Advertisement

HPP Gabah dan Beras Naik, Pengamat: Berikan Margin Keuntungan yang Wajar untuk Petani

Anisatul Umah
Senin, 10 Juni 2024 - 18:37 WIB
Arief Junianto
HPP Gabah dan Beras Naik, Pengamat: Berikan Margin Keuntungan yang Wajar untuk Petani Ilustrasi warga di Kalurahan Ngalang, Gedangsari sedang menjemur gabah di pinggir jalan. - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pangan Nasional (Bapanas) menetapkan Harga Pokok Penjualan (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat Rp6.000 per kg dan di tingkat penggilingan Rp6.100 per kg. Kemudian harga beras di gudang Bulog Rp11.000 per kg.

Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UMY, Oki Wijaya mengatakan sebelumnya GKP di tingkat petani Rp5.000 per kg, di tingkat penggilingan Rp5.100 per kg, dan harga beras di gudang Bulog adalah Rp9.950 per kg.

Advertisement

Menurutnya, kenaikan ini untuk memberikan margin keuntungan yang wajar bagi petani. "Dirancang dengan mempertimbangkan peningkatan biaya produksi serta kebutuhan," ujar dia, Senin (10/6/2024).

Dia menjelaskan penetapan ini berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) No. 167/2024 tentang Fleksibilitas Harga Pembelian Gabah dan Beras dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah, dengan tujuan meningkatkan pendapatan petani dan menjaga stabilitas harga selama masa panen raya.

Oki menjelaskan, biasanya saat panen raya harga gabah turun karena peningkatan pasokan. Melalui fleksibilitas HPP yang diberikan kepada Bulog untuk membeli gabah pada harga yang lebih tinggi, diharapkan harga gabah dan beras tidak anjlok. "Ini justru membantu memastikan pendapatan petani tetap stabil dan pasokan beras di pasar terjaga," jelasnya.

BACA JUGA: HPP Gabah Terbaru Dinilai Merugikan Petani

Selain itu, penyerapan gabah oleh Bulog untuk memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP) juga berkontribusi pada stabilitas harga dan mengurangi ketergantungan pada impor beras.

Lebih lanjut dia mengatakan, kenaikan HPP gabah dan adalah langkah yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan petani, menjaga stabilitas harga, dan memastikan ketersediaan beras di pasar.

Menurutnya, gap antara harga gabah dan beras mencerminkan biaya pengolahan yang wajar. Intervensi pemerintah melalui Bulog diharapkan dapat mencegah penurunan harga yang drastis selama masa panen raya. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan. "Bagi seluruh rantai pasok padi dan beras di Indonesia," lanjutnya.

Dia  menyebut berdasarkan berbagai hasil riset analisis usaha tani padi, biaya produksi padi berkisar antara Rp1.333-Rp 2.333 per kg.

Dengan harga GKP sebesar Rp6.000, margin keuntungan yang diperoleh petani menjadi signifikan, berkisar Rp3.667-Rp4.667 per kg.

Harga beras di gudang Bulog Rp11.000 per kg masih memberikan ruang untuk margin keuntungan yang wajar bagi penggilingan.

Hal ini mengingat biaya pengolahan gabah menjadi beras, termasuk penggilingan, transportasi, dan penyimpanan, berkisar Rp800 hingga Rp1.800 per kg. "Perbedaan harga antara gabah dan beras mencerminkan biaya pengolahan dan distribusi yang wajar.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tak Hanya Kasus Mbah Tupon, Dugaan Mafia Tanah di Bantul Juga Terjadi di Tamantirto Kasihan

Bantul
| Minggu, 04 Mei 2025, 10:27 WIB

Advertisement

alt

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng

Wisata
| Minggu, 27 April 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement