Advertisement

Promo November

Agen BRILink Semakin Kuat dengan Berjejaring

Sirojul Khafid
Selasa, 30 April 2024 - 16:57 WIB
Lajeng Padmaratri
Agen BRILink Semakin Kuat dengan Berjejaring Suasana Agen BRILink Toko Mahasiswa di Sleman, Rabu (27/3/2024). - Harian Jogja/Sirojul Khafid

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Sudah banyak Agen BRILink yang tersebar di Indonesia. Banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya. Di Sleman, para Agen BRILink membentuk paguyuban untuk saling belajar dan berkembang bersama.

Orang datang silih berganti di Toko Mahasiswa. Toko sembako yang berada di seberang Terminal Condongcatur, Sanggrahan, Condongcatur, Depok, Sleman itu nampak selalu ramai. Pembeli pergi, datang supplier. Saat supplier pergi, datang pemasang spanduk sponsor. Pemasang spanduk pergi, datang lagi konsumen.

Advertisement

Pelayan Toko Mahasiswa melayani para pembeli satu per satu. Pemilik Toko Mahasiswa, Suradi, sesekali mengecek barang dagangan. Dia juga mengobrol dengan rekan bisnis yang kebetulan siang itu sedang datang. Suradi berusaha menjaga semua jaringan bisnis maupun pertemanan. Melalui jaringan, dia bisa membuka usaha sembako. Toko Mahasiswa ini yang juga mengantarkan Suradi memiliki empat Agen BRILink di Sleman. Semua berawal dari jaringannya semasa kuliah.

BACA JUGA: Merawat Lebah, Melestarikan Lingkungan

Jalan Suradi jarang mulus perkara pendidikan. Menunda setahun dua tahun dari satu jenjang ke jenjang lain perkara biasa. Faktor biaya menjadi masalah utamanya. Bahkan saat sekolah lanjutan tingkat atas, dia perlu bekerja dulu. Suradi pindah dari Temanggung ke Jogja.

Berasal dari jaringan di pekerjaan, dia mendapat informasi beasiswa pendidikan serta asrama dari Yayasan Realino Jogja. Masuk kuliah, Suradi mendapat beasiswa di Universitas Sanata Dharma (USD) Jogja. Sembari menjalani perkuliahan di Program Studi Pendidikan Ekonomi, dia kerja serabutan untuk biaya hidup. Semua pekerjaan Suradi lakoni, dari menjual buku, jasa fotocopy, membantu penelitian dosen, bekerja di perpustakaan dosen, sampai bersih-bersih kaca di kampus.

Semuanya berjalan lancar. Sampai ada study tour ke Bali, yang membutuhkan biaya besar. “Selama SMK sampai kuliah semester tiga belum bilang sama orang tua kalau saya sekolah, sampai ada studi tour ke Bali, butuh uang, minta tambahan uang saku ke orang tua. Mereka bilang, ‘kerja kok minta uang’,” kata Suradi, saat ditemui di Toko Mahasiswa, Sleman, Rabu (27/3/2024).  

Mulai Membuka Usaha

Suradi bukan satu-satunya mahasiswa yang kondisi ekonominya kurang baik di USD. Keadaan ini membuat Bismoko, dosen yang juga sempat menjabat sebagai pembantu rektor USD, mengumpulkan empat mahasiswa. Suradi salah satunya. Bismoko menawarkan ruko serta modal usaha untuk mereka.

Awalnya mereka sempat membuka penjualan gorengan. Hanya beberapa bulan, jenis usaha ini tutup. Mereka merasa kurang cocok. Perkembangan usaha gorengan juga tidak begitu bagus.

Peruntungan berikut berupa membuka toko kelontong. Sistem usahanya lebih mudah. Tinggal membeli barang kemudian menjualnya dengan mengambil keuntungan. Lahir lah Toko Mahasiswa pada 2003. Toko Mahasiswa, toko yang pengelolanya para mahasiswa, bukan toko yang menjual kebutuhan mahasiswa.

“Awalnya kami malu-malu. Kami jualan beras tapi kok namanya Toko Mahasiswa. Bahkan awal-awal kami harus dorong-dorongan untuk melayani pembeli, kamu saja, kamu saja,” katanya.

Toko Mahasiswa berjalan dua tahun. Dari sini, Suradi dan teman-temannya bisa belajar berdagang sekaligus memperbaiki perekonomian. Tahun 2005, Toko Mahasiswa perlu tutup. Mereka sibuk skripsi dan akan segera lulus.

Punggawa Toko Mahasiswa yang sudah lulus semuanya merantau keluar Jogja. Suradi sempat bekerja di lembaga kursus di Jakarta. Namun dia tidak betah dan memutuskan kembali ke Jogja. “Pak, kalau saya pulang, saya buka tokonya lagi boleh?” tanya Suradi pada Bismoko.

Pulangnya Suradi membuat Toko Mahasiswa kembali beroperasi. Perjalanan usaha mempertemukan Suradi dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Awalnya Suradi meminjam uang melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pengembangan usaha.

Hubungan baik Suradi dan BRI membawanya untuk juga membuka Agen BRILink. Lokasi Agen BRILink berada di samping Toko Mahasiswa. Pada awalnya, dia cukup ragu untuk menjalankan Agen BRILink. Sempat Suradi tidak mengoperasikan mesin BRILink sampai tiga bulan setelah mendapatkannya dari BRI. Suradi kurang percaya diri, apalagi kantor BRI hanya berjarak 50 meter dari tokonya.

