Advertisement
Restrukturisasi Covid-19 Disetop, Risiko Kredit Kecil dan Mikro Terancam Naik

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat adanya peningkatan risiko kredit, khususnya pada kredit kecil dan mikro karena segmen tersebut belum sepenuhnya pulih seusai berakhirnya relaksasi restrukturisasi sebagai dampak pandemi Covid-19. Belum lagi mereka juga terdorong kenaikan inflasi pangan secara global.
Meski demikian, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mencatat perbankan telah mengambil langkah antisipatif melalui pembentukan pencadangan yang memadai “Termasuk untuk penghapusbukuan dalam rangka menata kembali neraca bank,” ujarnya dalam RDK Bulanan, Senin (10/6).
Advertisement
Menurutnya, dengan langkah antisipasi tersebut, risiko kredit kecil mikro dapat berada di level terjaga dan kinerja bank bisa tumbuh secara berkelanjutan. OJK pun terus memantau manajemen risiko dan prinsip kehati-hatian oleh industri perbankan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Edina Rae mengatakan per April 2024, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross perbankan sebesar 2,33% dan NPL net 0,81%.
Adapun, NPL gross UMKM per April 2024 berada pada level 4,26%, naik dibanding Maret 2024 yakni 3,98% dan NPL net menjadi 1,54%, naik dari bulan lalu sebesar 1,45%
“Peningkatan NPL gross UMKM utamanya pada segmen kredit kecil dan mikro menjadi 3,89%. Walaupun demikian bank kenaikan NPL dengan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai [CKPN] UMKM Rp85,4 triliun, perbandingan CKPN UMKM terhadap total NPL UMKM mencapai 137,37%,” tuturnya.
Apabila dilihat dari sisi bank jumbo memang sederet bank mengalami pasang surut penyaluran kredit UMKM. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. misalnya menyalurkan kredit ke segmen UKM mencapai Rp40,6 triliun per Maret 2024, turun 4,7% secara tahunan dari sebelumnya Rp42,5 triliun.
Adapun, secara bank only segmen medium perseroan memiliki NPL 5,9% stabil dengan tahun sebelumnya. Sementara, segmen kecil alias small mengalami kenaikan NPL menjadi 4% dari 2,5%.
BACA JUGA: Restrukturisasi Kredit Covid Segera Berakhir, Ini Kesiapan Perbankan di DIY
Sementara, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan kredit UKM dan mikro mencapai Rp247,9 triliun per Maret 2024, naik dari Maret 2023 yang hanya Rp223,2 triliun. Lebih lanjut, secara bank only segmen SME pada BMRI memiliki NPL 1,02% per Maret 2024 dari tahun sebelumnya 0,93%.
Kemudian, pada periode yang sama NPL segmen mikro mencapai 1,65% dari 1,15%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Rumah Bersubsidi Ukuran Mini Batal Direalisasikan, Ini Daftar dan Ukuran yang Berlaku
- Cara Cek BSU Lewat Aplikasi Pospay
- Ekonom Prediksi Bunga Utang RI Makin Membengkak
- Harga Pangan Hari Ini, Rabu 9 Juli 2025, Beras, Cabai, Minyak, hingga Bawang Turun
- Bagaimana Tugas Kementerian BUMN Setelah Danantara Beroperasi, Begini Penjelasan Erick Thohir
Advertisement

Satpol PP Bantul Sita 13.000 Batang Rokok Ilegal dari Rumah hingga Warung
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Berakhirnya Libur Sekolah, Harga Komoditas Pangan Mulai Turun
- Larangan Bus Wisata Masuk Jogja, Hunian Hotel Diperkirakan Turun
- Toyota Kuasai Pasar Mobil Tanah Air per Juni 2025, Kijang Innova Terjual 31.100 Unit
- Sinergi HPE, Equinix, dan AGIT Mendorong Ekosistem Digital dan Akselerasi AI di Indonesia
- Paket Hot Deals dengan Harga Terbaik di Grand Mercure Yogyakarta Adisucipto
- KAI Daop 6 Yogyakarta Umumkan Ketentuan Pesan Tiket Kereta Api di KAI Access Bisa Dilakukan 30 Menit Sebelum Berangkat
- Donald Trump Bakal Kenakan Tarif Impor 200 Persen untuk Produk Obat, Ini Kata Produsen Indonesia
Advertisement
Advertisement