Advertisement
Jepang dan Inggris Resesi, Pemerintah Indonesia Lebih Cermat Terbitkan Surat Utang Global
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah Indonesia saat ini akan lebih cermat dalam menerbitkan surat utang global dengan mempertimbangkan resesi ekonomi yang dialami Jepang dan Inggris.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto mengatakan dalam dua kuartal terakhir, ekonomi Jepang tercatat mengalami kontraksi sebesar minus 0,8% pada kuartal III/2023, dan minus 0,1% pada kuartal IV/2023. Hal yang sama juga dialami Inggris yang tercatat mengalami kontraksi minus 0,1% pada kuartal III/2023 dan minus 0,3% pada kuartal IV/2023.
Advertisement
“Kami akan terus prudent, terukur, fleksibel dan opportunistic dalam penerbitan utang, kita akan betul-betul melihat, situasi terkait dengan market maupun perekonomian global dan domestik,” kata Suminto saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (22/2/2024).
Mempertimbangkan kondisi ekonomi negara-negara maju tersebut, khususnya Jepang, pemerintah saat ini lebih berhati-hati dalam menerbitkan surat utang global. Resesi Jepang dinilai memengaruhi pemerintah dalam menyesuaikan penerbitan Samurai Bond. "Termasuk perkembangan perekonomian Jepang tadi, kita akan menerbitkan Samurai Bond, tentu sekali lagi kita akan mencermati karena salah satu prinsip penerbitan kita adalah untuk menerbitkan dengan cost of fund minimal, atau yang terbaik dengan risiko yang acceptable," ujarnya.
Baca Juga
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi Ekonomi
Susul Jepang, Inggris Resmi Masuk ke Jurang Resesi
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Meleset dari Target, Ini Penyebabnya
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyampaikan pemerintah berharap perekonomian Jepang akan kembali ke dalam teritori positif. Hal tersebut karena Jepang merupakan mitra penting bagi Indonesia dalam hal investasi asing (FDI).
Berdasarkan proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF), perekonomian Jepang dapat bertumbuh 0,9% tahun ini. Sedangkan perekonomian Inggris diproyeksikan akan kembali menguat di teritori positif sekitar 0,6%. "Nah jadi kita berharap kontraksi-kontraksi di Jepang dan Inggris itu sifatnya temporary, dan kita lihat bagaimana situasi di 2024 ini," ujarnya.
Adapun Indonesia sendiri mengalami pertumbuhan ekonomi 5,05 persen secara kumulatif (c-to-c) sepanjang 2023. Secara tahunan, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,04% (yoy) dihitung dari kuartal IV/2022.
Pencapaian kinerja ekonomi tahun ini melampaui proyeksi sebelumnya yang mencatat ekonomi Indonesia sebesar 5,03% pada 2023. Dengan kinerja tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi di dunia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif lebih tinggi dengan inflasi yang lebih rendah dibandingkan negara lain. Dari segi pertumbuhan ekonomi, Indonesia mengungguli Malaysia (3,77%), Meksiko (3,10%), dan Spanyol (2,50%).
Namun masih berada di bawah China (5,20%), Filipina (5,57%) dan Uzbekistan (6%). Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat 5,05% sejajar dengan Vietnam yang juga mencatatkan angka yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Program Makan Bergizi Gratis Incar Pengusaha Kuliner Lokal, PPJI DIY: Baru Penawaran Sewa Dapur
- Ombudsman Sebut Pengaturan Pupuk Bersubsidi Perlu Payung Hukum
- Luhut Sebut Rencana Kenaikan PPN 12 Persen Awal 2025 Kemungkinan Ditunda
- 4 Keuntungan Memakai Rak Dapur Terbuka di Rumah
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
Advertisement
25 Orang di Bantul Bunuh Diri Selama 2024, Polres Imbau Warga untuk Saling Ingatkan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Janur Resto Malyabhara Hotel Luncurkan Christmas Dinner Istimewa untuk Libur Akhir tahun
- Bank BPD DIY Pererat Silaturahmi dengan Purnabakti
- Okupansi Hotel DIY Libur Akhir Tahun, PHRI DIY Andalkan Rombongan Sekolah dan Perusahaan
- Resmi! Pemerintah Terbitkan Aturan Soal Formula Kenaikan UMP 2025
- Disperindag DIY Gelar Business Matching Gerakan Bangga Buatan Jogja di Galeria Mall
- Ekonom Nilai Tidak Ada Urgensinya PPN Naik 12 Persen Awal 2025
- Biaya MDR QRIS Gratis hingga Rp500 Ribu, BI DIY Berharap Penggunanya Meningkat
Advertisement
Advertisement