Seiring mencoba mengoperasikan Agen BRILink, ternyata ada saja yang menggunakan jasanya. Ternyata orang-orang memilih BRILink salah satunya agar tidak mengantre seperti di Unit Bank. Lebih mending keluar uang administrasi daripada lama menunggu karena antre.

Memang sekarang sudah banyak masyarakat yang punya mobile banking, sehingga tidak perlu antre ke bank atau bahkan tidak usah keluar rumah. Namun belum tentu di mobile banking ada saldo untuk berbagai urusan. Menurut Suradi, Agen BRILink masih punya pasarnya sendiri. Dalam lima tahun ke depan, sektor usaha ini masih cukup menjanjikan.

Saling Menguatkan

Suradi bergabung dalam paguyuban Agen BRILink Sleman. Dalam agenda kumpul rutin, satu sama lain saling berbagi ilmu untuk mengelola BRILink. “Dari pengaruh temen-temen pas kumpul, oh temen ini udah tambah satu lagi Agen BRILink-nya, promonya seperti ini, kita termotivasi. Tanya juga manajemen, keuangan, dan lainnya,” katanya. “Perkembangan yang baik, akhirnya saya buka lagi Agen BRILink. Sekarang total ada empat Agen BRILink.”

Agen BRILink milik Suradi ada di Jalan Anggajaya (di samping Toko Mahasiswa), di Jalan Raya Manukan, serta Jalan Nusa Indah Ngringin. Ketiganya berada di Condongcatur, Depok, Sleman. Satunya berada di Jalan Kapten Haryadi, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman. Setiap harinya, masing-masing agen bisa menerima puluhan transaksi keuangan. Sekitar 70% konsumen yang mampir ke Agen BRILink milik Suradi, menggunakan jasa untuk transfer uang.

Melalui paguyuban ini pula, koordinasi menjadi lebih mudah. Semisal ada orang yang hendak membuka atau menambah Agen BRILink, dari paguyuban akan memberikan gambaran lokasi-lokasi potensial. Paguyuban juga akan memberikan masukan apabila lokasi Agen BRILink yang baru terlalu dekat dengan agen lama.

“Peguyuban juga menjaga kondusifitas antar agen. Misal mau buka loket, kami infokan, oh di situ sudah ada, mungkin cari tempat lain. Atau misal di situ sudah jauh dari Agen BRILink yang sudah ada, tapi kami komunikasikan dulu dengan agen lama,” kata Suradi.

Saling menguatkan juga dalam perkara stok uang. Bagi sesama agen yang sudah saling kenal dan percaya, mereka bisa menalangi stok uang. Semisal satu Agen BRILink sedang tidak punya uang cash, maka bisa meminjam dari agen lainnya.

“Anggota yang tergabung di grup paguyuban sekitar 350 orang. Untuk jumlah agen bisa lebih banyak lagi,” kata Suradi, yang kini menjadi Ketua Paguyuban Agen BRILink Sleman.

Dengan sering berkomunikasi antar anggota paguyuban, Agen BRILink bisa saling belajar. Sudah banyak Agen BRILink yang jumlah dan nilai transaksinya cukup besar. Contoh lain selain Agen BRILink milik Suradi, ada pula Agen BRILink Toko Eltron milik Sudianto Sugiarto.

BACA JUGA: Ada Promo Buy 1 Get 1 Free Ramen di Grand Diamond Hotel Yogyakarta Sepanjang Mei-Juni 2024

Menjadi Agen BRILink sejak Agustus 2018, kini per bulannya sudah ada sekitar 3.000 transaksi. Agen BRILink Toko Eltron yang berada di Jalan Kaliurang KM 17, Pakem, Sleman, Yogyakarta bisa naik kelas ke status Juragan Agen BRILink. “Perputaran uang [dari transaksi sebulan sekitar] Rp1,7 miliar. Namun itu nilai perputaran uangnya, bukan hasil [keuntungannya],” kata Suradi, saat dihubungi secara daring, Kamis (28/3/2024).

Suradi dan Sudianto merupakan dua dari puluhan ribu Agen BRILink di BRI Regional Office (RO) Jogja, yang mencakup DIY dan sebagian Jawa Tengah. Regional Chief Executive Officer (RCEO) BRI Jogja, John Sarjono, mengatakan sampai Desember 2023, Agen BRILink di BRI RO Jogja mencapai 61.309 unit. Layanan yang sering masyarakat gunakan melalui Agen BRILink seperti transfer, tarik dan setor tunai, serta pembayaran BRIVA.

“Selama tahun 2023 terjadi 93 juta transaksi di Agen BRILink RO Jogja, dengan jumlah FBI (fee based income) yang dihasilkan sebesar Rp122 miliar, dan total nominal transaksi atau sales volume lebih dari Rp100 triliun,” kata Sarjono, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/3/2024).

Lahir sejak 2014, awalnya Agen BRILink untuk mengakomodir layanan laku pandai yang berfungsi melayani inklusi keuangan di seluruh lapisan masyarakat Indonesia. “Kemudian berkembang menjadi bisnis yang menghasilkan FBI bagi Bank BRI dan juga meningkatkan kesejahteraan Agen-Agen BRILink di seluruh Indonesia,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024

Bantul
| Jum'at, 22 November 2024, 10:27 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement