Advertisement
Pertumbuhan Kredit dan Tabungan di Bank Syariah Melambat

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pertumbuhan kredit dan tabungan perbankan syariah di Indonesia kembali melambat pada Maret 2025.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah tumbuh 8,84% secara tahunan (year on year/YoY), dari Rp599,37 triliun per Maret 2024 menjadi Rp652,36 triliun per Maret 2025. Realisasi itu melambat dari pertumbuhan 9,17% YoY pada bulan sebelumnya.
Advertisement
“Pembiayaan perbankan syariah tumbuh 8,4 persen, kontribusi asuransi syariah tumbuh 8,13%, dan piutang pembiayaan syariah tumbuh 9,5 persen,” dikutip dari keterangan resmi OJK, Sabtu (10/5/2025).
Dari segi dana pihak ketiga (DPK) alias simpanan, perbankan syariah mengantongi nilai Rp730,37 triliun pada Maret 2025, tumbuh 5,68% dibandingkan pada Maret 2024 yang senilai Rp691,1 triliun.
Laju pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar 7,91% YoY hingga mencapai Rp729,56 triliun.
Aset perbankan syariah hingga periode yang sama tercatat sebesar Rp960,82 triliun, yang mencerminkan pangsa pasar (market share) sebesar 7,42% dari perbankan nasional.
Terkait dengan rasio kinerja, rasio pembiayaan terhadap pendanaan (FDR) baik dari bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) tercatat sebesar 88,68% hingga bulan ketiga tahun ini, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 87,46%.
BACA JUGA: Distribusi LPG 3 Kg Bakal Diawasi Badan Khusus
Rasio permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) bank umum syariah berada pada level 25,1% per Maret 2025, stabil dibandingkan 25,3% pada Februari 2025.
Dari segi tingkat profitabilitas yang tercermin dari return on assets (ROA), industri perbankan syariah membukukan angka 2,0%, naik dibandingkan 1,89% pada bulan sebelumnya.
Mengenai kualitas pembiayaan, BUS dan UUS mencatatkan rasio non-performing financing (NPF) gross sebesar 2,22% pada bulan ketiga 2025. NPF net tercatat pada angka 0,86%.
Terakhir, dari aspek likuiditas, rasio alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) bank umum syariah mencapai angka 138,55%. Rasio alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) bank umum syariah pun berada pada level 29,05% pada waktu yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ongkir Gratis Dibatasi Pemerintah, Kini Hanya Boleh Tiga Hari dalam Sebulan untuk Seluruh E-Commerce
- Apindo DIY Dorong Refocusing Anggaran Semester II Lebih Dukung UMKM
- Ini Upaya OJK DIY Tekan Gap Literasi dan Inklusi Keuangan yang Masih Lebar
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
Advertisement

Jadwal KRL Solo Jogja dari Stasiun Palur sampai Stasiun Tugu Jogja, Sabtu 17 Mei 2025
Advertisement

Status Geopark Kaldera Toba Terancam Dicabut UNESCO, DPR Ingatkan Pemerintah
Advertisement
Berita Populer
- Cek Harga Pangan Hari Ini, Jumat 16 Mei 2025, Daging Ayam Turun
- BEI Berikan Edukasi dan Literasi kepada Atlet Sepakbola Putri Indonesia
- Seperti Apa Dampak Kebijakan Buka Blokir Anggaran Bagi DIY? Ini Kata Ekonom
- Ini Pesan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo untuk Pejabat BI DIY yang Baru Agar Ekonomi DIY Makin Kuat
- Ongkir Gratis Dibatasi Pemerintah, Kini Hanya Boleh Tiga Hari dalam Sebulan untuk Seluruh E-Commerce
Advertisement