Advertisement

Bekerja ibarat Seni, Berpegang pada Cipta, Rasa, dan Karsa

Anisatul Umah
Jum'at, 13 September 2024 - 18:07 WIB
Arief Junianto
Bekerja ibarat Seni, Berpegang pada Cipta, Rasa, dan Karsa General Manager Grand Altuz Hotel Yogyakarta, Dewa Gede Anuraga. - Harian Jogja/Anisatul Umah

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Bagi General Manager Grand Altuz Hotel Yogyakarta, Dewa Gede Anuraga, memimpin adalah sebuah seni. Membawahi sekitar 60 karyawan, Gede selalu berpegang pada cipta, rasa, dan karsa dalam menjalankan seni kepemimpinannya.

Menurut Gede, setiap orang punya cipta, rasa, dan karsa. Cipta adalah segala sesuatu yang diciptakan Tuhan untuk berkreasi; rasa dihadirkan oleh panca indra tidak hanya lidah tetapi indra lain termasuk firasat dan intuisi. Kemudian karsa berkaitan dengan ambisi dan passion.

Advertisement

Ketika menjalankan organisasi, kata Gede, sudah ada yang namanya Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus dijalankan.

Namun, untuk mencapai tujuan yang sama, tidak semata-mata berpegang pada SOP. Itulah, kata dia, gunanya manusia punya cipta, rasa, dan karsa.

Dia selalu mencoba membuat penyesuaian setiap bertemu orang. Setiap karyawan yang datang ke kantor berangkat dari kondisi yang berbeda-beda. Jika mereka terlihat senang, Gede akan lebih banyak memotivasi, jika kelihatan kurang bersemangat dia akan ajak bicara dengan pelan-pelan. "Kalau on paper kan mestinya kerja enggak boleh begini, profesional. Enggak melulu SOP diterjemahkan mentah-mentah," ucapnya, beberapa waktu lalu.

Di situlah letak bedanya, kata dia. Kendati memiliki target yang sama, tetapi proses melaksanakan pekerjaan berbeda, antara yang tulus dan yang tidak.

Meski begitu, dalam mencapai target dia tidak membantah memang ada saja kendala. Tetapi komunikasi selalu dikedepankan. Setiap kali memberikan instruksi, Gede mengaku akan menanyakan ulang apakah sudah benar-benar ditangkap atau belum.

Hal itu, menurut dia, mampu meminimalkan potensi miskomunikasi. Belum lagi terkadang harus berhubungan dengan generasi yang berbeda. Dia harus berusaha menyelami lebih dalam lagi untuk bisa menyesuaikan dengan mereka. "Sama-sama tercapai tetapi rasanya beda, di sanalah value-nya," kata laki-laki kelahiran Bali, 42 tahun silam itu.

Kultur Bekerja

Sekitar 20 tahun Gede bekerja di bisnis hospitality. Setiap kali berpindah kerja dia selalu belajar kultur dan kearifan lokal tempatnya bekerja.

Misalnya di Jogja, sebagai orang asli Bali belum semua hal sudah dia pahami tentang Jawa khususnya Jogja. Kendati begitu, dia mengaku senang belajar untuk menyesuaikan dengan stafnya yang kebanyakan berasal dari Jogja dan Jawa Tengah.

Khususnya, belajar cara bertata krama di tempatnya bekerja. Sampai saat ini dia masih terus belajar. "Jadi terasa enak ketika meminta ke orang, tahu local peoplenya seperti apa," tutur lulusan Sastra Inggris tersebut.

Lebih lanjut, dia mengaku tertarik untuk bekerja di bisnis hospitality karena banyak bertemu orang. Senang untuk belajar tentang karakter. Bagaimana cara berkomunikasi agar bisa nyambung dan lainnya. "Saya senang ketemu orang, saya banyak belajar."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tak Kandangkan Semua Mobil Dinas, Pemkab Bantul Akan Intensifkan Pengawasan Selama Masa Kampanye

Bantul
| Rabu, 18 September 2024, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Mie Kangkung Belacan Jadi Primadona Wisata Kuliner Medan

Wisata
| Selasa, 17 September 2024, 22:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement