Advertisement
Ini Tips Memilih Asuransi Menurut OJK DIY

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Asuransi bisa memberikan rasa aman dalam hal kesehatan dan jiwa bagi individu. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY berbagi sejumlah kiat dalam memilih produk asuransi.
Kepala OJK DIY, Eko Yunianto menghimbau agar masyarakat memilih produk asuransi sesuai dengan kebutuhan. Bukan karena tertarik kepada promo dan hadiah yang ditawarkan atau karena terpaksa.
BACA JUGA: OJK: Pembiayaan Paylater Capai Rp7,9 Triliun Per Agustus 2024
Dia juga menyarankan agar memilih agen yang profesional dan bersertifikat. Agen yang membantu mengurus asuransi harus dipastikan agen profesional yang memiliki sertifikasi keagenan.
"Selain hal tersebut, pastikan pula agen mau dan mampu membantu serta mengurus keperluan asuransi," kata Eko dalam keterangan resmi FEB UGM, dikutip, Selasa (8/10/2024).
Eko juga menyarankan untuk memilih asuransi yang telah berizin OJK. Kondisi keuangan perusahaan sehat dan memiliki Risk Based Capital (RBC) minimal 120%.
Lebih lanjut dia mengatakan perlu juga menggali manfaat dan risiko produk asuransi. Masyarakat dihimbau menanyakan secara rinci tentang manfaat yang diberikan, kondisi yang dipersyaratkan, dan pengecualian jaminan yang sering menjadi alasan penolakan pengajuan klaim oleh pihak perusahaan pengasuransi.
Tips lain dalam berasuransi adalah dengan memastikan pengisian data dengan benar. Memastikan periode pembayaran premi, serta membaca dan meneliti polis dan semua lampiran yang telah diterima. Melalui langkah-langkah tersebut diharapkan bisa meminimalisir kerugian saat pertama kali memilih asuransi.
"Gali Informasi perusahaan asuransi untuk mengenal lebih banyak tentang kapasitas perusahaan yang akan dipilih, terutama dari pelayanan klaim," jelasnya.
Menurutnya OJK punya peran penting melindungi konsumen melalui edukasi, literasi keuangan. Ia juga menekankan prinsip 2L dalam melakukan transaksi, yaitu legal dan logis. Dalam setiap jenis transaksi, konsumen harus memastikan transaksinya dilakukan dengan perusahaan yang legal dan masuk akal untuk menghindari risiko penipuan.
Direktur Kepatuhan Mandiri Inhealth, Marihot H. Tambunan menjelaskan setiap individu perlu melakukan pengukuran dalam menghadapi risiko. Jika resikonya rendah, seperti sakit flu biasa maka kita tak perlu mengambil asuransi dan tabungan atau dana darurat mungkin sudah cukup.
"Namun jika resikonya tinggi, seperti sakit yang kritis dan berkepanjangan, asuransi merupakan solusi yang lebih tepat," ucapnya.
Masyarakat juga perlu menentukan pilihan, apakah ingin mengambil asuransi jiwa atau asuransi umum. Pada asuransi umum, seseorang hanya bisa memiliki satu polis dari satu perusahaan untuk risiko yang sama. Sedangkan pada asuransi jiwa, nasabah dapat memiliki lebih dari satu polis dari berbagai perusahaan.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Indonesia Tidak Akan Krisis Moneter, LPS Kembangkan EWS Ekonomi
- Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, 134.000 Naik Kereta Api dari Jakarta
- 96 Unit KRL Baru Siap Meluncur di Jabodetabek
- Cadangan Beras Indonesia Capai 4 Juta Ton, Mentan: Simbol Kemandirian Bangsa
- Gedung Putih Banding Atas Putusan Pengadilan Perdagangan Yang Membatalkan Tarif Trump
Advertisement

Begini Cara Pesan Tiket Bus Sinar Jaya ke Pantai Parangtritis dan Baron Gunungkidul
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- PLN Siap Listriki 780 Ribu Rumah Tangga Lewat Program Lisdes 20252029 di RUPTL Baru
- Marketing Perumahan Gen Z Tertarik Rumah Mewah, Preferensi Baru Kekuatan Daya Beli di Tengah Inflasi
- Cadangan Beras Nasional Mencapai 4 Juta Ton, Menteri Pertanian: Jadi Tonggak Kemandirian Pangan
- Hari Ini Harga Emas Antam Turun Banyak, Termurah di Bawah Rp1 Juta
- Menjamin Simpanan Nasabah, LPS Sebut Punya Cadangan Rp255 Triliun
- Indonesia Tidak Akan Krisis Moneter, LPS Kembangkan EWS Ekonomi
- Cadangan Beras Nasional 4 Juta Ton, Pemerintah Diminta Lepas ke Pasar untuk Kendalikan Harga
Advertisement
Advertisement