Advertisement

Promo November

Produksi Beras DIY Terus Menurun, Ini Buktinya..

Anisatul Umah
Selasa, 05 Maret 2024 - 21:47 WIB
Arief Junianto
Produksi Beras DIY Terus Menurun, Ini Buktinya.. Ilustrasi panen padi - ist - ngawikab.go.id

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat adanya penurunan produksi padi dan beras di DIY sejak 2022. Salah satu penyebabnya adalah luas area panen yang juga terus menurun.

Berdasarkan data BPS DIY, produksi padi di Bumi Mataram pada 2023 mencapai 561.700 ton, sementara pada 2022 hanya 534.110 ton atau turun sebanyak 27.590 ton (4,91%).

Advertisement

Kemudian angka produksi padi periode Januari-April 2023 data tetap mencapai 292.980 ton. Sementara estimasi periode Januari-April 2024 hanya 244.030 ton, turun 48.940 ton (16,71%).

Dia menjelaskan pada 2023 lalu, panen raya terjadi pada Februari dengan angka produksinya mencapai 131.610 ton Gabah Kering Giling (GKG). Sementara pada tahun ini panen raya diperkirakan mundur menjadi April 2024.

Sementara pada tahun ini, panen raya diperkirakan pada April 2024 dengan produksi diperkirakan mencapai 132.110 ton GKG.

Penurunan tersebut diperkirakan lantaran adanya penurunan luas panen. Pada 2022, luas panen di DIY masih mencapai 110.930 hektare, sedangkan pada 2023 turun sebesar 4,72% menjadi 105.690 hektare.

Turunnya produksi panen padi tersebut tentu berdampak juga pada penurunan produksi beras. Jika dibandingkan dengan 2022, produksi beras di DIY pada 2023 turun hingga 4,91%.

Plt. Kepala Dinas Pertanian DIY, R. Hery Sulistio Hermawan membenarkan bahwa masa panen raya di DIY diperkirakan mundur ke April atau Mei 2024. Hal itu disebabkan oleh El Nino yang menyebabkan hujan pun tertunda dari yang sehatusnya Oktober atau November 2023, baru terjadi pada Desember 2023 dan Januari 2024.  "Mundur dua bulan, nanti panen raya sekitar April-Mei, jadi mundur dua bulan, biasanya Februari-Maret, banyak yang mundur," ucap dia, Selasa (5/3/2024).

BACA JUGA: Luas Panen pada Januari-April 2024 Diprediksi Turun, Ini Penyebabnya

Diakuinya, kebanyakan sawah di DIY adalah sawah irigasi tadah hujan, sehingga ketika pasokan air dari hujan mundur maka panennya juga mundur.

Meski demikian, saat ini sudah ada yang mulai panen di beberapa wilayah di DIY, seperti Cangkringan dan sebagian Bantul. "Kami utamanya diarahkan bagaimana memprediksi rencana panen yang akan dilakukan masyarakat, [kalau minus] biasanya yang berperan Bulog bisa ambil dari daerah lain atau importasi," jelasnya.

Senada, Ketua Forum Petani Kalasan, Janu Riyanto mengatakan di Kalasan, masa panen diperkirakan terjadi pada Mei 2024 mendatang. Hal itu lantaran masa tanam yang sempat tertunda, sehingga panen mundur. "Panennya kurang lebih di bulan Mei karena kemarin sempat tertunda-tertunda tanam, mungkin Mei baru panen," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Jogja Berpatroli Cegah Praktik Politik Uang

Jogja
| Sabtu, 23 November 2024, 00:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement