Advertisement
Pendataan Koperasi dan Pelaku UKM Terus Belanjut Hingga Akhir 2024

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pendataan lengkap koperasi dan usaha mikro, kecil, menengah (KUMKM) di seluruh provinsi di Indonesia terus dilakukan. Tujuannya, untuk membangun basis data KUMKM yang terstandardisasi dan terintegrasi.
Deputi Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah mengatakan bahwa kementeriannya telah berhasil mengumpulkan 13,4 juta data pelaku KUMKM. Data ini terdiri dari 9,1 juta data yang dikumpulkan pada 2022 dan 4,3 juta data pada 2023.
Advertisement
BACA JUGA: UMKM Otomotif Lokal Dapat Beradaptasi dengan Tren EV
“Kami akan terus bergerak karena selama ini yang ditunggu-tunggu adalah data para pelaku KUMKM by name dan by address,” ucap dalam temu media di Jakarta, Selasa (26/3/2024).
Azizah menuturkan pada 2021, Kemenkop UKM fokus pada pengembangan aplikasi dan website untuk pendataan. Kemudian, pada 2022, dilakukan survei langsung kepada pelaku KUMKM di 240 kabupaten/kota.
Kemudian pada 2023, Kemenkop UKM bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melakukan sensus dan survei serupa di 215 kabupaten/kota.
Azizah menjelaskan bahwa data ini terdiri atas tujuh klasifikasi, yaitu identitas pengusaha, identitas usaha, bidang usaha, faktor pemasaran, proses produksi, keuangan, dan SDM.
Dia mengatakan basis data ini akan digunakan untuk berbagai keperluan, seperti merumuskan kebijakan dan program yang tepat sasaran, mengetahui profil dan kebutuhan para pelaku KUMKM secara lebih detail, meningkatkan kinerja KUMKM, hingga meningkatkan kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional.
“Selain mencari, membina, mengembangkan (KUMKM), semua landasannya adalah pendataan. Data ini nantinya akan digunakan oleh Kemenkop UKM, kementerian lain, dan pemerintah daerah,” kata Azizah.
Ia lebih lanjut mengatakan bahwa kementeriannya juga masih menghitung potensi kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional. Perhitungan dilakukan setelah data KUMKM tersebut lengkap.
Azizah menuturkan bahwa proses pendataan ini memiliki beberapa tantangan, salah satunya adalah menjangkau para pelaku usaha di daerah terpencil. Tak hanya itu, pendataan dilakukan secara langsung, bukan digital, sehingga harus mendatangi para pelaku usaha satu per satu.
Meski demikian, pendataan ini diharapkan dapat selesai pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
- Muhammadiyah Membangun Pusat Distribusi Barang untuk Warung Kelontong
Advertisement

Pemkab Bantul Fasilitasi Legalitas Koperasi Merah Putih di Wilayahnya
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- BI DIY Optimistis Pertumbuhan Ekonomi DIY 2025 Capai 4,8 hingga 5,6 Persen
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Minta BPJS Ketenagakerjaan Lindungi Pekerja Lepas
- Belasan Chef dan Staf F&B Bertarung Kreativitas dalam Archipelago Black Box Battle
- Menteri Perindustrian Bilang Indonesia Tidak Dalam Fase Deindustrialisasi
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Bulong Sebut Menyewa Gudang BUMN dan TNI, Stok Beras hingga 4 Mei Tembus 3,5 Juta Ton
Advertisement