Advertisement

Jepang dan Inggris Resesi, Pemerintah Indonesia Lebih Cermat Terbitkan Surat Utang Global

Newswire
Kamis, 22 Februari 2024 - 22:47 WIB
Mediani Dyah Natalia
Jepang dan Inggris Resesi, Pemerintah Indonesia Lebih Cermat Terbitkan Surat Utang Global Pertumbuhan ekonomi - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah Indonesia saat ini akan lebih cermat dalam menerbitkan surat utang global dengan mempertimbangkan resesi ekonomi yang dialami Jepang dan Inggris.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto mengatakan dalam dua kuartal terakhir, ekonomi Jepang tercatat mengalami kontraksi sebesar minus 0,8% pada kuartal III/2023, dan minus 0,1% pada kuartal IV/2023. Hal yang sama juga dialami Inggris yang tercatat mengalami kontraksi minus 0,1% pada kuartal III/2023 dan minus 0,3% pada kuartal IV/2023.

Advertisement

“Kami akan terus prudent, terukur, fleksibel dan opportunistic dalam penerbitan utang, kita akan betul-betul melihat, situasi terkait dengan market maupun perekonomian global dan domestik,” kata Suminto saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (22/2/2024).

Mempertimbangkan kondisi ekonomi negara-negara maju tersebut, khususnya Jepang, pemerintah saat ini lebih berhati-hati dalam menerbitkan surat utang global. Resesi Jepang dinilai memengaruhi pemerintah dalam menyesuaikan penerbitan Samurai Bond. "Termasuk perkembangan perekonomian Jepang tadi, kita akan menerbitkan Samurai Bond, tentu sekali lagi kita akan mencermati karena salah satu prinsip penerbitan kita adalah untuk menerbitkan dengan cost of fund minimal, atau yang terbaik dengan risiko yang acceptable," ujarnya.

Baca Juga

Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi Ekonomi

Susul Jepang, Inggris Resmi Masuk ke Jurang Resesi

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Meleset dari Target, Ini Penyebabnya

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyampaikan pemerintah berharap perekonomian Jepang akan kembali ke dalam teritori positif. Hal tersebut karena Jepang merupakan mitra penting bagi Indonesia dalam hal investasi asing (FDI).

Berdasarkan proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF), perekonomian Jepang dapat bertumbuh 0,9% tahun ini. Sedangkan perekonomian Inggris diproyeksikan akan kembali menguat di teritori positif sekitar 0,6%. "Nah jadi kita berharap kontraksi-kontraksi di Jepang dan Inggris itu sifatnya temporary, dan kita lihat bagaimana situasi di 2024 ini," ujarnya.

Adapun Indonesia sendiri mengalami pertumbuhan ekonomi 5,05 persen secara kumulatif (c-to-c) sepanjang 2023. Secara tahunan, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,04% (yoy) dihitung dari kuartal IV/2022.

Pencapaian kinerja ekonomi tahun ini melampaui proyeksi sebelumnya yang mencatat ekonomi Indonesia sebesar 5,03% pada 2023. Dengan kinerja tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi di dunia.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif lebih tinggi dengan inflasi yang lebih rendah dibandingkan negara lain. Dari segi pertumbuhan ekonomi, Indonesia mengungguli Malaysia (3,77%), Meksiko (3,10%), dan Spanyol (2,50%).

Namun masih berada di bawah China (5,20%), Filipina (5,57%) dan Uzbekistan (6%). Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat 5,05% sejajar dengan Vietnam yang juga mencatatkan angka yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Minggu 28 April 2024

Jogja
| Minggu, 28 April 2024, 04:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement