Advertisement
Penjualan AC Sharp Laris, Pemasangan Sampai Tunggu 5 Hari
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Penjualan barang elektronik jenis air conditioner atau AC turut meningkat seiring suhu panas yang terjadi di Jogja beberapa bulan terakhir. Bahkan konsumen harus menunggu lima hari untuk antrean pemasangan.
"Untuk saat ini kita merasakan panasnya suhu udara. Nah yang laris adalah AC bahkan pemasangan tunggu lima hari. Penjualan terbesar kedua baru kulkas," kata Anton Fatoni selalu Senior Branch Manager Yogyakarta PT Sharp Electronics Indonesia dalam jumpa pers di atrium Plaza Ambarrukmo, Rabu (6/12/2023).
Advertisement
Secara umum, pasar elektronik Jogja cukup menjanjikan. Secara nasional, market share penjualan Sharp di Jogja sebesar 5% hingga 6% terhadap pasar nasional. Salah satu faktor penyebabnya adalah inovasi ramah lingkungan yang disematkan di produk-produk Sharp.
Dalam rangka memperingati ulang tahun Sharp ke-111 tahun, Sharp Indonesia menggelar pameran "Sharp Greenovation" di Jogja pada 6-10 Desember, Bandung pada 29 Januari-4 Februari, dan Manado pada 26 Februari-3 Maret.
Selama pameran yang berlangsung di Jogja, Sharp menampilkan berbagai line up produk terbaru dengan teknologi terkini yang ramah lingkungan seperti televisi, mesin cuci, lemari es, air purifier, dispenser, hingga smartphone.
BACA JUGA:Â Cuaca Panas Membawa Berkah, Servis dan Penjualan AC Meningkat Drastis
Dalam pameran di Jogja, Sharp akan menyoroti enam bidang yaitu Artificial Intellegence (AI), Robotics, Extended Reality(XR), teknologi 6G, Green dan Space Industries. "Dan kami mengajak pengunjung untuk menjaga lingkungan dengan cara setiap pengunjung yang membawa botol plastik kemudian ditukarkan ke stan untuk mendapatkan hadiah dari kami," katanya.
Selama pameran berlangsung akan diramaikan dengan lucky draw, cicilan kartu kredit 0%, program tukar tambah, dan flash sale.
Sementara itu Erwan Widiarto, aktivator pengelolaan sampah dan desa wisata yang juga hadir dalam jumpa pers menyoroti bahwa data jumlah sampah di Indonesia masih cukup besar. Pada 2022 terhitung 69 juta ton sampah dan pada 2023 diprediksi bisa lebih banyak.
"Sekarang stop kirim sampah organik ke TPA karena ada akumulasi gas metana yang mudah terbakar dan meledak. Maka kalau kita disiplin [memilah sampah], kita sudah berupaya menghindarkan diri dari perbuatan yang merugikan orang lain," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Joko Pinurbo Meninggal, Kemendikbudristek: Penyair Legendaris Tuai Beragam Penghargaan
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Petani Cabai Cilacap, Menjadi Raja Atas Hasil Panennya
- Rasane Vera, Menghijaukan Gunungkidul dengan Lidah Buaya
- Banyak BPR Bangkrut, Ini Upaya Pengawasan dari OJK DIY
- Pakuwon Beberkan Harapan Besarnya untuk Kepemimpinan Prabowo-Gibran
- Siap-Siap! Harga Bitcoin Mungkin Tembus US$100.000 pada Akhir Tahun
- Ini Tanggapan Bankir Atas Kenaikan BI Rate Jadi 6,25%
- PLN Dukung Penuh Gelaran PLN Mobile Proliga 2024
Advertisement
Advertisement