelolaan limbah tersebut, yaitu Mandai Bontoa 1, Mandai Bontoa 2, dan Biringkanaya Bakung 1 di Kabupaten Maros, Sulsel.

Setiap hari secara rutin, limbah yang diangkut berkisar antara 100 hingga 150 kilogram. Limbah dapur tersebut dipilah, ditimbang, dan diangkut secara profesional oleh tim Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Baji Mangngai menuju lokasi peternakan bebek milik Kelompok Laleng Kassie di Dusun Tamarunang, Desa Baji Mangngai, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros.

Kelompok peternak yang telah bersama Pertamina Patra Niaga sejak 2021 ini mendapatkan pendampingan berkelanjutan melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) perusahaan.

BACA JUGA: Demo Warga Pati Berakhir Anarkis, Pagar Rusak hingga Mobil Terbakar

Mereka kini menjadi contoh sukses pemanfaatan limbah organik untuk mendukung usaha peternakan masyarakat secara berkelanjutan.

"Hal ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk mendukung program makan siang bergizi gratis, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional. Melalui inisiatif ini, kami menghadirkan solusi berkelanjutan yang tidak hanya mengurangi limbah organik, tetapi juga mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasional kami," ungkap Andreas.

Sejak program ini berjalan, Kelompok Laleng Kassie mampu memproduksi ratusan butir telur bebek segar setiap minggu secara konsisten. Kelompok ini juga telah berhasil melakukan diversifikasi produk dengan mengolah telur menjadi telur asin berkualitas tinggi.

Produk olahan ini memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dan masa simpan yang lebih lama, sehingga turut meningkatkan pendapatan kelompok secara signifikan.

Ketua Kelompok Laleng Kassie Maryama menyampaikan perkembangan dan manfaat yang telah didapat masyarakat semenjak berlangsungnya program.

"Program ini sangat bermanfaat bagi kami, terutama dalam mendukung keberlangsungan usaha peternakan yang kami kelola bersama masyarakat. Pemanfaatan limbah makanan dari program makan bergizi gratis ini benar-benar membantu kami menekan biaya operasional, terutama biaya pakan yang selama ini menjadi pengeluaran terbesar," ujar Maryama.

Lebih lanjut, sebagian limbah makanan yang tidak langsung digunakan sebagai pakan bebek juga dimanfaatkan untuk budi daya maggot atau larva black soldier fly (BSF). Inisiatif ini tidak hanya memperkecil jejak lingkungan, tetapi juga membuka peluang usaha baru di desa.

Area Manager Communication, Relation, & CSR Sulawesi Tengku Muhammad Rum menyampaikan program ini menjadi bagian dari strategi CSR Pertamina Patra Niaga yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui optimalisasi sumber daya lokal.

"Pendekatan ini memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals) khususnya nomor 2 yakni tanpa kelaparan dan SDG 12 yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab," ujar Rum.

Ke depan, program pengelolaan limbah makanan menjadi pakan ini diharapkan dapat direplikasi di berbagai daerah lain di Indonesia, sebagai solusi cerdas yang menggabungkan pengurangan limbah, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Lulusan UNY Sudah Diwisuda Belum Terima Ijazah, Cuma Dapat Map Kosong

Lulusan UNY Sudah Diwisuda Belum Terima Ijazah, Cuma Dapat Map Kosong

Sleman
| Rabu, 13 Agustus 2025, 21:27 WIB

Advertisement

Pendakian Rinjani Dibuka Kembali 11 Agustus 2025

Pendakian Rinjani Dibuka Kembali 11 Agustus 2025

Wisata
| Minggu, 10 Agustus 2025, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement