Advertisement
Bea Cukai Yogyakarta Berkomitmen Cegah Pakaian Bekas Impor Ilegal
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bea Cukai Yogyakarta menyampaikan turut berupaya memberantas pakaian bekas impor ilegal ke DIY. Kepala Kantor Bea Cukai Yogyakarta, Tedy Himawan mengatakan Bea Cukai Yogyakarta concern dalam upaya pemberantasan ini.
Dia menyebut di DIY banyak kawasan berikat sekitar 24 dan di antara kawasan berikat ini banyak produk konveksi atau garment. Oleh sebab itu sebisa mungkin pakaian bekas tidak masuk.
"Kami concern ya, juga ikut memberantas itu khususnya di Jogja," ucapnya beberapa waktu lalu.
Menurutnya sepanjang membayar bea masuk, pajak-pajak, hingga izin dipenuhi maka akan diizinkan. Tedy menyebut Bea Cukai juga memiliki tugas crawling dengan menganalisis media internet.
Lebih lanjut dia mengatakan sudah pernah ada penindakan sekitar Maret 2024 lalu. Pakain bekas yang dimusnahkan terdiri dari 120 ballpress dan 18 karung pakaian bekas dengan perkiraan nilai barang Rp258 juta. Hasil temuan ini dimusnahkan di Semarang dengan dibakar.
"Di Semarang memang perusahan yang memusnahkan barang-barang termasuk limbah rumah sakit, dimasukan tungku langsung terbakar," lanjutnya.
BACA JUGA: Ini Daftar Cabai Berbagai Negara Mulai dari Paling Pedas, Cabai Rawit Indonesia Urutan Tujuh
Sebelumnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY berharap Satgas impor ilegal yang sudah digencarkan bisa berjalan konsisten. Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti mengatakan beberapa kebijakan yang dibuat diharapkan bisa menekan impor.
Menurutnya saat ini juga sedang dilakukan proses investigasi terkait dengan dumping. Ada produk tertentu dari negara tertentu masuk ke Indonesia dengan harga lebih murah dari negara asal.
"Menteri perdagangan mulai cut beberapa impor ilegal, baju-baju bekas ilegal, elektronik dan segala macam," ucapnya.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Stabilisasi Harga Beras, Disperindag DIY Ajukan Usulan Tambahan Anggaran untuk Operasi Pasar
- Daya Beli Menurun, Penggunaan Layanan Buy Now Pay Later Justru Meningkat, Indef: Hati-hati Kredit Macet!
- Hingga September 2024, Belum Ada Perusahaan DIY Daftar IPO, Ini Kendalanya
- Profil Dirut Baru Bulog Wahyu Suparyono Penganti Bayu Krisnamurthi
- Penghasilan Makin Tipis, Daya Beli Kelas Menengah di Indonesia Turun, APPBI: Lebih Suka Barang Murah
Advertisement
Pemkab Gandeng Kampus Wujudkan UMKM Sleman Naik Kelas Lewat Program Satu Sama Bunda
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Petani Tembakau dan Pengusaha Kompak Tolak Kenaikan Cukai Rokok
- Aturan Kemasan Polos Dipertanyakan oleh Industri Tembakau Alternatif
- Kehadiran Kementerian Perumahan Prabowo Didukung Menteri PUPR, Ini Alasannya
- Cek Harga Pangan Hari Ini, Kamis 12 September 2024: Telur Ayam dan Daging Sapi Naik
- Gara-gara SLIK Bermasalah Penjualan Mobil Turun
- Ternyata Proses Cetak Selembar Uang Kertas Butuh Waktu Nyaris Sebulan
- Angkat Produk Lokal, Alfamart Pasarkan 8 Produk UMKM Kota Jogja
Advertisement
Advertisement