Advertisement
Inflasi DIY Lebih Tinggi dari Nasional, Ternyata Ini Alasannya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat inflasi DIY 2023 mencapai 3,17% (year-on-year/yoy) lebih tinggi dari angka nasional sebesar 2,61%. Lalu kenapa capaiannya di atas nasional?
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati menjelaskan secara tahunan inflasi DIY memang lebih tinggi dari nasional, hal ini disebabkan beberapa faktor.
Advertisement
Dilihat dari sisi produksi jika dibandingkan dengan penduduk DIY saja kemungkinan masih akan surplus. Akan tetapi, banyak masyarakat dari luar DIY baik domestik dan mancanegara yang berkunjung. Baik untuk berwisata, dan tujuan lainnya.
"Kami tahu bahwa kunjungan wisata mancanegara maupun nusantara ke DIY ini sangat tinggi, terutama pada saat libur-libur nasional, baik karena hari besar, juga karena libur sekolah dan seterusnya," kata dia, Kamis (18/1/2024).
Tingginya kunjungan dari luar berdampak pada konsumsi komoditas di DIY. Jauh lebih tinggi daripada masyarakat DIY asli. Sehingga dengan sendirinya memicu peningkatan demand dan berdampak pada kenaikan harga. "Sedangkan secara nasional ada sentra-sentra produksi yang secara keseluruhan rata-rata nasional tidak setinggi DIY," jelasnya.
BACA JUGA: Inflasi Desember 2023 Didominasi Kenaikan Harga Beras
Ekonom Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Y. Sri Susilo menyampaikan mengenai inflasi tahun ini yang perlu diwaspadai adalah terkait dengan pangan.
Pasalnya, kondisi global belum membaik dan pangan Indonesia masih bergantung dari suplai global.
Beberapa negara yang biasa ekspor pangan kini berhenti ekspor. Sebab perang Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina masih berlanjut. Sehingga beberapa komoditas pangan yang disuplai dari impor kemungkinan akan terdampak.
"Harus hati-hati saja, inflasi pangan tetap bisa jadi momok. Pengalaman yang lalu kasus inflasi secara nasional dan daerah bisa didorong karena pangan dalam arti luas," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ekonom UGM Dukung Pajak Media Sosial, Ini Alasannya..
- Masuk Indonesia, Minuman Beralkohol dan Daging Babi Asal Amerika Serikat Tetap Kena Tarif Impor
- Ribut-Ribut Beras Oplosan, Kemendag Minta Produsen Tarik Beras dari Peredaran
- 10 Besar Produk Ekspor Nonmigas AS ke Indonesia yang Kini Dipatok Tarif 0 Persen
- Harga Emas Galeri24 dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Mulai Rp996.000
Advertisement
400 Pelari Rayakan Sewindu GRAMM HOTEL by Ambarrukmo Dalam GRAMM RUN 8K
Advertisement

Agenda Wisata di Jogja 19-31 Juli 2025, dari Pertamax Turbo Drag Fest 2025, Gamelan Festival, KAI Bandara Night Fun Run hingga Tour De Merapi
Advertisement
Berita Populer
- Smester Pertama 2025, KAI Daop 6 Jogja Angkut Barang 181.678 Ton, Tumbuh 5 Persen
- Ekonom Berharap Penurunan BI Rate Segera Diikuti Penurunan Suku Bunga Perbankan
- Harga Cabai Rawit Rp64.353 Perkg, Bawang Merah Rp44.894 Perkg
- Konsumsi Solar di DIY Naik 20 Persen dan Jateng 5 Persen Saat Momen Libur Sekolah
- Ekonom UGM Dukung Pajak Media Sosial, Ini Alasannya..
- Jangan Bingung, Ini Perbedaan Koperasi Desa Merah Putih dengan BUMDes
- Korea Selatan Tujuan Favorit Pekerja Migran Indonesia
Advertisement
Advertisement