Produksi Beras DIY Terus Menurun, Ini Buktinya..
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat adanya penurunan produksi padi dan beras di DIY sejak 2022. Salah satu penyebabnya adalah luas area panen yang juga terus menurun.
Berdasarkan data BPS DIY, produksi padi di Bumi Mataram pada 2023 mencapai 561.700 ton, sementara pada 2022 hanya 534.110 ton atau turun sebanyak 27.590 ton (4,91%).
Advertisement
Kemudian angka produksi padi periode Januari-April 2023 data tetap mencapai 292.980 ton. Sementara estimasi periode Januari-April 2024 hanya 244.030 ton, turun 48.940 ton (16,71%).
Dia menjelaskan pada 2023 lalu, panen raya terjadi pada Februari dengan angka produksinya mencapai 131.610 ton Gabah Kering Giling (GKG). Sementara pada tahun ini panen raya diperkirakan mundur menjadi April 2024.
Sementara pada tahun ini, panen raya diperkirakan pada April 2024 dengan produksi diperkirakan mencapai 132.110 ton GKG.
Penurunan tersebut diperkirakan lantaran adanya penurunan luas panen. Pada 2022, luas panen di DIY masih mencapai 110.930 hektare, sedangkan pada 2023 turun sebesar 4,72% menjadi 105.690 hektare.
Turunnya produksi panen padi tersebut tentu berdampak juga pada penurunan produksi beras. Jika dibandingkan dengan 2022, produksi beras di DIY pada 2023 turun hingga 4,91%.
Plt. Kepala Dinas Pertanian DIY, R. Hery Sulistio Hermawan membenarkan bahwa masa panen raya di DIY diperkirakan mundur ke April atau Mei 2024. Hal itu disebabkan oleh El Nino yang menyebabkan hujan pun tertunda dari yang sehatusnya Oktober atau November 2023, baru terjadi pada Desember 2023 dan Januari 2024. "Mundur dua bulan, nanti panen raya sekitar April-Mei, jadi mundur dua bulan, biasanya Februari-Maret, banyak yang mundur," ucap dia, Selasa (5/3/2024).
BACA JUGA: Luas Panen pada Januari-April 2024 Diprediksi Turun, Ini Penyebabnya
Diakuinya, kebanyakan sawah di DIY adalah sawah irigasi tadah hujan, sehingga ketika pasokan air dari hujan mundur maka panennya juga mundur.
Meski demikian, saat ini sudah ada yang mulai panen di beberapa wilayah di DIY, seperti Cangkringan dan sebagian Bantul. "Kami utamanya diarahkan bagaimana memprediksi rencana panen yang akan dilakukan masyarakat, [kalau minus] biasanya yang berperan Bulog bisa ambil dari daerah lain atau importasi," jelasnya.
Senada, Ketua Forum Petani Kalasan, Janu Riyanto mengatakan di Kalasan, masa panen diperkirakan terjadi pada Mei 2024 mendatang. Hal itu lantaran masa tanam yang sempat tertunda, sehingga panen mundur. "Panennya kurang lebih di bulan Mei karena kemarin sempat tertunda-tertunda tanam, mungkin Mei baru panen," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Jogja Berpatroli Cegah Praktik Politik Uang
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- OJK: KUR Tidak Termasuk Utang Macet yang Bisa Dihapus
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Capai 4,7 hingga 4,9 Persen di 2025
- Harga Bitcoin Pecah Rekor, Investor Diminta Berhati-hati Titipkan Dana Investasinya
- Sah! Maya Watono Jabat Direktur Utama Holding BUMN InJourney, Berikut Profilnya
- Prabowo Raih Komitmen Investasi 8,5 Miliar Dolar AS dari Lawatannya ke Inggris
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Bea Cukai DIY Sebut Hampir Semua Stakeholder Sepakti Penerapan Cukai Minuman Berpemanis
Advertisement
Advertisement