Advertisement

Minyak Atsiri hingga Kerajinan Anyaman Dongkrak Ekspor DIY Juli 2024

Anisatul Umah
Kamis, 05 September 2024 - 16:57 WIB
Ujang Hasanudin
Minyak Atsiri hingga Kerajinan Anyaman Dongkrak Ekspor DIY Juli 2024 Foto ilustrasi hasil kerajinan anyaman / Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA— Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY menyampaikan peningkatan ekspor DIY pada Juli 2024 sebesar 7,85% secara bulanan didukung oleh peningkatan produk ekspor minyak atsiri, pakaian jadi bukan rajutan, barang-barang dari kulit, produk kertas karton, dan kerajinan anyaman.

Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti mengatakan produk-produk tersebut merupakan unggulan ekspor DIY. Sehingga sampai saat ini Disperindag DIY terus membina dan memfasilitasi melalui berbagai program dan kegiatan.

Advertisement

"Untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan ekspor untuk produk tersebut," ucapnya, Kamis (5/9/2024).

Ia berharap agar tren peningkatan ekspor masih bisa dipertahankan. Serta kondisi global bisa semakin membaik, sehingga memberikan dampak positif pada ekspor dan impor di Indonesia secara umum dan secara khusus di DIY.

Lebih lanjut Syam mengatakan untuk impor Juli 2024 paling besar terjadi pada produk lokomotif dan peralatan kereta api. Lalu kain rajutan, mesin-mesin, serta plastik dan barang dari plastik.

"Dimana barang-barang tersebut merupakan bahan baku produksi maupun mesin produksi baik untuk barang dan jasa," jelasnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat selama Juli 2024 ekspor DIY mencapai 47,94 juta dolar AS naik 7,85% secara bulanan atau (month-to-month/mtm). Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan ekspor DIY Juli 2024 merupakan yang tertinggi sepanjang 2024. Secara tahunan juga meningkat di mana pada Juli 2023 ekspor DIY hanya 37,36 juta dolar AS.

BACA JUGA: Ekspor Bantul Meningkat 2 Kali Lipat Tahun Ini, Kebanyakan dari Sektor Ini

Negara tujuan ekspor paling tinggi adalah Amerika Serikat sebesar 21,74 juta dolar AS andilnya 45,35% dari total ekspor DIY. Kedua Jerman dengan nilai 3,68 juta dolar AS andilnya 7,68%, ketiga Australia 2,37 juta dolar AS dengan andil 4,94%. Disusul Belanda hingga Malaysia.

Sementara untuk komoditas ekspor berdasarkan golongan barang yang tertinggi adalah pakaian jadi bukan rajutan sebesar 17,84 juta dolar AS andilnya 37,21%. Kedua, barang-barang dari kulit sebesar 5,5 juta dolar AS dengan andil 11,47%.

"Selanjutnya perabot dan penerangan rumah 4,84 juta dolar AS andil 10,10%, barang lain nilainya di bawah 4,5 juta dolar AS dan andil di bawah 9%," ungkapnya.

Share tiga besar ekspor Januari - Juli 2024 dari DIY pertama adalah pakaian jaid bukan rajutan nilainya 110,22 juta dolar AS dengan andil 37,49%. Kedua perabot penerangan rumah 33,34 juta dolar AS andil 11,34%, dan barang-barang dari kulit 30,61 juta dolar AS andil 10,41%.

Senada dengan ekspor, impor DIY pada Juli 2024 juga mengalami peningkatan. Impor DIY pada Juli 2024 mencapai 16,81 juta dolar AS naik 27,83% secara bulanan. Dibandingkan tahun lalu juga naik di mana Juli 2023 sebesar 9,20 juta dolar AS.

Herum menjelaskan negara asal impor DIY terbesar adalah Tiongkok dengan nilai
5,39 juta dolar AS andilnya 32,06%. Kemudian AS nilainya mencapai 4,75 juta dolar AS andil 28,26%.

"Disusul Hongkong 2,93 juta dolar AS andil 17,43%. Kemudian Korsel hingga Vietnam nilainya di bawah 1,5 juta dolar AS dengan andil di bawah 8%," kata Herum.

Ia menjelaskan komoditas impor terbesar berdasarkan golongan barang pertama adalah lokomotif dan peralatan kereta api sebesar 4,58 juta dolar AS dengan andil 27,25%, kedua kain rajutan sebesar 3,21 juta dolar AS andil 19,10%, dan ketiga filamen buatan dengan nilai 1,22 juta dolar AS dengan andil 7,26%. Berikutnya plastik dan barang dari plastik hingga mesin/peralatan listrik di bawah 1,2 juta dolar AS andilnya di bawah 7%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tanaman Cabai di Galur Terserang Hama, Dinas Pertanian Kulonprogo Lakukan Ini

Kulonprogo
| Senin, 16 September 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement